Wisata Maluku
5 Wisata Populer dan Wajib Dikunjungi di Pulau Saparua
Selain wisata sejarah, Pulau Saparua juga terkenal akan keindahan alamnya yang masih belum tersentuh. Untuk ke Pulau Saparua,
Penulis: Tanita Pattiasina | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Tanita Pattiasina
AMBON, TRIBUAMBON.COM – Pulau Saparua, terkenal dengan wisata sejarahnya.
Di Pulau Saparua, Pattimura dan masyarakat Saparua berjuang melawan Penjajah.
Disinilah awal mula Maluku berhasil mengusir para penjajah.
Selain wisata sejarah, Pulau Saparua juga terkenal akan keindahan alamnya yang masih belum tersentuh.
Untuk ke Pulau Saparua, bisa menggunakan sejumlah transportasi.
Seperti Kapal Ferry, Kapal Cepat, atapun Speedboat.
Bila menggunakan Kapal Ferry dari Waai, Pulau Ambon, dikenakan biaya mulai dari Rp 24 ribu untuk dewasa hingga Rp 307 bila menggunakan mobil.
Sementara Kapal Cepat seharga, Rp. 200 ribu (VIP), dan Rp. 105 ribu (Eksekutif) dari Tulehu ke Tuhaha tiap Hari Sabtu.
Atau Kapal Cepat Tulehu ke Haria seharga Rp. 205 ribu (VIP), Rp. 75 ribu (Eksekutif), setiap Senin hingga Sabtu pukul 09.00 WIT dan Pukul 16.00 WIT, sedangkan Minggu libur.
Ataupun bisa menggunakan Speadboat ke masing-masing Negeri dengan harga bervariasi.
Baca juga: Deretan Pantai Cantik di Dusun Toisapu, Bisa Snorkeling Hingga Berkemah
Baca juga: Keindahan Negeri Hukurila, Spot Mancing, Camping hingga Sunrise yang Menawan
1. Benteng Duurstede, Saparua
Siapa yang tidak tahu Benteng Duurstede ?
Benteng Duurstede di Saparua wajib dikunjungi oleh setiap pelancong yang datang.
Benteng yang dibangun tahun 1676 ini merupakan saksi bisu awal mula perjuangan rakyat Saparua melawan colonial Belanda saat itu.
Masuk ke Benteng Duurstede tak dikenakan biaya pasti, hanya sumbangan sukarela tergantung kemampuan ekonomi pengunjung. Benteng pun dibuka setiap hari.
Di depan Benteng Duurstede, ada pula museumnya yang menyimpang dokumentasi Benteng Zaman dahulu. Hanya saja, museum tersebut jarang dibuka.
Masih dikawasan Benteng Duurstede, ada pula tempat obor pattimura ditaruh, tepat tanggal 15 Mei.
2. Gua Tujuh Putri Negeri Kulur
Gua Tujuh Putri di Negeri Kulur, Kabupaten Maluku Tengah berada tak jauh dari Pelabuhan Ferry Umeputih.
Jaraknya sekitar 500 meter dari Pelabuhan, dan berada persis di kanan jalan.
Ada jalan setapak masuk menuju ke Gua Tujuh Putri.
Kemudian menelusuri jalan setapak sekitar 300 meter, pengunjung langsung menemui pintu masuk Gua.
Lebih mudahnya, pengunjung bisa mengendarai kendaraan roda dua. Ada tempat parkir seadanya sebelum pintu masuk Gua. Gua Tujuh Putri hingga kini belum dikenakan biaya masuk.
Setibanya di mulut Gua, pemandangan jernihnya air berwarna tosca menyambut setiap pengunjung yang datang.
Airnya Jernih dan Segar, Konon tempat mandi para putri.
Biasanya, pengunjung yang datang sekedar berswa foto atau menyempatkan diri untuk berenang didalam Goa. Ataupun hanya membasuh wajah.
Untuk kesini, disarankan sebelum matahari terbenam. Pasalnya penerangan dalam Gua hanya mengandalkan cahaya matahari.
Sekitar Gua pun tak ada sinyal, sehingga pengunjung bisa menikmati keindahan dan kesegaran Air Gua Tujuh Putri tanpa gangguan dunia internet.
3. Pantai Kulur
Pergi ke Pulau Saparua menggunakan Kapal Ferry, jangan lupa singgah ke Pantai Kulur.
Pasalnya, Pantai Kulur berada tepat disebelah Pelabuhan Umeputih, Negeri Kulur, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah.
Pasir putihnya dipadun gradasi warna laut hijau tosca menuju biru samudera langsung nampak dari atas Kapal Ferry.
Meski bersebelahan dengan Pelabuhan, tak membuat air lautnya kotor.
Keindahan Pantai Kulur bisa diabadikan dengan swafoto. Selain itu, para pengunjung juga bisa berenang.
Pantai Kulur dapat dikunjungi siapa saja, dan tidak dikenakan biaya. Letaknya pun berada persis ditepiajn jalur utama.
Ada sejumlah Gazebo yang disediakan untuk para pengunjung duduk dan melepas lelah.
4. Gunung Saniri, Tuhaha
Gunung Saniri di Negeri Tuhaha berada sekitar 10 menit berkendara dari Saparua.
Gunung Saniri merupakan tempat pertemuan rahasia Thomas Matulessy dengan para kapitan, untuk mengatur strategi penyerangan.
Di Gunung Saniri ini juga tempat Matulessy diangkat sebagai Kapitan Pattimura.
Ditambah setiap 14 mei, sehari sebelum peringatan hari Pattimura, diadakan pembakaran obor Pattimura pertama kali, sebelum dibawa ke Negeri-negeri lain di Maluku.
Bila ke Gunung Saniri, tribunners diharapkan mempersiapkan fisik, lantaran harus menaiki ratusan anak tangga untuk sampai ke puncaknya, tempat pembakaran Obor Pattimura, juga tempat pertemuan.
5. Rumah Pattimura, Haria
Sekitar 30 menit perjalan dari Gunung Saniri, tribunners dapat menemukan Rumah Kapitan Pattimura di Negeri Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah.
Banyak peninggalan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia itu yang disimpan di rumah ini. Seperti, baju perang, parang, hingga catatan silsilah keturunan Pattimura.
Hingga hari ini, rumah Pattimura yang berjarak 5 kilometer dari pusat Kota Saparua itu dirawat dengan baik oleh pihak keluarga.
Pengunjung pun dapat masuk untuk mengingat kembali perjuangan Pattimura.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.