Pemilu 2024
Mengenal Istilah Golput dan Penyebab Orang Memilihnya
Dilansir dari laman Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, istilah golput atau golongan putih pertama kali populer ketika menjelang Pemilu 1971.
TRIBUNAMBON.COM - Biasanya menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) atau Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), istilah Golpul kerap populer dan semakin ramai diperbincangkan.
Dari tahun ke tahun, golput selalu menjadi persoalan karena dianggap mengganggu jalannya pesta demokrasi tanah air.
Golput sendiri selalu diidentikkan dengan sikap masyarakat yang cuek, apatis, atau tidak ingin terlibat dalam situasi politik.
Hal tersebut kemudian menyebabkan seseorang enggan untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum.
Pengertian dan sejarah singkat golput
Dilansir dari laman Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, istilah golput atau golongan putih pertama kali populer ketika menjelang Pemilu 1971.
Pada Juni 1971, sekelompok mahasiswa, pemuda, dan pelajar berkumpul di Balai Budaja Djakarta.
Mereka memproklamirkan berdirinya "Golongan Putih" sebagai gerakan moral.
Hal tersebut dipicu akibat perasaan bahwa aspirasi politik mereka tidak terwakili oleh wadah politik formal saat itu.
Di antara tokoh-tokoh yang menjadi motor gerakan itu, ada Adnan Buyung Nasution dan Arief Budiman.
Kelompok Golongan Putih ini menyeru orang-orang yang tidak mau memilih partai politik dan Golkar untuk menusuk bagian yang putih (yang kosong) di antara gambar partai.
Baca juga: Deretan Kader Ternama Dipecat dan Keluar dari PDI-P, Ada Maruarar Sirait dan Murad Ismail
Jadi, golput adalah sebuah pilihan dari warga negara yang telah masuk sebagai kategori pemilih, namun tidak berpartisipasi atau tidak menggunakan hak suara dalam pemilu.
Ini mengacu pada sikap apatis, tidak ingin terlibat dalam situasi politik, dan enggan berpartisipasi dalam pemilihan umum.
Penyebab seseorang memilih golput
Berdasarkan penyebabnya, golput dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Golput akibat persoalan teknis
Ini adalah masyarakat yang tidak ikut memilih atau tidak bisa hadir ke tempat pemungutan suara (TPS) karena sesuatu hal.
Bisa karena tidak tahu jadwal pemilu, melakukan kegiatan lain di saat pemilu, atau sengaja untuk tidak datang ke TPS.
Dapat dikatakan bahwa, mereka yang golput karena alasan teknis termasuk apatis dalam urusan politik.
2. Golput ideologis
Alasan kedua masyarakat memilih golput adalah karena menilai tidak ada kandidat yang pantas untuk diberi mandat menjadi pemimpin.
Jenis golput ini umumnya sebagai bentuk protes terhadap pilihan kandidat yang terbatas dan dinilai tidak memenuhi aspirasi mereka.
Golput semacam ini kerap disebut golput ideologis, karena dilakukan secara sadar serta memiliki argumentasi yang kuat dan masuk akal.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.