Pukul Manyapu Morella

Raja Negeri Morella Harap Generasi Muda Terus Lestarikan Tradisi Pukul Manyapu

Tradisi Pukul Manyapu di Negeri Morella, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku diharapkan bisa terus dilestarikan.

Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Adjeng Hatalea
TribunAmbon.com/Mesya
MALUKU: Atraksi Pukul Manyapu di Negeri Morella, Maluku Tengah, Senin (9/5/2022). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Tradisi Pukul Manyapu di Negeri Morella, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku diharapkan bisa terus dilestarikan.

Pasalnya, atraksi ini merupakan momen untuk memperkenalkan budaya lokal.

Dalam pelaksanaannya, juga telah merawat silaturahmi antara generasi muda dengan generasi penerus.

Demikian disampaikan Raja (Upu) Negeri Morella, Fadil Sialana saat memberikan sambutan dalam acara atraksi pukul manyapu di arena atraksi tepatnya pada bagian belakang masjid Al-Muttaqin, Morella.

MALUKU: Raja (Upu) Negeri Morella, Fadil Sialana saat diwawancarai TribunAmbon.com di kediamannya, Senin (9/5/2022).
MALUKU: Raja (Upu) Negeri Morella, Fadil Sialana saat diwawancarai TribunAmbon.com di kediamannya, Senin (9/5/2022). (TribunAmbon.com/Mesya)

“Momentum seperti ini adalah cara mengenalkan budaya dan merawat silaturahmi antara kita generasi muda dengan generasi penerus. Acara ini harus terus dipertahankan.

Baca juga: Di Momen Atraksi Pukul Manyapu, Raja Negeri Morella Minta Pihak Berwajib Berantaskan Judi Online

Harapannya bagi generasi muda, dapat terus mendapatkan ini dengan identitasnya,” kata Fadil, Senin (9/5/2022).

Diketahui, tradisi pukul manyapu sudah ada sejak tahun 1646 silam dan turun-temurun hingga saat ini.

Tradisi itu biasanya digelar setiap 7 syawal atau tepatnya 7 hari setelah lebaran Idul Fitri.

Atraksi yang dilakukan dengan cara saling memukul dengan menggunakan sapu lidi yang dihempaskan ke arah badan lawan itu merupakan bentuk penghormatan mengenang perjuangan Kapitan Telukabessy, Malesi dan masyarakat tanah Hitu pada umumnya dalam melawan penjajah di Benteng Kapahaha.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved