Ambon Terkini
Pengrajin Tahu Tempe di Ambon Menolak Mogok Produksi, Takut Semakin Merugi
Pengrajin tahu tempe di sejumlah daerah memilih mogok produksi untuk merespon kenaikan harga kedelai yang terjadi sebulan terakhir.
Penulis: M Fahroni Slamet | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Ridwan Tuasamu
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Pengrajin tahu tempe di sejumlah daerah memilih mogok produksi untuk merespon kenaikan harga kedelai yang terjadi sebulan terakhir.
Namun, para pengrajin di Kota Ambon, Maluku sepakat memilih tetap melakukan produksi tahu tempe untuk dijual ke pengecer.
Salah satu pengrajin, Sukadi (67) mengaku langkah itu diambil lantaran mereka tak ingin lebih merugi lagi.
"Kita sudah sepakat disini untuk tetap produksi saja," kata Sukadi kepada TribunAmbon.com, Selasa (22/2/2022).
Ia menjelaskan, aksi mogok yang dilakukan pengrajin lain di sejumlah daerah tidak akan berdampak apa-apa.
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Tempe Tahu di Pasar Mardika Ambon Dijual Lebih Kecil
Menurutnya, lebih baik terus menekan pemerintah untuk menurunkan harga kedelai tapi tidak dengan mogok produksi.
"Demo aja tidak apa-apa, tapi klo tutup ya berarti penghasilan tidak ada selama beberapa hari, rugi kan," ujarnya.
Sukadi mengatakan, setiap harinya pengrajin di Ambon memproduksi sekitar lebih dari 50 kilogram tahu tempe.
Jika tutup, mereka sudah kehilangan jutaan rupiah per harinya.
Pengecer di pasar tradisional juga akhirnya tidak mendapatkan keuntungan dan imbasnya adalah masyarakat sebagai konsumen.
Apalagi saat ini tahu tempe menjadi incaran masyarakat Ambon ditengah kurangnya ikan segar akibat gelombang tinggi.
Sebelumnya, aksi mogok yang dilakukan selama 3 hari itu dimulai di Jabodetabek dan Jawa Barat saja usai diusulkan Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo).
Namun, saat ini diikuti para pengrajin di Banten maupun Pulau Jawa.(*)