Konflik Rusia Vs Ukraina

Para Pembunuh Mencoba Membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Sebanyak 3 Kali

Laporan terbaru Times of London yang dilansir New York Post mengungkap bahwa para pembunuh telah mencoba membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Penulis: Sinatrya Tyas | Editor: Fitriana Andriyani
(AFP/DIMITAR DILKOFF)
AMBON: Seorang pria berjalan di depan sebuah bangunan yang hancur setelah serangan rudal Rusia di Kota Vasylkiv, dekat Kyiv, Minggu (27/2/2022). Menteri luar negeri Ukraina mengatakan pada 27 Februari bahwa Kyiv tidak akan menyerah pada pembicaraan dengan Rusia mengenai invasinya, menuduh Presiden Vladimir Putin berusaha meningkatkan tekanan dengan memerintahkan pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi.(AFP/DIMITAR DILKOFF) 

TRIBUNAMBON.COM - Laporan terbaru Times of London yang dilansir New York Post mengungkap bahwa para pembunuh telah mencoba membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Upaya pembunuhan ini setidaknya sudah tiga kali dilakukan sejak Rusia menginvasi Ukraina pekan lalu.

Plot pembunuhan digagalkan ketika pihak Rusia yang anti-perang memberi informasi kepada Ukraina tentang dua kelompok tentara bayaran terpisah yang berencana meluncurkan serangan.

"Saya dapat mengatakan bahwa kami telah menerima informasi dari Layanan Keamanan Federal Rusia, yang tidak ingin mengambil bagian dalam perang berdarah ini," kata Sekretaris Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina kepada stasiun TV lokal, menurut Times.

Kelompok Wagner yang didukung Kremlin disebut berada di belakang dua upaya tersebut, demikian laporan Time

Jika mereka berhasil, Moskow disebut dapat menyangkal keterlibatan langsung dalam rencana pembunuhan itu.

"Mereka akan masuk ke sana dengan misi yang sangat terkenal, sesuatu yang ingin disangkal oleh Rusia. Pemenggalan kepala negara adalah misi besar," kata seorang sumber diplomatik kepada surat kabar itu.

"Dalam hal dampak pada kebijakan kedaulatan Rusia, ini mungkin akan menjadi misi terbesar mereka sejauh ini. Itu akan berdampak besar pada perang," kata sumber itu.

Wagner Group dilaporkan berada di balik dua upaya tersebut.

Masih ada lebih dari 400 anggota Grup Wagner di Kiev, setelah anggotanya menyusup ke Ukraina dengan "daftar pembunuhan" dari 24 pejabat.

Kematiannya disebut akan menyebabkan kekacauan di pemerintah Ukraina, kata sumber kepada Times.

Zelensky, yang berusia 44 tahun, juga sempat menghindari upaya pembunuhan di pinggiran Kiev dari sekelompok pembunuh Chechnya.

Pada awal konflik minggu lalu, AS menawarkan untuk mengevakuasi Zelensky dari Kyiv saat pengepungan berlangsung, tetapi dia menolak.

"Pertarungan ada di sini. Saya butuh amunisi, bukan kendaraan," katanya, menurut Associated Press.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Kritik NATO

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkritik NATO, Jumat (4/3/2022) malam, atas penolakan terhadap zona larangan terbang.

Kritik ini dilayangkan Zelensky beberapa jam setelah NATO mengumumkan tidak akan campur tangan melalui udara atau darat karena takut menciptakan konflik dengan Rusia yang bisa meluas ke bagian lain Eropa.

Para pemimpin aliansi bertemu di Brussels, Jumat, setelah Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan pada anggotanya, pihaknya telah menolak segala kemungkinan intervensi terhadap pasukan Rusia.

Pejabat Ukraina telah menyerukan zona larangan terbang, tapi para pemimpin NATO menolak, khawatir bisa memicu perang yang lebih besar.

Presiden Rusia Vladimir Putin, mengumumkan pada bulan lalu, memperingatkan agar negara-negara lain tak ikut campur.

"Kami memiliki tanggung jawab untuk mencegah perang ini meningkat di luar Ukraina," ujar Stoltenberg, Jumat, dikutip dari The New York Times.

"Jadi, kami telah menjelaskan bahwa kami tidak akan mengambil gerakan di Ukraina, baik di darat maupun wilayah udara Ukraina."

Menciptakan zona larangan terbang di atas Ukraina akan membutuhkan pengerahan pesawat tempur NATO dan kemungkinan "menembak jatuh pesawat Rusia," ujarnya.

Ia memperingatkan, hal itu bisa menyebabkan "perang penuh di Eropa, yang melibatkan lebih banyak negara dan lebih banyak penderitaan manusia."

Zelensky, berbicara dalam sebuah video yang dibagikan di media sosial, mengkritik keputusan itu.

Menyebut KTT itu "lemah" dan "kalah".

Ia mengatakan pasukan Rusia menembaki warga sipil, daerah pemukiman, gereja, dan sekolah.

Zelensky menyebut keputusan untuk tidak membuat zona larangan terbang sama saja seperti "memberi lampu hijau" untuk lebih banyak pemboman.

"Semua orang yang akan mati mulai hari ini, mati karena Anda (NATO)," katanya berbicara pada pemimpin NATO.

"Karena kelemahanmu, karena perpecahan kalian."

Zelensky telah mengunggah banyak video, yang dirilis larut malam lewat media sosial, untuk mencari dukungan dari luar negeri.

Sementara ia telah merayakan sanksi besar yang dijatuhkan AS pada Rusia, ia juga berulang kali meminta para pemimpin Eropa agar memberikan bantuan militer tambahan.

Sekitar 20 negara, banyak yang merupakan anggota NATO dan Uni Eropa, menyalurkan senjata ke Ukraina.

NATO juga memindahkan peralatan militer dan 22.000 tentara tambahan ke negara-negara anggota yang berbatasan dengan Rusia dan Belarusia, untuk meyakinkan mereka dan meningkatkan pencegahan.

(TribunAmbon.com) (Kompas.com/Tito Hilmawan Reditya)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Presiden Zelensky Dilaporkan Selamat dari 3 Kali Upaya Pembunuhan dalam Sepekan"

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved