Info Indonesia Timur
Pemalakan dan Penganiayaan Berujung Perang antar Suku di Nabire-Papua
Seorang korban perang, Aten Kobogau menjelaskan kepada Tribun-Papua.com, pada Sabtu (27/04/2024), bahwa 2 suku ini memulai perang pada hari.
NABIRE, TRIBUNAMBON.COM - Aksi pemalakan dan penganiayaan di Wadio Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah memicu perang antar dua suku di daerah tersebut.
Perang antar dua suku itu terjadi pada Sabtu (27/4/2024) lalu.
Seorang korban perang, Aten Kobogau menjelaskan kepada Tribun-Papua.com, pada Sabtu (27/04/2024), bahwa 2 suku ini memulai perang pada hari.
“Suku Mee dari bagian Jepara 2 Bumi Wonorejo, dan Suku Moni dari bagian di KPR Wadio, Gerbang Sadu,” kata Kobogau.
“Kami kumpul dan bako perang mulai pagi tadi, Suku Mee dari Jepara 2 Wonorejo, dan Suku Moni dari Bagian KPR Wadio," kata Kobogau.
Baca juga: Satgas Trisila TNI AL Lanjutkan Operasi Perairan Sekitar Papua dan Maluku
Pantauan Tribun-Papua.com, 3 orang Moni terkena panah dan diantar ke RSUD Nabire.
Sementara seorang kena di leher, 2 lainnya terkena panas di dada.
Anak panah berhasil dicabut oleh petugas rumah sakit, dan setelah diberikan obat mereka dibawah pulang.
Kemudian, 1 orang terakhir yang tertancap panah di bagian dada, dan panah tidak bisa dicabut, harus dioperasi untuk mencabutnya.
Berdasarkan informasi yang diterima Tribun-Papua.com, saat ini sedang melakukan negosiasi oleh pastor, kepala-kepal suku, anggota DPR, anggota MPR, Kepolisian, Mahasiswa, dan beberapa tokoh lainnya, untuk mendamaikan perang antar suku tersebut. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.