TRIBUNAMBON.COM - Berikut ini adalah pengertian Hari Tasyrik dan amalan-amalan sunah yang bisa dikerjakan.
Umat Islam telah merayakan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah pada 10 Dzulhijjah 1443 Hijriyah.
Setelah itu akan memasuki Hari Tasyrik yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13 Dulhijjah.
Pengertian Hari Tasyrik
Melansir dari tayangan YouTube Firanda Andirja, Hari Tasyrik adalah hari yang dianjurkan Umat Islam untuk mengingat Allah.
Hari Tasyrik juga hari yang mana Umat Islam dianjurkan untuk makan dan minum di hari kemenangan.
Allah SWT menyebut Hari Tasyrik ini sebagai hari yang sangat baik.
Ustaz Firanda menyebut jika Allah menyeru kepada hambaNya untuk berzikir di hari-hari tersebut.
"Kepada siapapun Allah menganjurkan untuk berzikir kapanpun.
Allah menyeru juga untuk makan dan minum namun tetap mengingat Allah SWT," ujarnya dalam ceramah tersebut.
Mengapa disebut sebagai Hari Tasyrik?
Sebagian ulama mengatakan jika Tasyrik artinya meletakkan daging di bawah matahari.
Diceritakan Ustaz Firanda, daging-daging tersebut diberi garam dan diasinkan, kemudian dijadikan sebagai metode mengawetkan daging.
"Ini tidak lain untuk metode mereka dahulu untuk mengawetkan daging.
Dengan menjemur dan memberi garam serta diasinkan di bawah matahari," sambungnya.
Mengutip dari laman Youtube Tribunnews, di Hari Tasyrik Umat Islam juga tidak diizinkan untuk berpuasa.
Dilarangnya berpuasa pada hari Tasyrik karena hari tersebut merupakan hari yang harus dirayakan.
Meskipun tidak diperbolehkan puasa pada Hari Tasyrik, ada amalan-amalan yang dapat dilakukan umat Muslim di hari tersebut.
Penyuluh Agama Islam Kemenag Surakarta, M Hasbullah Agus Sumarno menjelaskan amalan yang dilakukan pada Hari Tasyrik.
Amalan Sunah di Hari Tasyrik
1. Memperbanyak berzikir
Hari Tasyrik adalah saat sa'atul ijabah.
Perbanyaklah berdoa, dan banyak berzikir karena Hari Tasyrik merupakan hari dijabahnya doa.
2. Meningkatkan ketaatan dan ketaqwaan
Hasbullah mengatakan, hari Tasyrik adalah rangkaian dari Yaumul Qadhiyah.
Disarankan untuk senantiasa meningkatkan taat dan takwakepada Allah.
Hal itu agar memiliki nilai yang sama atau setidaknya mendekati para nabi-nabi yang luar biasa ketaatan dan ketakwaannya.
3. Mensyukuri nikmat Allah
Apapun yang diberikan Allah SWT adalah karunia baik itu sifatnya kesehatan maupun kekayaan.
Hal-hal tersebut wajib disyukuri.
Allah berfirman,
لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
La in syakartum la azidannakum wala in kafartum inna adzabi lasyadid
Artinya: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.
Apapun yang terjadi di hari tasyrik, maka harus selalu disyukuri.
"Terima apa adanya, dengan senantiasa menerima ketentuan Allah dan melaksanakan segala perintahnya dengan semaksimal mungkin," ujar Hasbullah.
4. Perbanyak silaturahmi
Hasbullah menyarankan di hari tasyrik untuk mengunjungi keluarga, saudara, orang tua, atau kerabat.
Hal ini dapat mempererat tali kekeluargaan.
Namun, karena situasi pandemi membatasi ruang gerak, silaturahim dapat dilakukan dengan jarak jauh seperti telepon dan video call.
(TribunAmbon.com)(Tribunnews/Widya)