TRIBUNAMBON.COM - Juru bicara pemerintah terkait penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan pada 27 Juni 2020, terdapat 18 provinsi yang melaporkan penambahan kasus dibawah angka 10.
Achmad Yurianto juga menyebut ada empat provinsi yang melaporkan tak ada penambahan kasus positif.
"Hari ini ada 18 provinsi yang melaporkan penambahan kasus di bawah 10 namun ada 4 provinsi yang hari ini melaporkan tidak ada penambahan kasus sama sekali," ujar Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (27/6/2020).
Achmad Yurianto juga mengatakan tercatat ada empat provinsi yang melaporkan kasus sembuh lebih banyak dari kasus konfirmasi positif baru pada hari yang sama.
Empat provinsi itu meliputi Kalimantan Selatan, Maluku, Kalimantan Barat, dan Sumatera Barat.
"Beberapa kasus sembuh yang lebih banyak dibanding kasus baru yang dilaporkan di antaranya adalah di Kalimantan Selatan. 53 kasus baru yang dilaporkan, 93 kasus sembuh," kata dia.
"Kemudian Maluku melaporkan 14 kasus baru dan 22 kasus sembuh. Kalimantan Barat ada 8 kasus baru dan ada 10 sembuh. Sumatera Barat ada 2 kasus baru dan 10 sembuh," kata dia.
Adapun untuk hari ini, Achmad Yurianto mengatakan tercatat sebanyak 576 orang sembuh dari Covid-19.
Total akumulatif pasien yang sembuh menjadi 21.909 orang.
"Total sembuh yang kita catat pada hari ini sebanyak 576 orang, sehingga totalnya menjadi 21.909 orang," ujarnya.
• Kasus Covid-19 di Jawa Timur Tertinggi di Indonesia, Gubernur Khofifah Beri Penjelasan
Protokol Jaga Jarak Dapat Turunkan Risiko Penularan Covid-19 Hingga 85 Persen
Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85 persen.
Dalam jurnal tersebut menurut dokter Reisa disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain.
"Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," kata Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Menurutnya, protokol jaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan.
Terutama, ketika berada di ruang publik, seperti transportasi umum.
Sebagaimana diketahui virus SARS-CoV-2 menular atau ditularkan melalui droplet atau percikan air liur.
Maka dalam hal ini, dokter Reisa juga menyarankan agar masyarakat tetap menggunakan masker saat harus keluar rumah, terutama apabila menggunakan layanan transportasi publik.
"Virus corona jenis baru penyebab Covid-19 menular melalui droplet atau percikkan air liur, maka wajib semua orang menggunakan masker, terutama ketika menggunakan transportasi," jelasnya.
Selanjutnya apabila terpaksa menggunakan transportasi umum, dokter Reisa mengimbau masyarakat agar menghindari memegang gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, atau barang-barang yang disentuh orang banyak.
Kalau terpaksa, maka harus langsung cuci tangan.
"Apabila tidak memungkinkan, menggunakan air dan sabun, maka dapat menggunakan hand rub dengan kadar alkohol minimal 70 persen," katanya.
Kemudian, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak meletakkan barang-barang bawaan atau tas di kursi atau lantai transportasi umum.
Selain itu, mengkonsumsi makanan atau minuman di transportasi umum juga sebaiknya tidak dilakukan, sebab dapat terkontaminasi.
"Hindari menggunakan telepon genggam di tempat umum, terutama apabila berdesakan dengan orang lain, sehingga tidak bisa menjaga jarak aman," jelasnya.
"Hindari makan dan minum, ketika berada di dalam transportasi umum. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi, apalagi kalau menggunakan tangan yang tidak bersih," tambah dokter Reisa.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tambahan Angka Pasien Sembuh di 4 Provinsi Ini Lebih Banyak Dibanding Kasus Baru Positif Covid-19