Kurikulum Merdeka

Smoephy Bereaksi Mencintai Lingkungan, Bagian Aksi Hasthalaku Secara Nyata

Penerapan aksi nyata dari implementasi Hasthalaku ini digalakkan pada hari ini Selasa, 19 Desember 2023 di lingkungan SMAN 7 Surakarta.

ISTIMEWA/ Dokumentasi SMA 7 Surakarta
SMOEPHY BEREAKSI MENCINTAI LINGKUNGAN BAGIAN AKSI HASTHALAKU SECARA NYATA DI SMA 7 

TRIBUNSOLO.COM - Penerapan aksi nyata dari implementasi Hasthalaku ini digalakkan pada hari ini Selasa, 19 Desember 2023 di lingkungan SMAN 7 Surakarta.

Kegiatan ini dibimbing langsung oleh Muh. Khasan Tiarani, S.Kom selagi wakil Kepala Bagian kurikulum.

Sambil menunggu hasil Penerimaan Hasil Akhir Sumatif Gasal ini tahun Ajaran 2023/2024, anak-anak menghias taman yang ada di sekolah.

Pihak sekolah membagi plot taman-taman disesuaikan dengan jumlah kelas.

Implementasi ini bagian dari sikap Hathalaku yang perlu dikembangkan di dalam diri siswa agar mereka berlatih gotong royong antar rekan kelasnya, sikap kreatif mengkonsep konsep tamannya, dan yang jelas menerapkan sikap Pangerten.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 130 Kurikulum Merdeka: Perbedaan Puisi, Prosa, Drama

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 125 Kurikulum Merdeka: Pertunjukan Teater Koma

Pangerten disini bukan hanya kepada manusia saja, namun Pangerten dengan lingkungan.

Lingkungan adalah bagian yang sangat tidak dapat terpisahkan dari manusia.

Lingkungan adalah segala hal yang berada di sekitar manusia yang tinggal secara bersama-sama dan kemudian saling mempengaruhi satu sama lain terhadap kondisi kehidupan manusia.

SMAN 7 Surakarta ingin menghapuskan paradigma bahwa Gen-Z hanya anak-anak yang bisa berkecimpung dalam teknologi saja.

Namun secara aksi nyatanya siswa-siswi SMAN 7 Surakarta sangat kreatif dan saling bekerjasama dalam lomba menghias tanaman ini.

Secara nyata mereka memilih konsep tanaman yang ingin ditanam, memilih hiasan seperti batu hias, pola taman yang dibentuk.

Program ini akan akan dilaksanakan secara terus menerus setiap tahunnya, agar siswa juga terlatih secara nyata untuk terjun dalam merawat tanaman.

Berikut Potret Kegiatan Hasthalaku yang sudah di terapkan di SMA 7 Surakarta

#1

SMOEPHY BEREAKSI MENCINTAI LINGKUNGAN BAGIAN AKSI HASTHALAKU SECARA NYATA
SMOEPHY BEREAKSI MENCINTAI LINGKUNGAN BAGIAN AKSI HASTHALAKU SECARA NYATA (ISTIMEWA/ Dokumentasi SMA 7 Surakarta)

#2

SMOEPHY BEREAKSI MENCINTAI LINGKUNGAN BAGIAN AKSI HASTHALAKU SECARA NYATA DI SMA 7
SMOEPHY BEREAKSI MENCINTAI LINGKUNGAN BAGIAN AKSI HASTHALAKU SECARA NYATA DI SMA 7 (ISTIMEWA/ Dokumentasi SMA 7 Surakarta)

#3

SMOEPHY BEREAKSI MENCINTAI LINGKUNGAN BAGIAN AKSI HASTHALAKU SECARA NYATA DI SMA 7 SURAKARTA
SMOEPHY BEREAKSI MENCINTAI LINGKUNGAN BAGIAN AKSI HASTHALAKU SECARA NYATA DI SMA 7 SURAKARTA (ISTIMEWA/ Dokumentasi SMA 7 Surakarta)

Hasthalaku dan Identitas Karakter Pemuda Solo

Mengutip laman surakarta.go.id, Hasthalaku berasal dari dua kata yaitu “hastha” yang berarti delapan, dan “laku” yang berarti perilaku.

Dalam prakteknya, hasthalaku adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut model pendekatan budaya dan perilaku yang dikembangkan oleh Solo Bersimfoni.

Perilaku yang dimaksud disini adalah nilai-nilai luhur budaya Jawa, yang harus dilestarikan agar pemuda-pemuda Solo memiliki sikap toleran dan cintai damai.

Sesuai namanya, terdapat 8 nilai-nilai luhur yang diajarkan dalam hasthalaku.

Pertama, gotong royong, artinya pemuda pemudi Solo harus memiliki sifat ringan tangan, atau lekas berbuat sesuatu ketika orang lain membutuhkan pertolongan.

Serta mampu menyelesaikan permasalahan bersama-sama.

Kedua, grapyak semanak, artinya pemuda Solo harus memiliki sikap yang hangat dan mudah akrab dengan orang lain.

Untuk mengimplementasikan nilai ini, perilaku ramah tamah merupakan model yang sangat tepat untuk dilakukan.

Ketiga, guyub rukun.

Baca juga: Apakah yang Dimaksud Konsumsi dan Konsumen? Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 4 SD Tematik Halaman 87-94

Baca juga: Kunci Lagu Ambon Seng Bisa - Yopi Latul feat Fresly Nikijuluw: Seng Sama Ada Ale Sio Nona

Baca juga: Kunci Gitar Kata Siapa Cinta Itu Menyakitkan - Iwan Fals: Jika Terasa Sakit Mungkin Bukan Cinta

Dengan menanamkan nilai ini, Solo bersimfoni berharap pemuda-pemuda Solo dapat membina kehidupan yang damai, tanpa perselisihan, pertikaian, dan konflik.

Keempat, lembah Manah, merupakan nilai paling mendasar dalam kemanusiaan, yaitu sikap batiniah yang rendah hati dan tidak menganggap dirinya lebih tinggi daripada orang lain.

Kemudian nilai yang kelima, ewuh pakewuh, adalah sikap sungkan atau segan serta menjunjung tinggi rasa hormat yang sangat kental dalam budaya masyarakat Jawa.

Keenam, pangerten, Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman budaya, salah satunya Kota Solo yang memiliki kebudayaan besar yang tentunya berbeda dengan daerah lain.

Di sinilah sifat pengertian atau peka akan kondisi sesama dibutuhkan, untuk mensyukuri dan menghormati perbedaan-perbedaan yang ada di antara masyarakat.

Ketujuh, andhap asor atau berbudi luhur adalah sifat yang selalu ditanamkan dalam pembelajaran di sekolah-sekolah, karena sifat ini merupakan pondasi utama untuk menjunjung tinggi budaya dan tradisi luhur bangsa untuk menciptakan kebaikan hidup bersama.

Kedelapan, tepa selira adalah konsep tenggang rasa dalam hidup masyarakat Jawa.

Artinya dengan menanamkan nilai ini, diharapkan pemuda-pemuda Solo bisa menumbuhkan rasa empati secara logis, yang bisa menumbuhkan rasa toleransi antar sesama.

Delapan nilai-nilai luhur budaya Jawa ini penting untuk dipahami pemuda-pemuda Solo, sebagai identitas karakter yang dikembangkan, serta patokan tingkah laku dan kontrol sosial. Dengan demikian, diharapkan pemuda-pemuda Solo bisa menjadi garda terdepan dalam membina kerukunan, serta persatuan dan kesatuan di Indonesia.

SMOEPHY BEREAKSI MENCINTAI LINGKUNGAN BAGIAN AKSI HASTHALAKU SECARA NYATA DI SMA 7
SMOEPHY BEREAKSI MENCINTAI LINGKUNGAN BAGIAN AKSI HASTHALAKU SECARA NYATA DI SMA 7 (ISTIMEWA/ Dokumentasi SMA 7 Surakarta)

(*)

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved