JAKARTA, TRIBUNAMBON.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan jajarannya untuk memastikan kebutuhan dasar para korban terdampak bencana di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) segera terpenuhi.
Karena kata Presiden sampai hari kemarin, bantuan yang dikirimkan belum sampai ke lokasi bencana.
"Segera tangani dan penuhi kebutuhan para pengungsi meskipun saya tahu hari Minggu sudah beberapa di kirim ke NTT, NTB, tetapi karena cuaca yang sangat ekstrem bantuan itu belum bisa masuk ke lokasi sampai kemarin saya lihat," kata Jokowi dalam rapat terbatas penanganan bencana di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, (6/4/2021).
Presiden memerintahkan Kepala BNPB Letnan Jenderal Doni Monardo untuk mendata tempat pengungsian warga yang menjadi korban bencana di NTB dan NTT.
Presiden meminta BNPB pastikan tempat pengungsian tersebut layak dan bantuan sampai ke lokasi pengungsian.
"Logistiknya, tendanya, dapur lapangannya untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi para pengungsi," katanya.
Presiden juga mengingatkan BNPB untuk memastikan kebersihan dan sanitasi di lokasi pengungsian. Terutama ketersediaan MCK dan air bersih.
"Juga kebutuhan untuk bayi dan anak-anak," pungkas Presiden.
Sebelumnya Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, siklon tropis Seroja ini berdampak di 8 wilayah administrasi kabupaten dan kota di NTT.
Ada pun wilayah yang terdampak antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor.
Raditya juga menyebutkan, bahwa ada total 128 warga yang meninggal dunia akibat bencana tersebut.
"Total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12," kata Raditya dalam keterangan pers resmi BNPB, Selasa (6/4/2021).
Selain itu, ia juga mengupdate data terkait total korban hilang yang mencapai mencapai 72 orang.
Yakni, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.
Bencana cuaca ekstrem di beberapa wilayah tadi juga berdampak pada sejumlah kerugian total antara lain 1.962 unit rumah terdampak, 119 unit rumah rusak berat, 118 unit rumah rusak sedang dan 34 unit rumah rusak ringan, sedangkan fasilitas umum 14 unit rusak berat, 1 rusak ringan dan 84 unit lain terdampak.
Rincian kerusakan sektor pemukiman sebagai berikut;
1. Kota Kupang
- 10 unit rumah rusak sedang
- 657 unit rumah terdampak
2. Kabupaten Flores Timur
- 82 unit rumah rusak berat
- 34 unit rumah rusak ringan
- 97 unit rumah terdampak
- 8 unit fasum rusak berat
3. Kabupaten Malaka
- 1.154 unit rumah terdampak
- 65 fasum terdampak
4. Kabupaten Ngada
- 4 unit rumah rusak berat
- 2 unit rumah rusak sedang
- 1 fasum terdampak
5. Kabupaten Sumba Barat
- 54 unit rumah terdampak
6. Kabupaten Sumba Timur
- 7 fasum terdampak
7. Kabupaten Rote Ndao
- 12 unit rumah rusak berat
8. Kabupaten Alor
- 21 unit rumah rusak berat
- 106 unit rumah rusak berat
- 6 fasum rusak berat
- 1 fasum rusak ringan
- 11 fasum terdampak
Terkait pascakejadian, BPBD kabupaten dan kota dibantu dengan multipihak masih terus melakukan penanganan darurat bencana, seperti evakuasi, penyelamatan, pelayanan di pengungsian, distribusi logistik maupun pembukaan akses ke wilayah terisolir.
Kementerian dan lembaga di bawah kendali BNPB juga memberikan dukungan kepada pemerintah daerah terdampak siklon tropis tersebut.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Presiden Minta BNPB Segera Data Lokasi Pengungsian Bencana NTB dan NTT.