Bentrok di Pulau Haruku
Sanitasi juga Jadi Masalah Pengungsi Kariu di Aboru - Maluku Tengah
Mengingat jumlah pengungsi mencapai 1.370 jiwa, sehingga kebutuhan sanitasi sangat penting.
Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Ketua Komisi III DPRD Maluku, Richard Rahakbauw sebut sanitasi kini jadi masalah pengungsi Kariu di Aboru.
Ketersediaan sarana Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK) jauh dari memadai.
Mengingat jumlah pengungsi mencapai 1.370 jiwa, sehingga kebutuhan sanitasi sangat penting.
“Masalah serius yang dihadapi pengungsi Kariuw saat ini adalah terkait masalah MCK,” kata Richard Rahakbauw kepada wartawan usai rapat bersama delapan mitra kerja di ruang Komisi III DPRD Maluku, Rabu (2/2/2022).
Baca juga: Richard Rahakbauw Minta Segera Tetapkan Anggaran Perbaikan Rumah Warga Kariu
Baca juga: Pengungsi Kariu Mulai Terserang Penyakit, Rerata 100 Pasien Per Hari
Untuk menangani masalah dimaksud, kata dia saat ini Balai Cipta Karya tengah menciptakan sarana dan prasarana penunjang di lokasi pengungsian di Negeri Aboru, Pulau Haruku.
“Balai Cipta Karya disana tengah membantu untuk sarana dan prasarana untuk meringankan para pengungsi,” ungkapnya.
Sarana dan prasarana MCK sendiri biasanya terdiri dari sumber air bersih, kelengkapan kamar mandi, tempat cuci, kakus atau jamban beserta kegunaannya.
Diketahui, sebanyak 1370 warga Kariuw atau sebanyak 330 KK masih mengungsi di Negeri Aboru, Pulau Haruku.
Sedikitnya, terdapat 150 balita dan 250 lansia. (*)