Kuliner Ambon

Salut! IRT Ini Olah Biskuit dan Bangket Berbahan Dasar Sagu Demi Topang Ekonomi Keluarga

Di sela-sela kesibukan pekerjaan rumah tangga yang begitu kompleks, mereka membuka berbagai usaha untuk menopang ekonomi keluarga.

Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Adjeng Hatalea
TribunAmbon.com / Jenderal Louis
Owner Beby Grazya, Bathseba Siahaya/Wattimury 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Banyak kisah inspiratif dari usaha kuliner yang dijalankan para ibu rumah tangga.

Di sela-sela kesibukan pekerjaan rumah tangga yang begitu kompleks, mereka membuka berbagai usaha untuk menopang ekonomi keluarga.

Salah satunya di Kota Ambon yakni Bathseba Siahaya/Wattimury yang membuat olahan biskuit dan bangket berbahan dasar sagu.

Usaha yang sudah dimulainya sejak Tahun 2014 lalu mampu membantu kondisi keuangan keluarganya.

"Usaha biskuit dan bangket dengan menggunakan sagu sebagai bahan dasar sudah saya lakoni sejak tahun 2014. Bersyukur saja karena usaha ini bisa menopang ekonomi keluarga," ungkapnya kepada TribunAmbon.com, Senin (30/10/2023).

Pasalnya, olahan kuliner dengan nama brand Beby Grazya bisa meraup keuntungan Rp. 500 ribu hingga Rp. 750 ribu setiap bulannya.

"Lumayan lah keuntungannya bisa ratusan ribu per bulan, meski sedikit tapi kalau kita bersyukur semua itu terasa nikmat," kata Bathseba.

Produknya juga sudah memperoleh sertifikat izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan sertifikat Halal.

Meski tanpa bahan pengawet Biskuit dan Bangket buatannya bisa tahan selama 2 bulan.

Baca juga: Yuk ke Warung Mujna, Ada Aneka Es dan Jus Cocok Tuk Berbuka Puasa

Sehingga cocok untuk dijadikan oleh-oleh.

"Produk saya ini sangat aman dikonsumsi, sudah ada PIRT dan juga sertifikat Halal. Kalau disimpan pada suhu ruangan bisa tahan sampai 2 bulan jadi biasanya ada konsumen yang pesan untuk dikirim atau jadi oleh-oleh juga," tutur perempuan 55 tahun itu.

Usaha kecilnya ini, dijalankan di rumahnya yang berlokasi di RT 1 RW 2 Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon.

"Biasanya saya kerjakan sendiri di rumah kalau banyak pesanan baru menggunakan karyawan," tandas perempuan yang kini memiliki 4 orang cucu.

Dirinya menerapkan sistem pemasaran door to door dan produksi sesuai pesanan konsumen.

Biskuit Sagu dengan kemasan plastik 50 gram dijual Rp.13 ribu 50 gram, kemasan plastik 124 gram Rp. 15 ribu dan kemasan topples seharga Rp. 50 ribu.

Sementara Bangket Sagu dijual Rp. 25 ribu dikemas dengan wadah topples seukuran 175 gram dan Rp. 35 ribu dengan topples ukuran 175 gram.

Ada tiga varian rasa yang ditawarkan, yakni Keju, Susu dan Kenari.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved