Idul Adha 2022
Jelang Bulan Dzulhijjah, Ini Batas Waktu Cukur dan Memotong Kuku Bagi yang Hendak Berkurban
seorang yang akan berkurban dianjurkan tidak memotong kuku dan rambut ketika sudah memasuki tanggal 1 Dzulhijjah sampai hewan kurbannya disembelih
Penulis: Sinatrya Tyas | Editor: Fitriana Andriyani
TRIBUNAMBON.COM - Hari ini Rabu (29/6/2022) merupakan batas waktu bercukur dan potong kuku bagi yang berniat berkurban Iduladha 2022.
Diketahui seorang yang akan berkurban dianjurkan tidak memotong kuku dan rambut ketika sudah memasuki tanggal 1 Dzulhijjah sampai hewan kurbannya disembelih.
Batas waktu potong kuku dan rambut bisa dilakukan hingga sebelum salat Ashar.
Diriwayatkan dalam sebuah hadis:
ﺇِﺫَﺍ ﺩَﺧَﻠَﺖِ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮُ ﻭَﺃَﺭَﺍﺩَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺃَﻥْ ﻳُﻀَﺤِّﻰَ ﻓَﻼَ ﻳَﻤَﺲَّ ﻣِﻦْ ﺷَﻌَﺮِﻩِ ﻭَﺑَﺸَﺮِﻩِ ﺷَﻴْﺌًﺎ
“Apabila telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan salah seorang dari kalian telah berniat untuk berqurban, maka janganlah ia memotong rambutnya dan kulitnya sedikitpun.”
(HR. Muslim).
Berdasarkan beberapa sumber, barangsiapa yang melanggar ketentuan ini karena lupa atau belum tahu hukumnya maka ia tidak berdosa, tidak pula membayar fidyah atau kaffarah.
Barangsiapa yang melanggarnya dengan sengaja maka hendaklah ia bertaubat kepada Allah ta’ala dan tidak ada kewajiban fidyah atau kaffarah atasnya.
Baca juga: Tersisa 10 Hari, Berikut Niat Puasa Syawal dan Ketentuannya! Dikerjakan selama 6 Hari
Baca juga: Niat Puasa Syawal dan Ketentuannya, Tersisa Waktu 11 Hari hingga 31 Mei 2022
Baca juga: Niat Puasa Syawal dan Ketentuan Pelaksanaannya, Manfaatkan Waktu yang Tersisa!
Ibnu Qudamah –rahimahullah- berkata:
“Jika telah ditetapkan dalam beberapa riwayat, maka ia tidak boleh mencukur rambut, dan memotong kuku.
Dan jika ia melakukannya maka harus bertaubat kepada Allah –Ta’ala-, namun tidak ada fidyah baik karena sengaja atau lupa,
ini merupakan hasil ijma’ para ulama “. (al Mughni: 9/346)
Menurut ulama Syafi’iyah, hikmah larangan untuk orang yang berkurban di sini adalah agar rambut dan kuku yang hendak di potong tetap ada hingga hewan kurban disembelih, supaya semakin banyak anggota tubuh yang terbebas dari api neraka.
Selain memotong kuku atau mencukur rambut, ada pula hari dimana umat muslim dilarang untuk berpuasa.
Kapan itu?
Ini Jadwal Lengkap Bulan Dzulhijjah:
1 Dzulhijjah = Kamis, 30 Juni 2022
2 Dzulhijjah = Jumat, 1 Juli 2022
3 Dzulhijjah = Sabtu, 2 Juli 2022
4 Dzulhijjah = Minggu, 3 Juli 2022
5 Dzulhijjah = Senin, 4 Juli 2022
6 Dzulhijjah = Selasa, 5 Juli 2022
7 Dzulhijjah = Rabu, 6 Juli 2022
8 Dzulhijjah = Kamis, 7 Juli 2022
9 Dzulhijjah = Jumat, 8 Juli 2022
Tanggal Haram Berpuasa
10 Dzulhijjah = Sabtu, 9 Juli 2022 (Hari Raya Idul Adha 2022)
11 Dzulhijjah =Hari Senin tgl 11 Juli 2022
12 Dzulhijjah =Hari Selasa tgl 12 Juli 2022
13 Dzulhijjah =Hari Rabu tgl 13 Juli 2022
Tanggal 30 Juni - 8 Juli 2022 disunnahkan puasa dan perbanyak amal shaleh karena pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah ini Allah melipatgandakan pahala.
Keutamaan Berpuasa di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Keutamaan berpuasa di 10 hari pertama Bulan Dzulhijjah yang katanya lebih baik dari 10 hari terakhir Bulan Ramadhan.
Menurut kalender Hijriyah, 30 Juni 2022 akan memasuki 1 Dzulhijjah 1443 Hijriyah.
Ada banyak keutamaan berpuasa di 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah yang sayang jika kita lewatkan.
Pada sebuah hadis disebutkan jika barang siapa yang melakukan amalan tersebut, maka amalan itulah yang dicintai oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ . يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).”
Saat memasuki bulan Dzhulijjah, melalui hadis tersebut umat Muslim dianjurkan untuk menjalankan puasa sunah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Terdapat beberapa jenis puasa sunah yang dapat ditunaikan saat bulan Dzulhijjah, yaitu puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah.
Melansir dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya mengatakan jika 10 awal bulan Dzulhijjah memiliki banyak keutamaan.
Bahkan dijelaskannya pada waktu itulah yang pahalanya memiliki kebaikan lebih baik dari 10 malam terakhir di bulan Ramadhan.
"Kalau di Ramadhan seandainya tidak ada malam lailatul qadar atau 10 hari terakhir, maka 10 awal bulan Dzulhijjah bisa melebihinya," kata Buya saat menjelaskan.
Jika 10 hari terakhir di bulan Ramadhan keutamaan terbaiknya terletak pada malam hari, maka 10 awal bulan Dzulhijjah terletak pada keseluruhan harinya.
Keistimewaan yang dimiliki menurut penjelasan Buya Yahya ialah dengan memperbanyak takbir, tasbih dan tahmid.
"Ada amalan juga perbanyak membaca takbir, tasbih dan tahmid. Ini adalah amalan yang diperbanyak," sambungnya.
Buya Yahya menegaskan jika amalan salih yang dilakukan pada 10 hari di awal bulan Dzulhijjah bukan hanya berpuasa saja.
Tetapi juga berbagai bentuk amal ibadah lain, seperti membaca Al Quran.
"Tidak hanya berpuasa saja, tetapi Anda bisa membaca Al QUran layaknya menghidupkan malam-malan bulan Ramadhan," katanya.
Niat Puasa Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: "Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala."
Niat Puasa Tarwiyah
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: “Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala.”
Niat Puasa Arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: “Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah ta’ala.”
Dikutip dari Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh Ust.M. Syukron Maksum, berikut penjelasan lebih lanjut mengenai keutamaan menjalankan Puasa Arafah.
Salah satu di antaranya ialah menebus dosa tahun lalu dan yang akan datang
Dengan berpuasa Arafah maka Allah SWT akan memberikan ampunan atas dosa-dosa di tahun lalu dan yang akan datang.
Hal tersebut sebagaimana sesuai sabda Rasulullah SAW:
"Dapat menebus dosa tahun yang lalu dan yang akan datang." (HR. Muslim).
Dalam hadis lain juga diungkapkan Rasulullah bersabda:
"Puasa pada hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu tahun yang berlalu dan tahun yang akan datang". (Riwayat jamaah ahli hadis kecuali Bukhori dan Turmudzi).
Dengan itu menjadi kabar baik bagi seluruh umat Muslim.
(TribunAmbon.com/SInatrya TP)