TRIBUNAMBON.COM - Puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi kaum muslim yang telah memenuhi syarat-syarat.
Namun, terdapat orang-orang yang tidak diwajibkan baginya untuk melakukan puasa di bulan Ramadhan.
Dilansir oleh buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan karya Abu Maryam Kautsar Amru terdapat delapan orang yang tidak wajib baginya untuk berpuasa.
Baca juga: Simak 4 Keutamaan Bulan Ramadhan yang Perlu Diketahui
Baca juga: Simak Perintah Menjalankan Puasa Ramadhan dalam Surah Al-Baqarah Ayat 183-185
Delapan orang tersebut adalah:
1. Orang Kafir atau Non Muslim
2. Anak yang Belum Baligh
3. Orang Sakit
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 184:
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“(yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari yang lain.
Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah yaitu memberi makan seorang miskin.
Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
4. Orang yang Sudah Tua Renta
Orang yang tua renta dan tidak mampu berpuasa, maka diperbolehkan untuk tidak menjalankan puasa.
Sebagai gantinya dengan membayar fidyah yaitu memberi makan orang miskin.
Hal tersebut terdapat dalam firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 184:
وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ
“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.”
5. Wanita Hamil dan Wanita Menyusui
Wanita yang hamil atau menyusui mendapatkan rukhshah (keringanan) untuk tidak berpuasa.
إذا خَافَتِ الحاملُ على نفسها والمرضِعُ على ولدها في رمضان : يُفطران ويُطعمان مكانَ كل يومٍ مسكيناً، ولا يقضيان صوماً
“Jika seorang wanita hamil mengkawatirkan dirinya dan wanita menyusui mengkawatirkan anaknya di bulan Ramadhan (jika mereka berdua berpuasa) maka mereka berdua berbuka dan membayar fidyah untuk setiap hari dengan memberi makan kepada seorang miskin, dan keduanya tidak mengqodho.”
(Diriwayatkan oleh At-Thobari no 2758. Syaikh Al-Albani berkata, “Isnadnya shahih sesuai dengan persyaratan Imam Muslim lihat al-Irwaa 4/19)
Ibnu Abbas pernah melihat wanita yang hamil atau menyusui, maka beliau berkata:
أَنْتِ بِمَنْزِلَةِ الَّذِي لاَ يُطِيْقُ، عَلَيْكِ أَنْ تُطْعِمِي مَكَانَ كُلَّ يَوْمٍ مِسْكِيْنًا وَلاَ قَضَاءَ عَلَيْكِ
“Kedudukanmu seperti orang yang tidak mampu untuk berpuasa, maka hendaknya engkau memberi makan seorang miskin untuk ganti setiap hari berbuka, dan tidak ada qodho bagimu.”
(Diriwayatkan oleh Al-Bazzaar dalam musnadnya 11/227 no 4996 dan Ad-Daruqthni dalam sunannya 3/196 no 2382 dan Ad-Daruquthni berkata, “Ini adalah isnad yang shahih”)
Selain itu, Ibnu Abbas juga berkata:
الحاملُ والمرضعُ تفطر ولا تَقٌضِي
"Wanita hamil dan wanita menyusui berbuka dan tidak mengqodho."
(Diriwayatkan oleh Ad-Dahruqthni dalam sunannya 2/196 no 2385, dan dishahihkan oleh beliau).
Selain Ibnu Abbas, Ibnu Umar juga berpendapat sama.
أَنَّ امْرَأَةً سَأَلَتْهُ وَهِيَ حُبْلَى فَقَالَ أَفْطِرِي وَأَطْعِمِي عَنْ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِينًا ، وَلاَ تَقْضِي
"Ada seorang wanita hamil bertanya kepada Ibnu Umar, maka Ibnu Umar berkata, “Berbukalah dan berilah makan kepada seorang miskin untuk mengganti setiap harinya, dan janganlah mengqodhlo”
(HR Ad-Daruquthni dalam sunannya 2/196 no 2388. Abdurrozzaq dalam mushonnafnya 4/217 no 7558, 7559, dan 7561 juga meriwayatkan atsar dari Ibnu Umar dengan makna yang sama dengan riwayat diatas).
Ibnu Qudamah berkata:
"Tidak ada dari para sahabat yang menyelisihi mereka berdua (Ibnu Abbas dan Ibnu Umar)” (Al-Mughni 4/394)
6. Orang Gila atau Orang yang Hilang Kesadarannya
7. Mujahid yang sedang berjihad fii sabilillaah dan Memerlukan Makanan Serta Minuman untuk Menguatkan Badannya Guna Berjihad
عن قزعة قال : أتيت أبا سعيد الخدري رضي الله عنه وهو مكسور عليه. فلما تفرق الناس عنه، قلت: إني لا أسألك عما يسألك هؤلاء عنه. سألته عن الصوم في السفر ؟ فقال: سافرنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى مكة ونحن صيام. قال: فنزلنا منزلا. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “إنكم قد دنوتم من عدوكم والفطر أقوى لكم”. فكانت رخصة. فمنا من صام ومنا من أفطر. ثم نزلنا منزلا آخر. فقال: “إنكم مصبحوا عدوكم. والفطر أقوى لكم، فأفطروا” وكانت عزمة. فأفطرنا. ثم قال: رأيتنا نصوم، مع رسول الله صلى الله عليه وسلم بعد ذلك، في السفر.
Dari Faza’ah ia berkata, “Aku pernah datang kepada Abu Said Al-Khudri ketika ia sedang menerima tamu yang banyak. Setelah para tamu sudah bubar, aku katakan kepada Abu Said, ‘Aku tidak menanyakan kepadamu apa yang ditanyakan oleh mereka tadi. Aku menanyakan perihal puasa ketika safar’.
Maka Abu Said berkata, “Kami pernah melakukan safar menuju Makkah bersama Rasulullah shallalaahu ‘alaihi wa sallam ketika kami sedang berpuasa. Lalu kami berhenti di suatu tempat. Kemudian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Sesungguhnya kalian telah dekat dengan musuh kalian dan berbuka akan lebih menguatkan tubuh kalian’
Hal itu merupakan rukhshah (keringanan). Sebagian dari kami ada yang berpuasa, dan sebagian yang lain ada yang berbuka. Kemudian kami berhenti lagi di tempat lain. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam kembali bersabda,
‘Sungguh, kalian besok pagi akan menghadapi musuh, dan berbuka akan lebih menguatkan tubuh kalian. Oleh karena itu, berbukalah kalian!’.
Lalu kami pun berbuka. Setelah peristiwa itu, aku ketahui bahwa kami berpuasa bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ketika safar”
(HR. Muslim no. 1120)
8. Wanita yang Sedang Haid atau Nifas
Berita lainnya terkait Ramadhan 2021
(Tribunambon.com/ Larasati Putri Wardani)