Nasional
Bagaimana Cara Menentukan Seseorang Terinfeksi Varian Omicron?
Mutasi alami virus corona menyebabkan varian Omicron tidak memiliki elemen S-gene, sehingga melalui SGTF dapat diketahui varian apakah yang menginfeks
TRIBUNAMBON.COM - Covid-19 varian Omicron mengakibatkan lonjakan kasus infeksi di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Namun, varian Omicron ini sulit dibedakan dengan Covid-19 lain, karena tidak bisa dideteksi dengan hanya tes Covid-19 biasa.
Lantas, bagaimana cara menentukan seseorang terkena varian Omicron? Berikut penjelasan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes):
Penjelasan Kemenkes
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa tes antigen maupun tes Polymerase Chain Reaction (PCR) hanya dapat mendeteksi seseorang terkena positif Covid-19 atau tidak.
Untuk menentukan seseorang terkena varian Omicron, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, salah satunya menggunakan SGTF atau S-Gene Target Failure.
S-Gene Target Failure sendiri adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan terinfeksi virus corona varian Omicron.
Mutasi alami virus corona menyebabkan varian Omicron tidak memiliki elemen S-gene, sehingga melalui SGTF dapat diketahui varian apakah yang menginfeksi tubuh seseorang.
Nadia menjelaskan, SGTF yang menunjukkan hasil positif disebabkan oleh tidak terdeteksi S-gene dalam virus, dan kemungkinan besar memang virus corona varian Omicron. “Tapi kalaupun kita SGTF-nya positif, itu baru suspek Omicron lebih besar.
Jadi kemungkinan besar memang Omicron. Karena untuk kepastiannya harus dilakukan pemeriksaan WGS (Whole Genome Sequencing),” terang Nadia saat dihubungi Kompas.com (5/2/2022).
Pemeriksaan PCR menurut Nadia hanya bisa mendeteksi antigen dari suatu virus.
Berbeda dengan pemeriksaan WGS yang lebih detail untuk membaca pita-pita DNA dalam virus.
“Jadi nanti dari mesin genetiknya itu diletakkan pita-pita DNA virus, nanti terlihat ada perbedaan mutasi di pita nomor sekian,” kata Nadia.
Epidemiolog: 97 persen varian yang bersirkulasi
Omicron Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai bahwa saat ini sudah tidak perlu menentukan varian yang menyerang seseorang. Menurutnya, sudah jelas 97 persen varian yang bersirkulasi di Indonesia adalah Omicron.