Kabar Artis
Arie Untung Turut Berduka Cita Atas Berpulangnya Ayahanda Dimas Seto
Jenazah sang ayah dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Minggu (22/5/2022) siang.
Penulis: Sinatrya Tyas | Editor: Fitriana Andriyani
TRIBUNAMBON,COM - Kabar duka datang dari pesinetron Dimas Seto.
Ayah Dimas Seto, Syafrudin Rachman Latief meninggal dunia pada Sabtu (21/5/2022).
Jenazah sang ayah dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Minggu (22/5/2022) siang.
Mendengar kabar ini, Arie Untung yang merupakan sahabat Dimas Seto menyampaikan bela sungkawa.
Suami Fenita Arie ini mendoakan agar almarhum ditempatkan di surga Firdaus, diampuni semua doa dan diterima amal ibadah dan kebaikannya.
Arie Untung juga mengajak semua temannya untuk menyelipkan doa terbaik untuk almarhum.
"Innaalillaahi wa innaa ilayhi rooji'uun
Telah berpulang ke rahmatullah Bapak Syafrudin bin Rahman Latif, ayahanda dari sahabat kita, @dimasseto_1 @sahrulrama mertua @dhiniaminarti
Semoga almarhum diterima semua amal ibadahnya, diampuni segala dosanya dan ditempatkan di surga Firdaus. Aamiin yaa Robbal’alamiin
Yuk selipkan doa doa terbaik di waktu2 menjelang syuruq ini
Terima kasih atas doa dan seluruh supportnya. Wassalam," tulisnya.

Kondisi sang Ayah Menurun
Dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Minggu (22/5/2022), Dimas mengatakan bahwa kondisi sang ayah menurun sebelum dinyatakan meninggal.
Ayah Dimas diketahui terkena DBD beberapa bulan lalu.
"Memang sebenernya sudah lama beliau sakit, delapan bulan yang lalu kena DBD."
"Penurunannya drastis sekali," terang Dimas.
Sebagai anak, Dimas mengaku memiliki firasat bahwa sang ayah akan menghembuskan napas terakhir.
Keluarga pun memanjatkan doa-doa bagi sang ayah.
"Karena ayah sudah lumayan sepuh, pasti sebagai anak ada firasat yang kuat."
"Berusaha untuk menjaga lebih ekstra."
"Firasat itu pada akhirnya kami balikkan lagi lebih ke minta doa, minta keselamatan, minta kesehatan," tuturnya.
Dimas dan keluarga berusaha untuk menghilangkan kekhawatiran, mengingat meninggalnya seseorang hanya menunggu waktu.
"Kita semua pada akhirnya tinggal menunggu waktu ya."
"Paling kita cuma untuk menghilangkan kekhawatiran kita aja," sambungnya.
Baca juga: Wattimena Bakal Jadi Penjabat Wali Kota, Saidna; Semoga Persoalan di Ambon Bisa Terselesaikan
Baca juga: Doyan Trabasan, Mantan Pembalap Moto2 Berpetualang Pakai WR 155 R
Baca juga: Wattimena Bakal Jadi Penjabat Wali Kota Ambon, Ririmasse Sebut Layak
Lebih lanjut, pria berusia 42 tahun tersebut mengungkapkan bahwa sang ayah pernah menderita penyakit syaraf pada tahun 2008.
Penyakit tersebut membuat sang ayah koma hingga dirawat selama 14 hari di rumah sakit.
"Ayah itu cuma ada gangguan motoriknya bicaranya ya."
"Jadi menyerang syaraf yang mengakibatkan dia koma tahun 2008."
"14 hari di rumah sakit, semua hidupnya udah pakai ventilator," ungkap Dimas.
Saat itu, kondisi sang ayah memburuk hingga hampir tak tertolong.
Keluarga pun sepakat untuk mencabut alat ventilator pada tubuh sang ayah.
"Pada saat itu hari Jumat, dalam posisi medis tidak terbantu lah bisa dibilang gitu."
"Akhirnya keluarga ngambil keputusan untuk mencabut alat ventilator karena sudah tidak berfungsi," ucap Dimas.
Namun, saat itu ada kerabat yang menyarankan untuk menunggu waktu hingga hari Senin.
Ternyata, sang ayah minta perawat untuk melepas ventilator, menandakan kondisinya membaik.
"Ada kerabat yang bilang, 'Tahan dulu sampai Senin'."
"Sampai Senin, tiba-tiba subuh kami telepon sama susternya, ayah tiba-tiba nunduk untuk minta lepas alatnya," tambahnya.
Kejadian tersebut membuat Dimas lebih terpacu.
Kini, ia berusaha untuk meneruskan kebaikan yang dimiliki oleh sang ayah semasa hidupnya.
"Kejadian ayah pada saat itu menjadi pembelajaran bagi saya."
"Alhamdulillah membuat satu trigger."
"Tinggal anak-anaknya nih kami meneruskan apa kebaikan-kebaikan yang ayah lakukan itu bisa diteruskan sama anak-anaknya," tutup Dimas Seto.
(TribunAmbon.com/Sinatrya)(Tribunnews.com/Katarina Retri)