Ramadan 2025

Puasa 2025 Jatuh pada Tanggal 1 Maret Versi Muhammadiyah, Pemerintah Tunggu Hasil Sidang Isbat

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan awal puasa Ramadhan 2025 jatuh pada tanggal 1 Maret 2025.

Ist
Ilustrasi Ramadhan. Berikut jadwal awal puasa Ramadhan 2024 menurut Muhammadiyah dan Kemenag. 

TRIBUNAMBON.COM -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan awal puasa Ramadhan 2025 jatuh pada tanggal 1 Maret 2025.

Keputusan itu berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Menurut Muhammadiyah, ijtimak jelang Ramadan 1446 H terjadi pada pada Jumat, 28 Februari 2025 pukul 07.46.49 WIB.

Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta yaitu +14 derajat 11 menit 8 detik, sehingga hilal sudah wujud. 

Pada saat Matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia, Bulan berada di atas ufuk karena hilal sudah wujud.

Dengan demikian, dikutip dari muhammadiyah.or.id, tanggal 1 Ramadan 1446 H yang menandai awal puasa Ramadhan 2025 jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Warga Muhammadiyah pun dapat melaksanakan shalat Tarawih perdana pada Jumat, 28 Februari 2025 malam.

Kemudian Sabtu dini hari, mereka bisa memulai sahur dan berpuasa. 

Bagaimana dengan pemerintah?

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) masih harus menunggu sidang isbat (penetapan) terkait awal puasa 2025.

Rencananya, sidang isbat awal Ramadan 1446 Hijriah digelar pada Jumat, 28 Februari 2025.

Hasil sidang isbat puasa 2025 jatuh pada tanggal berapa versi Kemenag akan diumumkan langsung oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar setelah Maghrib-jelang Isya atau sekira pukul 19.00 WIB melalui konferesi pers.

Nantinya, Menag Nasaruddin Umar akan mengumumkan apakah 1 Ramadhan 1446 jatuh pda Sabtu 1 Maret 2025 atau Minggu 2 Maret 2025.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad mengatakan, sidang isbat puasa 2025 akan dilaksanakan di Auditorium H.M. Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta Pusat.

"Sidang akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari DPR dan Mahkamah Agung," ujarnya di Jakarta, Senin (10/2/2025).

Menurut Abu Rokhmad, ada tiga rangkaian yang akan dilakukan dalam sidang isbat. 

Pertama, pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi. 

Kedua, verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia.

Ketiga, musyawarah dan pengambilan keputusan yang akan diumumkan kepada publik.

Abu Rokhmad mengajak masyarakat menunggu hasil sidang isbat dan pengumuman pemerintah terkait awal Ramadan 2025.

"Kita berharap umat Islam di Indonesia bisa mengawali Ramadan tahun ini secara bersama-sama," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais Binsyar) pada Ditjen Bimas Islam Kemenag, Arsad Hidayat, menambahkan, berdasarkan data hisab awal Ramadan 1446 H, ijtimak terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 07.44 WIB. 

Pada hari yang sama, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’.

"Dengan kriteria ini, secara astronomi, ada indikasi kuat bahwa hilal akan terlihat. Namun, keputusan akhirnya kita tunggu berdasarkan hasil sidang isbat yang akan diumumkan Menteri Agama," sebut Arsad.

Data hisab ini akan dikonfirmasi melalui proses pemantauan hilal atau rukyatul hilal. 

Kemenag bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kemenag di berbagai daerah akan melakukan pemantauan hilal di berbagai titik di seluruh Indonesia. 

Hasil hisab dan rukyat akan dipaparkan pada sidang isbat yang dipimpin Menteri Agama.

Di sisi lain, berdasarkan kalender kalender Hijriah Indonesia 2025 yang dirilis Kemenag, awal puasa Ramadhan 2025 jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Andai nanti Kemenag menetapkan awal puasa Ramadhan 2025 jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025, maka akan sama seperti Muhammadiyah.

Jadwal Puasa 2025 Versi NU

Sama seperti pemerintah, NU juga belum menentukan awal puasa Ramadhan 2025. 

Sebab untuk menentukan awal puasa Ramadan, NU menggunakan metode rukyat (melihat peredaran bulan baru).

Dalam metode rukyat, hilal yang berada di bawah ketinggian dua derajat mustahil diamati dengan mata.

Namun jika lebih dari dua derajat, maka hilal memungkinkan untuk dilihat dengan mata telanjang.

Oleh karena itu, dalam menentukan awal puasa Ramadhan 2025, NU harus melakukan pengamatan hilal saat matahari terbenam menjelang akhir bulan Syaban.

Biasanya, jadwal puasa versi NU akan sama seperti jadwal yang ditetapkan pemerintah.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved