Nasional

Merasa Dikhianati, Kader Ungkap PDIP Tutup Pintu Komunikasi dengan Jokowi

PDI Perjuangan (PDIP) mengakui sudah menutup pintu untuk berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dok Sekretariat Presiden
FOTO DOKUMENTASI./ Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri di Istana Negara pada Selasa (7/6/2022) 

TRIBUNAMBON.COM - PDI Perjuangan (PDIP) mengakui sudah menutup pintu untuk berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal tersebut terungkap, berawal dari Politikus PDIP, Deddy Sitorus yang disinggung mengenai hubungan dengan Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres), Prabowo Subianto.

Ia mengatakan, hubungan dengan semua pihak baik-baik saja.

Bahkan, bisa saja PDIP menjalin komunikasi dengan Prabowo.

Menurut Deddy, PDIP hanya tidak memiliki hubungan baik dengan Jokowi.

"Hubungan kita dengan semua baik, yang tidak baik itu cuma dengan Jokowi," ucap Deddy saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (20/3/2024).

Baca juga: Kominfo Take Down 1.971 Konten Hoaks Terkait Pemilu 2024

"Yang tidak mungkin kita masih berhubungan baik dengan Pak Jokowi, itu saja kesimpulannya," katanya.

Deddy lantas menyampaikan alasannya, ia mengklaim Jokowi telah mengkhianati PDIP demi kepentingan keluarganya.

"Karena apa, karena dia lebih memilih membakar rumahnya sendiri untuk kepentingan dia dan keluarganya. Kalau dengan yang lain kita enggak ada masalah," katanya.

Di sisi lain, Pengamat politik Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menilai, saat ini PDIP bisa saja memecat Jokowi dari keanggotaan partai, karena sudah tidak ada kepentingan politik elektoral

"Kalau Jokowi dan PDIP itu sekarang tergantung di Jokowi. Tapi Jokowi sendiri tidak bersikap gentle."

"Nyata-nyata mendukung paslon lain yang tidak direkomendasikan PDIP. Tapi beliau tidak mau mengundurkan diri dari keanggotaan," kata Ray dihubungi Selasa (19/3/2024).

Menurut Ray, sekarang ini, Jokowi sedang menunggu dipecat oleh partai berlogo banteng tersebut.

"Sekarang dia (Jokowi) menunggu PDIP yang akan memecat dia. Itu kan satu sisi bisa mencemari nama PDIP."

"Tapi dari sisi yang lain Jokowi membiarkan seorang presiden dipecat oleh partai. Apa kata dunia," sambungnya.

Atas hal tersebut, Ray menantang PDIP untuk memecat Jokowi dari keanggotaan partai.

Alasannya, karena memang sudah ada tidak ada kepentingan politik elektoral.

"Dahulu tidak dipecat karena perhitungan elektoral. Sekarang tidak ada lagi kebutuhan itu, menurut saya PDIP sekarang tak usah tanggung-tanggung pecat saja," kata Ray.

"Kader yang tidak setia dan telah berkhianat. Menurut istilah mereka kan berkhianat. Karena mereka (PDIP) sekarang nggak butuh lagi elektoral," tegasnya

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved