Pengendalian Perubahan Iklim
KLHK Gelar Rakernis Regional Maluku dan Papua Guna Perkuat Kolaborasi Aksi Perubahan Iklim
Dalam rapat yang mengusung tema 'Peran Pemerintah Daerah dalam Mendukung Pencapaian Target NDC Melalui Aksi Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di T
Penulis: M Fahroni Slamet | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Fahroni Slamet
AMBON,TRIBUNAMBON.COM - Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar rangkaian kegiatan Rapat Kerja Teknis Pengendalian Perubahan Iklim Regional Maluku Papua (Rakertek PPI Regional MAPA) secara daring dan luring pada 4 hingga 5 Juli 2023 di Kota Ambon, Maluku.
Dalam rapat yang mengusung tema 'Peran Pemerintah Daerah dalam Mendukung Pencapaian Target NDC Melalui Aksi Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat Tapak' diharapkan dapat lebih memperkuat kolaborasi pemerintah, masyarakat, akademisi, dan swasta dalam implementasi aksi iklim di tingkat tapak, khususnya di daerah Maluku dan Papua.
Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (Ditjen PPI), Laksmi Dhewanthi mengatakan, sebagai Negara Kepulauan Indonesia tak luput dari dampak perubahan iklim.
"Pada tahun 2022, Tercatat bencana hidrometeorologis berupa babnjir, cuaca ekstrim, tanah longsor , karhutla, dan kekeringan, sebanyak 3.485 kejadian, di awal pertengahan 2023 sudah lebih dari 1.700 kejadian becanda dengan jumlah masyarakat terdampak lebih dari 2,85 juta jiwa," kata Laksmi ketika membuka kegiatan.
Ditambahkannya, Maluku dan Papua juga tak terlepas dari bencara hidrometeorologis.
"Pada tahun 2023, Region Maluku dan Papua juga tidak terlepas dari kejadian bencana hidrometeorologis, tercatat beberapa kejadian banjir terjadi di Maluku Utara, dan banjir disertai rob akibat gelombang pasang terjadi di Papua. Dari kejadian-kejadian tersebut, tentunya telah menjadi bukti bahwa perubahan iklim telah menimbulkan dampak nyata yang mengancam kehidupan serta penghidupan kita bersama," lanjutnya.
Bencana hidrometeorologis sangat berhubunhan erat dengan kenaiakan suhu global menurutnya.
Baca juga: KLHK Amankan Penjual Satwa Liar Dilindungi di Ambon, Pelaku Tawarkan Satwa di Media Sosial
"Menurut pakar perubahan iklim seluruh dunia yang bersidang pada Intergovernmental Panel on Climate Change atau yang disingkat IPCC, peningkatan bencana hidrometeorologis ini berhubungan erat dengan kenaikan suhu global. Kenaikan suhu 1,5 derajat Celcius akan meningkatkan intensitas curah hujan dan dampak ikutannya seperti banjir, ataupun kekeringan dan kebakaran hutan, maupun kerusakan ekosistem baik di darat maupun di laut," lanjutnya.
"Untuk itu, pada IPCC Sixth Assessment Report (AR6) telah direkomendasikan untuk membatasi kenaikan suhu global pada 1,5 °C dengan mengurangi emisi GRK global yang cepat, dalam dan berkelanjutan agar bencana global dapat dihindari," lanjutnya
Selain itu, Rakertek PPI Regional MAPA ini merupakan rangkaian rapat kerja ketiga yang sebelumnya telah dilaksanakan di regional Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Kolaborasi dan sinergi ini dibutuhkan guna merespon perubahan iklim serta mendukung tercapainya pengurangan emisi gas rumah kaca dan ketahanan iklim di Indonesia. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.