Bacaan Doa
Bacaan Surah Al Mursalat Ayat 26 sampai 30, Lengkap dengan Tafsirnya
Al Mursalat merupakan salah satu surah yang berada di dalam kitab suci Al Quran. Surah ini berada di juz ke-29 dan menjadi surah ke-77 dalam Al Qura
Penulis: Sinatrya Tyas | Editor: Fitriana Andriyani
TRIBUNAMBON.COM - Al Mursalat merupakan salah satu surah yang berada di dalam kitab suci Al Quran.
Surah ini berada di juz ke-29 dan menjadi surah ke-77 dalam Al Quran.
Nama Al Mursalat diambil dari ayat pertamanya yang berarti 'malaikat-malaikat yang diutus'.
Surah Al Mursalat tergolong ke dalam surah Makiyyah karena diturunkan di Kota Makkah.
Melansir dari tayangan YouTube Ustaz Firanda Andirja, Surah Al Mursalat memiliki isi yang sama dengan surah-surah Makiyyah yang lain.
Yaitu pengingkaran atau bantahan kaum musyrikin yang tidak mempercayai adanya hari kebangkitan.
"Kebanyakan isi dari surah Makiyyah itu pengingkaran dari kaum musyrikin terhadap adanya hari kebangkitan yaitu hari kebangkitan," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan jika surah ini juga disebut sebagai Surah Al Urfa yang didasari dari ayat 'wal mursalati urfa'.
Kata urfa ini hanya ada di surah Al Mursalat dan tidak ditemukan dalam surah lainnya.
"Kalau biasanya para ulama memberi nama surah mereka sebutkan awal surah atau menyebutkan satu kata yang tidak terdapat dalam surah lain," sambungnya.
Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah Al Mursalat Ayat 16 sampai 20
Baca juga: Tafsir Surah Al Mursalat Ayat 11 sampai 15
Baca juga: Tafsir Surah Al Mursalat Ayat 1 Sampai 5, Malaikat yang Diutus
Berikut bacaan Surah Al Mursalat ayat 26 hingga 30 lengkap dengan tafsirnya.
26. أَحۡيَآءٗ وَأَمۡوَٰتٗا
Ahyaa an wa amwaataa.
"Orang-orang hidup dan orang-orang mati."
27. وَجَعَلۡنَا فِيهَا رَوَٰسِيَ شَٰمِخَٰتٍ وَأَسۡقَيۡنَٰكُم مَّآءٗ فُرَاتٗا
Wa ja'alnaa fiihaa rawaasiya syaamikhaatin wa asqainaakum maa an furaataa.
"Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar?"
28. وَيۡلٌ يَوۡمَئِذٍ لِّلۡمُكَذِّبِينَ
Wailun yauma idzil lilmukadz dzibiin.
"Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan."
29. ٱنطَلِقُوٓاْ إِلَىٰ مَا كُنتُم بِهِۦ تُكَذِّبُونَ
Anthaliquu ilaa maa kuntum bihi tukadz dzibuun.
"Dikatakan kepada mereka pada hari kiamat, pergilah kamu mendapatkan azab yang dahulunya kamu mendustakannya."
30. ٱنطَلِقُوٓاْ إِلَىٰ ظِلٍّ ذِي ثَلَٰثِ شُعَبٍ
Anthaliquu ila zhillin dzii tsalaatsi syu'abin.
"Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang."
Tafsir Surah Al Mursalat Ayat 26 hingga 30
Ayat 26
Nikmat penciptaan manusia telah diuraikan, kini nikmat lain yang diberikan kepada manusia yaitu tempat kediaman di bumi yang nyaman untuk ditinggali. Bukankah Kami jadikan bumi untuk tempat berkumpul, bagi yang masih hidup di permukaan bumi mereka berkeliaran, dan di perut bumi makhluk yang sudah mati itu dikuburkan?27-28. Dan di samping nikmat di atas Kami juga jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi lagi kokoh, sehingga menjadikan bumi tetap stabil, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar? Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan kebenaran.
Kegunaan bumi diciptakan terhampar dan tempat berkumpul bukan saja untuk yang masih hidup yang tinggal di atas permukaannya, melainkan juga bagi yang telah meninggal dunia untuk dikuburkan dalam perutnya. Itulah sebabnya dikatakan bumi untuk orang yang masih hidup dan yang sudah meninggal. Kifat dalam bahasa Arab berarti kuburan bagi yang meninggal dan rumah bagi yang masih hidup. Menurut para ilmuwan, bagian atas bumi merupakan lempengan-lempengan kulit bumi yang saling berinteraksi satu sama lain dan mengakibatkan terjadinya deformasi kerak bumi yang antara lain dimanifestasikan dengan pembentukan pegunungan, gunung api dan gempa bumi. Pegunungan-pegunungan yang tinggi ikut serta dalam siklus hidrologi dimana air akhirnya tersimpan di daratan dan menjadi sumber air minum manusia dan kehidupan lainnya.
Ayat 27
Dan di samping nikmat di atas Kami juga jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi lagi kokoh, sehingga menjadikan bumi tetap stabil, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar? Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan kebenaran.27-28. Dan di samping nikmat di atas Kami juga jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi lagi kokoh, sehingga menjadikan bumi tetap stabil, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar? Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan kebenaran.
Selain itu, Allah juga mengarahkan perhatian manusia kepada tujuan penciptaan gunung yang menjulang tinggi dari permukaan bumi. Ia dikatakan sebagai pasak bumi dan dengan demikian, manusia merasa tenteram tinggal di bumi. Gunung itulah yang bertugas sebagai pasak tiang untuk menjaga keseimbangan bumi tersebut. Terkadang sebagian badan gunung-gunung itu terbenam dalam tanah atau dalam laut maupun sungai-sungai. Selanjutnya Allah mengajak manusia memikirkan tentang air tawar yang diminum setiap hari, sebagai anugerah dari-Nya. Dialah yang menurut ayat ini memberikan minum. Terkadang air itu tercurah dari langit yang dibawa hujan yang berasal dari gumpalan awan atau dari salju mencair dan adakalanya pula mengalir dari anak-anak sungai atau memancar dari mata air, di bawah celah-celah gunung maupun di pinggir kali, dan sebagainya.
Ayat 28
Dan di samping nikmat di atas Kami juga jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi lagi kokoh, sehingga menjadikan bumi tetap stabil, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar? Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan kebenaran.29-31. Pada bagian terdahulu dijelaskan tentang ancaman Allah kepada yang durhaka. Kelompok ayat ini menerangkan sekelumit ancaman tersebut nanti di akhirat. Akan dikatakan kepada mereka, “Pergilah kamu wahai para pendurhaka, mendapatkan apa azab yang dahulu kamu dustakan. Pergilah kamu mendapatkan naungan asap api neraka yang mempunyai tiga cabang, yang tidak melindungi yaitu tidak menaungi dari panasnya api neraka, dan tidak pula menolak jilatan nyala api neraka yang sangat panas.”
Oleh karena itu, bagi siapa yang masih mendustakan nikmat Allah itu terkena oleh kutukan ayat ini, "Celaka besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan."
Ayat 29
Pada bagian terdahulu dijelaskan tentang ancaman Allah kepada yang durhaka. Kelompok ayat ini menerangkan sekelumit ancaman tersebut nanti di akhirat. Akan dikatakan kepada mereka, “Pergilah kamu wahai para pendurhaka, mendapatkan apa azab yang dahulu kamu dustakan. Pergilah kamu mendapatkan naungan asap api neraka yang mempunyai tiga cabang, yang tidak melindungi yaitu tidak menaungi dari panasnya api neraka, dan tidak pula menolak jilatan nyala api neraka yang sangat panas.”29-31. Pada bagian terdahulu dijelaskan tentang ancaman Allah kepada yang durhaka. Kelompok ayat ini menerangkan sekelumit ancaman tersebut nanti di akhirat. Akan dikatakan kepada mereka, “Pergilah kamu wahai para pendurhaka, mendapatkan apa azab yang dahulu kamu dustakan. Pergilah kamu mendapatkan naungan asap api neraka yang mempunyai tiga cabang, yang tidak melindungi yaitu tidak menaungi dari panasnya api neraka, dan tidak pula menolak jilatan nyala api neraka yang sangat panas.”
Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang yang bernasib malang yang hendak dimasukkan ke dalam neraka Jahanam, akan ditegur oleh malaikat penjaga dengan suara keras agar mereka pergi kepada azab dan siksaan yang didustakan ketika masih di dunia dahulu.
Ayat 30
Pada bagian terdahulu dijelaskan tentang ancaman Allah kepada yang durhaka. Kelompok ayat ini menerangkan sekelumit ancaman tersebut nanti di akhirat. Akan dikatakan kepada mereka, “Pergilah kamu wahai para pendurhaka, mendapatkan apa azab yang dahulu kamu dustakan. Pergilah kamu mendapatkan naungan asap api neraka yang mempunyai tiga cabang, yang tidak melindungi yaitu tidak menaungi dari panasnya api neraka, dan tidak pula menolak jilatan nyala api neraka yang sangat panas.”29-31. Pada bagian terdahulu dijelaskan tentang ancaman Allah kepada yang durhaka. Kelompok ayat ini menerangkan sekelumit ancaman tersebut nanti di akhirat. Akan dikatakan kepada mereka, “Pergilah kamu wahai para pendurhaka, mendapatkan apa azab yang dahulu kamu dustakan. Pergilah kamu mendapatkan naungan asap api neraka yang mempunyai tiga cabang, yang tidak melindungi yaitu tidak menaungi dari panasnya api neraka, dan tidak pula menolak jilatan nyala api neraka yang sangat panas.”
Gumpalan asap neraka itu bercabang tiga. Satu bagian di sebelah kanan, satu cabang di kiri, dan yang ketiga di atas pundak mereka, sehingga mereka terkepung di dalamnya dan tidak dapat keluar lagi. Di dalam ayat yang lain, Allah berfirman: Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. (al-Kahf/18: 29)
(TribunAmbon.com)