Ambon Terkini
Butterfly Effect, Jualan Kopi dengan Sepeda di Kawasan Pantai Rumah Tiga
Ini adalah sebuah profesi, di mana seorang menyajikan olahan minuman kemasan kepada para pelanggan di atas sebuah sepeda lengkap dengan alat-alat sepe
Penulis: M Fahroni Slamet | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Fahroni Slamet
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Beberapa dari kita mungkin akrab dengan istilah 'Starling' atau akronim dari Starbuck Keliling.
Ini adalah sebuah profesi, di mana seorang menyajikan olahan minuman kemasan kepada para pelanggan di atas sebuah sepeda lengkap dengan alat-alat seperti termos, cup, dan alat penunjang lainnya.
Profesi ini kerap kali kita temui dibeberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Jogja dan yang lainnya.
Namun, di Kota Ambon juga ada hal serupa.
Dengan nama Butterfly Effect, dua Fangky dan Bojes katakan bahwa Starling yang mereka tekuni beda dari lainnya.
“Kami itu namanya Butterfly Effect, kami ambil dari nama merek sepeda kami, lalu filosofinya itu mungkin kami akan berubah layaknya kupu-kupu dari kepompong hingga berakhir menjadi kupu-kulu yang indah,” kata Fangky salah seorang inisitor dagangan unik itu kepada TribunAmbon.com, Minggu (12/03/2023).
Usaha unik ini di inisasi oleh dua orang selaku pemilik usaha yang baru jalan dua minggu itu.
“Ada dua, saya (Fangky) dan teman saja Bojes,” lanjut Fangky.
Pantauan TribunAmbon.com, Fangky selalu dikerumuni oleh banyak pengunjung pantai di kawasan belakang RSUP dr. Leimena, Jalan R. Suprapto No. 123, Rumah Tiga, Teluk Ambon, Kota Ambon.
Baca juga: Rekomendasi Sarapan Enak di Ambon, Ada Nasi Kuning hingga Lontong Sayur Buatan Mama Ni Galunggung
Banyak yang penasaran dengan apa yang mereka lakukan, mengingat usaha ini bisa dibilang pertama di Kota Ambon.
“Jadi belum berani bilang yang pertama, sudah ada yang kayak begini, ada yang jualan makai motor, mobil, beberapa tahun lalu ada kopi yang hadir dengan vespa, nah kami coba hadir dengan konsep beda lagi, sepeda,” lanjutnya.
Untuk sementara, Fanky bersama Bojes hanya menjula beberapa minuman kemasan yang mereka seduh kepada pelanggan dengan harga Rp. 5.000.
“Kami baru kemasan saja, untuk kopi yang modern gitu masih dalam proses, lalu rokok juga nanti kami usahakan, ini masih baru juga sebenarnya,” canda Fangky.
Fangky mengaku, walau masih menjadu kepompong dalam usahanya itu, sudah banyak pelanggan yang memilih u tuk jadi ‘member’ disana.
“Kami itu kan biasa mangkal di depan RS (Leimena) ini, bisa jalan sampe dalam sana, nah ada pelanggan tetap kami, mereka itu karyawan atau satpam dari rumah sakit itu, nah mereka yang jaga malam biasa keluar tuk ngeroko, karena ini kam wilayah merokok mereka,” lanjutnya.
Fangky berharap, selain berproses hingga akhirnya menjadi kupu-kupu dalam usahanya itu, dia berharap agar dagangan yang super sederhana ini bisa jadi sebuah solusi untuk beberapa teman yang tak suka dengan suasana kedai kopi yang terbilang cukup mahal.
“Semoga kami itu bisa bantu masyarakat yang kecil, mereka yang bingung ingin nikmati kopi cafe yang mahal kami akan hadirkan itu tuk mereka, semoga kami jadi opsi untuk mereka,” tandasnya (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.