Global

Ukraina Dukung RUU Larang Buku dan Musik Karya Rusia, kecuali Mereka Melepaskan Kewarganegaraannya

Satu RUU akan melarang pencetakan buku oleh warga Rusia, kecuali jika mereka melepaskan paspor Rusia dan mengambil kewarganegaraan Ukraina.

Editor: Adjeng Hatalea
(AP PHOTO/EFREM LUKATSKY)
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy memberi isyarat saat berbicara selama konferensi pers bersama dengan Presiden Polandia Andrzej Duda dan Presiden Lithuania Gitanas Nauseda setelah pembicaraan mereka di Istana Mariinskyi di Kiev, Ukraina, Rabu, 23 Februari 2022.(AP PHOTO/EFREM LUKATSKY) 

KYIV, TRIBUNAMBON.COM – Parlemen Ukraina mendukung Rancangan Undang-Undang (RUU) yang akan menerapkan pembatasan ketat untuk buku-buku dan musik Rusia, Minggu (19/6/2022).

Satu RUU akan melarang pencetakan buku oleh warga Rusia, kecuali jika mereka melepaskan paspor Rusia dan mengambil kewarganegaraan Ukraina.

Larangan itu hanya akan berlaku bagi mereka yang memegang kewarganegaraan Rusia setelah runtuhnya kekuasaan Uni Soviet pada 1991.

RUU tersebut juga akan melarang impor komersial buku-buku yang dicetak di Rusia, Belarus, dan wilayah Ukraina yang diduduki, serta izin khusus untuk impor buku-buku dalam bahasa Rusia dari negara mana pun.

Sedangkan RUU kedua akan melarang pemutaran musik oleh warga Rusia pasca-1991 di media dan transportasi umum.

RUU ini juga akan meningkatkan kuota pidato berbahasa Ukraina dan konten musik di siaran TV serta radio, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Kapal Perang Rusia Disebut Langgar Wilayah Denmark 2 Kali dalam Sehari

Kedua RUU tersebut kini perlu ditandatangani oleh Presiden Volodymyr Zelensky agar berlaku, dan tidak ada indikasi bahwa dia juga menentang.

Kedua RUU itu mendapat dukungan yang tinggi, termasuk dari anggota parlemen yang secara tradisional dipandang pro-Kremlin oleh sebagian besar media dan masyarakat sipil Ukraina.

Menteri Kebudayaan Ukraina Oleksandr Tkachenko mengatakan, dia senang menyambut pembatasan terbaru tersebut.

“RUU ini dirancang untuk membantu penulis Ukraina berbagi konten berkualitas dengan khalayak seluas mungkin, yang setelah invasi Rusia tidak menerima produk kreatif Rusia apa pun secara fisik,” kata situs web kabinet Ukraina mengutip Tkachenko.

Baca juga: Dalam Hitungan Minggu, Rusia Diprediksi Segera Comot Wilayah Luhansk

RUU terbaru ini adalah babak terbaru dalam perjalanan panjang Ukraina untuk melepaskan warisan ratusan tahun pemerintahan Moskwa.

Ukraina mengatakan, proses ini, yang sekarang lebih sering disebut "de-rusifikasi", diperlukan untuk membatalkan kebijakan berabad-abad yang bertujuan menghancurkan identitas Ukraina.

Di sisi lain, Moskwa tidak setuju dengan upaya Ukraina tersebut.

Rusia menuturkan, kebijakan Kyiv untuk membudayakan bahasa Ukraina dalam kehidupan sehari-hari menindas sejumlah besar penutur bahasa Rusia di sana.(*)

(Kompas.com / Danur Lambang Pristiandaru)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved