Warga Ambon Waspada Demam Berdarah saat Musim Hujan, Ketahui Gejala Infeksi dan Cara Pencegahannya
Saat curah hujan tinggi akan sebabkan genangan air yang biasanya menghasilkan jentik nyamuk dan sebagainya.
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Warga Ambon diimbau waspada terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD).
Imbauan waspada terhadap DBD disampaikan mengingat saat ini musim penghujan.
Menurut Wakil Ketua DPRD Ambon, Rustam Latupono, saat curah hujan tinggi akan sebabkan genangan air yang biasanya menghasilkan jentik nyamuk dan sebagainya.
Sehingga, dari jentik nyamuk itu harus diwaspadai sebagai potensi penularan DBD.
"Setelah musim hujan, biasanya banyak genangan air yang menghasilkan jentik nyamuk dan sebagainya. Nah, ini harus diwaspadai agar bisa terhindar dari DBD, gatal, dan batuk," kata Wakil Ketua DPRD Ambon, Rustam Latupono, Rabu (12/7/2023).
Menurutnya, penyakit DBD jangan dipandang sebelah mata.
Baca juga: Maluku Terus Diguyur Hujan, Waspada Cuaca Ekstrem dan Potensi Longsor
Penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang juga dikhawatirkan bisa merenggut nyawa orang.
"Data Dinas Kesehatan, Januari-Mei 2023 hanya ada 17 kasus DBD. Di Juni kemarin tidak ada. Tapi, saya minta masyarakat terus waspada. Apa lagi ini kan musim hujan. Pada prinsipnya kita harus menjaga kesehatan,” ujarnya.
Politisi Gerindra itu juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan pola hidup sehat dan bersih.
Sebab dengan begitu, warga dapat terhindar dari berbagai penyakit menular.
Selain itu, ia meminta agar pihak Dinkes segera melakukan langkah-langkah yang dapat mencegah terjadinya peningkatan DBD di Ambon pasca musim hujan.
"Misalnya daerah endemis mana yang berpotensi timbulnya DBD, harus didata agar dilakukan pencegahan disana," jelas Latupono.
Tidak hanya Dinkes, ia juga menyarankan kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) untuk rutin membersihkan sampah-sampah di pinggiran jalan.
“Karena sumber dari penyakit itu kan dari tempat yang kotor. Setidak-tidaknya DLHP juga harus rutin membersihkan itu. Apa lagi hujan curah tinggi begini kita khawatirkan juga akan terjadi banjir. Warga juga jangan asal buang sampah sembarangan,” tandasnya.
Apa itu DBD?
Melansir dari laman Kemenkes, Dokter Spesialis Anak RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K) mengatakan DBD atau infeksi dengue disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina.
Ia membutuhkan darah untuk dihisap supaya bisa bertelur.
Masa inkubasi 5 hingga 10 hari, rata-rata 7 hari sejak gigitan nyamuk sampai timbul gejala.
Biasanya nyamuk tersebut mengigit di saat terang mulai jam 08.00 sampai jam 10.00 pagi.
Serta menjelang sore jam 15.00 sampai 17.00.
Pada jam-jam tersebutlah nyamuk Dengue paling aktif mengigit.
Gejala-Gejala Infeksi DBD
Berikut beberapa gejala DBD menurut dr. Mulya Rahma Karyanti, sebagai berikut:
1. Demam mendadak tinggi selama 2 sampai 7 hari,
2. Muka memerah,
3. Pusing dan sakit kepala,
4. Mual hingga muntah,
5. Merasa sakit perut,
6. Merasakan nyeri dan sakit tulang, kalau orang dewasa sering terjadi ngilu pada tulang sendi dan nyeri otot.
7. Terjadi pendarahan, yaitu keluar bintik-bintik merah, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, hingga BAB berdarah.
8. Tangan dan kaki dingin, lembab, lemah serta tidur terus.
Cara Mencegah DBD
Pemerintah juga mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dan institusi untuk mencegah terjadinya DBD, terutama dalam pemberantasan sarang nyamuk.
Pemberantasan sarang nyamuk dilakukan dengan 3M plus, yaitu:
1. Menguras dan menyikat,
2. Menutup tempat penampungan air,
3. Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas.
Sementara plusnya adalah bagaimana mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk dengue.
Yaitu seperti menanam tumbuhan pengusir nyamuk.
Teknologi Wolbachia juga menjadi teknik
vaitu upaya melumpuhkan Virus Dengue dalam tubuh Nyamuk Aedes Aegypti.
Sehingga Virus Dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia.
Langkah dilaksanakan terlebih dulu di 5 kota di Indonesia dengan kasus DBD tertinggi.
Yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Bontang.
Pencegahan lain bisa melalui Vaksin Dengue.
Saat ini ada dua jenis vaksin yang sudah mempunyai izin edar dari BPOM dan beredar di pasaran, antara lain Vaksin Dengvaxia dan Vaksin Qdenga.
Pemberantasan nyamuk tidak dianjurkan dengan fogging, sebab fogging hanya berdampak sesaat.
Efeknya kadang-kadang malah merugikan kesehatan manusia.
Korupsi Dana Desa Tiouw-Malteng, 6 Tersangka Resmi Ditahan di Ambon |
![]() |
---|
Jadwal Kapal Pelni TERNATE - Ambon: Ada Keberangkatan 5, 12, 16, 19, 25 September 2025 |
![]() |
---|
Jadwal KM Awu 1 - 25 September 2025: Berlayar ke Denpasar, Surabaya, Kumai |
![]() |
---|
Jadwal KM Tilongkabila 27 Agustus - 11 September 2025: Rute Terdekat Surabaya, Bitung, Gorontalo |
![]() |
---|
Tingkatkan Kualitas Pendidikan Anak, Pemda SBT Revitalisasi TK Dharma Wanita di Desa Tansi Ambon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.