Info Terkini
Transportasi Kongres HMI ke-XXXII Tinggalkan Utang Rp. 1,2 M: Ditagih Sejak 2023 Hingga Kini Nihil
Mirisnya, utang miliaran rupiah itu tak kunjung dibayar sejak 2023 lalu yang saat itu diperuntukkan sebagai biaya transportasi
Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan Tribnambon.com, Haliyudin Ulima
BULA, TRIBUNAMBON.COM - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dililit utang senilai Rp. 1,2 Miliar pada agen perjalanan CV. Quantitas Rezeky Semesta (QRS) Travel.
Mirisnya, utang yang diperuntukan tuk biaya transportasi peserta Kongres HMI ke-XXXII di Pontianak, Kalimantan Barat, November 2023 lalu itu tak kunjung dilunasi.
Kuasa Hukum CV. QRS Travel, Fadil Rumakefing dalam rilis yang diterima Tribunambon.com, Selasa (29/7/2025) meminta itikad baik dari organisasi kemasiswaan itu.
"Berhari-hari dijanjikan, berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, saya selalu berharap ada itikad baik dari pihak terkait, namun sampai saat ini, harapan itu pupus dibawah angin," ujarnya.
Fadil meminta, tunggakan tersebut secepatnya dilunasi mengingat kerugian yang dialami kliennya, Ria Aulia selaku Direktur CV. QRS Travel.
Baca juga: Kabid Edwin Tuarlela Diduga Dalang Kisruh Miss Youth: Efrita Kecewa, Jais Ely Kena Getahnya
Baca juga: Jembatan Merah Putih Dilarang tuk Pejalan Kaki, Polisi: Kami Kerap Patroli
“Klien kami mengalami kerugian baik materil maupun inmateril," sesalnya.
Lebih lanjut dijelaskan, persoalan mendasar seperti itu mesti diselesaikan tanpa menimbulkan kegaduhan, terlebih bagi organisasi yang berlafaskan islam itu.
“Mungkin bagi organisasi sebesar HMI Rp. 1,2 Miliar ditambah dengan kerugian kami itu uang yang kecil, namun bagi kami itu uang sangat besar tuk kelangsungan hidup kami,” lanjutnya.
Sementara itu, Ria Aulia mengaku telah membicarakan persoalan tersebut sebelumnya, namun tak mendapat kejelasan atas haknya.
Bermula saat pihaknya menerima permintaan mendadak agar membantu keberangkatan kader HMI yang terkendala biaya tranportasi, namun setelah rampung diberangkatkan, utang senilai miliaran itu justru tak dilunasi dan menunggak hingga kini.
“Padahal awal memohon ke kami agar kami ambil alih untuk bisa membantu peserta yang sudah terlantar di bandara seluruh Indonesia karena tidak berangkat-berangkat, perjuangan kami tidak tidur berhari-hari agar bisa menyelesaikan pesanan dan membantu agar peserta bisa pada berangkat pun jadi sia-sia semua, hanya menyisakan kepahitan bagi kami,” sesalnya. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.