Jelang Ramadan 2022

Ambon Menjelang Bulan Ramadan, Bola Api jadi Permainan Hiburan Anak-anak Aster

Pada zaman itu, hampir di tiap halaman rumah, sekolah bahkan area bermain terbuka, dengan mudah kita menemukan sejumlah anak-anak tengah bermain ludo,

Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Adjeng Hatalea
TribunAmbon.com/Dedy
AMBON - Sejumlah anak-anak hingga remaja di aster bermain bola api untuk menyambut bulan Ramadan, Rabu (16/3/2022) malam. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Dedy Azis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Beragam permainan tradisional mulai bermunculan kembali menjelang bulan suci Ramadan 1443 Hijriah.

Hal itu seakan membawa kembali ingatan pada masa kanak-kanak setiap orang, tepatnya sebelum era digitalisasi, seperti sekarang ini.

Pada zaman itu, hampir di tiap halaman rumah, sekolah bahkan area bermain terbuka, dengan mudah kita menemukan sejumlah anak-anak tengah bermain ludo, bola bekel, congklak, monopoli, atau ular tangga, hingga yang ekstrem seperti bola api.

Permainan anak-anak itu tinggal kenangan.

Munculnya beragam gawai termasuk smartphone telah mengubah kondisi semua itu.

Persahabatan kini tak lagi dilakukan dengan bertatap muka atau berinteraksi langsung seperti dulu.

Perkawanan saat ini sepertinya cukup sebatas di media sosial.

Berbeda dengan hal itu, menyambut bulan Ramadan, belasan anak-anak kawasan Aster, Tantui, Kota Ambon punya cara tersendiri dalam mengisi waktu luang di malam hari.

Mereka berkumpul dan bermain bola api usai ibadah salat Isya.

Pantauan TribunAmbon.com di lokasi, Rabu (16/3/2022) malam, sejumlah anak hingga remaja berkumpul di salah satu lorong yang tak jauh dari area masjid di kawasan tersebut.

Warga setempat menamai lorong tersebut dengan lorong Masjid At-tahira, Aster.

AMBON: Pantauan TribunAmbon.com di lokasi, Rabu (16/3/2022) malam, sejumlah anak hingga remaja berkumpul di salah satu lorong yang tak jauh dari area masjid di kawasan tersebut.
AMBON: Pantauan TribunAmbon.com di lokasi, Rabu (16/3/2022) malam, sejumlah anak hingga remaja berkumpul di salah satu lorong yang tak jauh dari area masjid di kawasan tersebut. (TribunAmbon.com/Dedy)

Berbekal pecahan batu apung yang berbentuk bulat dan direndam dalam minyak tanah selama satu malam, mereka memainkan bola api dengan begitu seru.

Mereka bermain dengan begitu ceria penuh canda dan tawa.

Bahkan, seorang remaja perempuan yang berpakaian silat pun turut mengikuti permainan seru tersebut.

Saling umpan menambah kesan menyenangkan pada permainan itu.

Tak jarang, bola api tersebut mati, karena ditendang oleh anak lainnya, membuat mereka menyebutnya dengan istilah "Kaki Aer".

Istilah tersebut diperuntukkan bagi penendang yang menyebabkan bola api tersebut padam.

Menurut salah satu remaja, Swenly (15) pecahan batu apung yang dijadikan bola tersebut diambil dari kawasan pantai di belakang kantor Polda Maluku yang baru, Jalan Sultan Hasanuddin Ambon.

"Batu apung kami dapatkan dari belakang kantor Polda yang baru, waktu main-main kesana dapat itu lalu bawa pulang," kata dia, Rabu (16/3/2022) malam.

Ramadan, selain sebagai bulan ibadah penuh berkah, kedatangannya memiliki makna tersendiri bagi anak-anak pada umumnya.

Dulu, beberapa permainan anak tradisional mendadak jadi ramai seiring dengan datangnya bulan Ramadhan.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved