Ada Benteng Amsterdam di Hila Maluku Tengah, Peneliti dari Mancanegara Sering Berkunjung
Benteng Amsterdam merupakan salah satu tempat bersejarah yang hingga kini masih berdiri kokoh di Pulau Ambon.
Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Salama Picalouhata
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Benteng Amsterdam merupakan salah satu tempat bersejarah yang hingga kini masih berdiri kokoh di Pulau Ambon.
Benteng yang terletak di Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Maluku itu, konon didirikan oleh kolonial Portugis pada masa pemerintahan Fransisco Serrao tahun 1512.
Yang dijadikan sebagai loji perdagangan tempat penyimpanan cengkeh dan hasil bumi lainnya dari Maluku.
Berselang waktu, bangunan itu kemudian dikuasai oleh Belanda di awal era 1600-an dan dijadikan sebagai benteng pertahanan oleh VOC terhadap perlawanan dari Kerajaan Tanah Hitu, sebuah kerajaan yang berkuasa di Maluku Tengah.
Karena sarat akan nilai sejarah, benteng yang berjarak 42 kilometer dari pusat Kota Ambon ini kerap didatangi para peneliti.
Baik peneliti lokal hingga mancanegara.
Pengelola Benteng Amsterdam, Damir Lating mengatakan, terhitung dalam setahun, bisa 10 hingga 20 peneliti yang datang melakukan kajian penelitian di benteng ini.
"Bahkan ada peneliti dari mancanegara. Kalau ditotalkan dalam setahun, bisa 10 hingga 20 peneliti," kata Damir.
Menurutnya, peneliti mancanegara ini datang dari Negara Maladewa dan juga Jepang.
Biasanya, mereka melakukan penelitian hampir sebulan lamanya.
"Yang dari Maladewa ada tiga orang, dan Jepang satu orang. Itu baru beberapa bulan yang lalu sebelum Ramadan," ungkapnya.
Kemudian, ada juga peneliti dari Aceh dengan jumlah sebanyak enam orang.
Selain itu, tempat yang berada tepat diatas tepi pantai yang menghadap langsung dengan laut Seram ini juga sering dijadikan lokasi penelitian oleh mahasiswa maupun pelajar.
"Banyak lah, ada juga peneliti dari arkeolog yang datang. Sebab ini kan situs sejarah benteng satu-satunya di Pulau Ambon yang masih berdiri kokoh," ujar Damir.
Benteng ini terdiri dari tiga lantai.
Lantai satu berbahan dasar beton yang merupakan ruangan besar tempat para serdadu portugis berkumpul.
Sementara lantai dua dan tiga berlantai kayu.
Di bagian paling atas benteng, terdapat sebuah menara pengintai yang dulunya digunakan penjajah untuk mengintai musuh. (*)