Bacaan Doa

Bacaan Niat Puasa Asyura: Nawaitu Shouma Fii Yaumi Aasyuuroo Sunnatan Lillaahi Taaalaa

Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara sholat yang paling utama setelah sholat wajib

TribunWowo.com
Bacaan Doa Puasa 

TRIBUNAMBON.COM - Bacaan niat Puasa Asyura dan tata cara melakukan Puasa Asyura pada 10 Muharram 1445H atau Jumat 28 Juli 2023.

Inilah tata cara melaksanakan puasa Asyura di bulan muharram 1445 Hijriah. 

Memasuki bulan Muharram, Umat Islam dapat menunaikan ibadah sunnah, seperti puasa Tasua dan Asyura.

Puasa sunnah ini dilaksanakan pada 9 muharram atau Kamis, 27 Juli 2023 dan 10 muharram atau Jumat, 28 Juli 2023.

Artinya, saat ini, Kamis (27/7/2023) dimulai puasa Tasua, dan besok Jumat (28/7/2023) adalah puasa Asyura.

Adapun keutamaan melaksanakan puasa sunah ini ialah terhapusnya dosa setahun yang lalu.

Menurut Ustadz Khalid Basalamah, bulan Muharram dikenal dengan Bulan Allah SWT.

"Hal ini dijelaskan sebagaimana dalam hadits yang shahih riwayat Muslim," jelas Ustadz Khalid Basalamah dalam tayangan video kanal youtube Khalid Basalamah Official.

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).

"Perhatikan Nabi Muhammad SAW mengatakan bulan Allah. Dan Nabi SAW tidak pernah menyebutkan ini pada bulan-bulan yang lain," jelas Ustadz Khalid Basalamah, dilansir Banjarmasinpost.com.

Ia menambahkan, tidak pernah Rasulullah SAW mengatakan Safar dan Ramadhan bulannya Allah, melainkan bulan untuk ibadah dan bulan buat umat Islam.

Tata cara Puasa Asyura

1. Melafalkan niat

Berniat Puasa Asyura dalam Bahasa Indonesia diucapkan dalam hati, bisa pula dilafadzkan terlebih dahulu menggunakan Bahasa Arab, tergantung kebiasaan masing-masing.

Adapun niat puasa Asyura, yakni

نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

"Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa"

Artinya:

saya niat puasa Asyura, sunah karena Allah Ta’ala.

2. Makan sahur

Sebelum menjalankan ibadah puasa, disunnahkan makan sahur sebelum terbit fajar.

Namun, tidak makan sahur pun (misalnya terlambat bangun) tidak apa-apa jika kuat, dalam artian puasa tetap sah.

3. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa

Saat berpuasa, hendaknya menahan diri dari makan, minum, serta hal lain yang dapat membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari atau waktu Maghrib.

4. Berbuka puasa

Disunnahkan menyegerakan berbuka puasa ketika matahari terbenam, yakni bersamaan masuknya waktu Maghrib.

5. Membaca doa buka puasa

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu

"Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka."

Keutamaan puasa Tasu'a dan Puasa Asyura

Dikutip dari Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh Ust. Muhammad Syukron Maksum, ada beberapa nilai penting yang diajarkan Rasulullah.

Sehingga dianjurkan untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram setiap tahunnya karena memiliki keutamaan.

Berikut ini keutamaan puasa Tasu'a dan Puasa Asyura:

-  Untuk menebus doa setahun silam

Berpuasa pada tanggal 10 Muharram atau puasa Asyura dapat menebus dosa yang telah kita lakukan setahun sebelumnya.

Seperti diungkapkan Abi Qatadah, bahwasanya Rasulullah ditanya tentang puasa Asyura.

Beliau menjawab: “Menebus dosa tahun yang lalu.” (HR.Muslim)

- Mengikuti anjuran Rasul

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: “Rasulullah telah berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan supaya orang-orang berpuasa.” (HR.Muslim).

Abu Hurairah ra. juga berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda: “Hari ini adalah Hari Asyura, dan kamu tidak diwajibkan berpuasa padanya. Dan saya sekarang berpuasa, maka siapa yang suka berpuasalah. Dan siapa yang tidak suka, berbukalah!”.

Selain itu, Aisyah ra., istri tercinta Rasulullah saw, menceritakan bahwa hari Asyura adalah hari di mana orang-orang Quraisy pada masa jahiliyah biasa berpuasa.

Rasulullah juga biasa berpuasa pada hari tersebut, ketika datang di Madinah, beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang-orang untuk turut berpuasa.

Akan tetapi tatkala difardukan puasa Ramadhan, Rasulullah saw. bersabda: “siapa yang ingin berpuasa, ia berpuasa, dan siapa yang tidak ingin berpuasa, ia berbuka.” (HR. Bukhari Muslim).

Melihat cerita Aisyah tersebut, tampak bahwa Rasulullah setengah mewajibkan puasa Asyura, meski kemudian ketika puasa pada bulan Ramadhan diwajibkan, beliau menegaskan bahwa boleh puasa boleh pula tidak.

Hal itu, tentu mengindikasikan akan pentingnya puasa Sunnah ini di mata beliau saw.

- Keutamaannya di bawah Puasa Ramadhan

Sebuah hadis yang diungkapkan Abu Hurairah, bahwa puasa pada bulan Muharram keutamaanya tepat di bawah puasa Ramadhan.

Menurut Abu Hurairah, suatu ketika Rasulullah ditanya: “Shalat menakah yang lebih utama setelah shalat fardhu?”

Nabi bersabda: “Yaitu shalat di tengah malam.”

Mereka bertanya lagi: “Puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?”

Sabda Nabi: “Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan bulan Muharram.” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud).

Melihat posisi yang berada tepat di bawah puasa Ramadhan, maka menunjukkan bahwa puasa pada bulan Muharram memiliki keutamaan yang luar biasa.

Sebab, puasa Ramadhan adalah wajib, sedangkan puasa Muharram sunah.

- Mewujudkan impian Sang Junjungan

Rasulullah merupukan junjungan umat Islam, orang yang dihormati dan cintai.

Ada sebuah obsesi beliau yang belum terlaksana, lantaran ajal menjemput sebelum tercapainya maksud.

Obsesi itu adalah puasa Tasu'a, yakni puasa pada tanggal 9 Muharram.

Hal itu seperti diceritakan Ibnu Abbas ra.: Rasullullah bersabda: “Kalau saya lanjut umur sampai tahun yang akan datang, niscaya saya akan berpuasa Tasu’a.” (HR. Muslim).

- Puasa di Bulan Mulia

Dikutip dari uinsgd.ac.id, puasa Muharram ini juga memiliki keutamaan karena bulan pertama ini termasuk ke dalam empat bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum, selain Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.

Rasulullah saw menganjurkanuntuk berpuasa di empat bulan mulia itu.

Sebagaimana disampaikan dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan Imam Abu Dawud dan Imam Ibnu Majah. “Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, BanjarmasinPost.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved