Maluku Terkini
Persiapkan Project Base Learning, Ini Rencana Ditjen Vokasi Kemdikbud, Termasuk di Maluku
Direktorat Jendral (Ditjen) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto, Persiapkan Project Base Learning (PBL) dalam rangka
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Direktorat Jendral (Ditjen) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto, Persiapkan Project Base Learning (PBL) dalam rangka menciptakan kurikulum baru untuk SMK dan Kampus Vokasi di Maluku.
Hal itu disampaikan Wikan saat menggelar konferensi pers di salah satu café di JL. Said Perintah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Senin (29/11/2021) malam.
”Namanya project base learning, jadi pembelajarannya itu bukan membuat alat tapi nggak ada yang pesan, membuat animasi nggak ada yang pesan, membuat fashion nggak ada yang pesan, jadi belajar di SMK contohnya yah itu benar-benar mengerjakan pesanan real, tapi sambil belajar”, ujar Wikan.
PBL yang dimaksud oleh Wikan adalah bagaimana siswa SMK hingga Mahasiswa kampus Vokasi kedepannya dapat membuat suatu produk yang layak dipasarkan.
Selain itu, produk yang dibuat nantinya harus sudah memiliki konsumennya masing-masing.
Sehingga sangat diperlukannya kerjasama antara SMK, Kampus Vokasi, dengan Industri yang sesuai dengan jurusan siswa.
Baca juga: Soal Open House saat Natal, Wali Kota Ambon: Tunggu Arahan Pemerintah Pusat
Baca juga: Proses Kasus Berlanjut Meski Pemeran Video Mesum di Ambon Nikah, Polisi Diminta Transparan
Wikan menegaskan produk yang dihasilkan oleh siswa SMK dan Kampus Vokasi nantinya, harus dapat memuaskan konsumen.
"Sehingga kalau jelek hasilnya, nggak boleh lulus” tegas Wikan.
Selain PBL, diterapkan kebijakan Link and Match pada Vokasi, SMK, dan Industri.
“Kami menerapkan kebijakan link and match bahkan, link yang super match”.
“Di SMK, vokasi dan industri harus link and match merubah kurikulum dibikin bersama”, lanjutnya.
Link and match juga harus menciptakan teaching factory di SMK dan Vokasi. “Jadi di dalam SMK atau kampis harus ada factory tapi dalam pembelajaran, itu adalah unit produksi produktif”.
“Jadi dalam SMK dan Vokasi benar-benar selain ada project base learning, tapi juga ada teaching factory”, ujar Wikan.
Wikan memperjelas kegunaan link and match bukan hanya tentang MOU dan Industri.
Link and Match yang dimaksud adalah, bagaimana sinergitas antara SMK, Kampus Vokasi, dengan industri yang siap menerima lulusan lembaga pendidikan yang bersangkutan.