Global

Kisah Kota Emas yang Hilang 3.000 Tahun, Peninggalan Firaun Terkuat di Mesir

Ahli Mesir Kuno terkenal, Zahi Hawass, mengumumkan penemuan "kota emas yang hilang itu" di dekat Luxor pada Kamis (8/4/2021).

Editor: Adjeng Hatalea
GETTY IMAGES via BBC INDONES
Dr Hawass, saat melihat peti Tutankhamun. 

LUXOR, TRIBUNAMBON.COM - Penemuan suatu kota kuno berusia 3.000 tahun, yang terkubur di gurun pasir Mesir, dinilai sebagai salah satu temuan arkeologi terpenting sejak makam Tutankhamun.

Ahli Mesir Kuno terkenal, Zahi Hawass, mengumumkan penemuan "kota emas yang hilang itu" di dekat Luxor pada Kamis (8/4/2021).

Menurut dia, kota kuno dengan nama Aten itu adalah yang terpenting yang pernah ditemukan di Mesir.

Kota hilang itu terungkap melalui penggalian yang dimulai pada September 2020. Kota itu diduga merupakan peninggalan masa kekuasaan Amenhotep III, salah satu firaun paling kuat di Mesir, yang memerintah dari 1391 hingga 1353 Sebelum Masehi.

Artefak berharga ditemukan di lokasi kota emas yang hilang, di dekat Lembah Para Raja.
Artefak berharga ditemukan di lokasi kota emas yang hilang, di dekat Lembah Para Raja. ((REUTERS via BBC INDONESIA))

Kota itu selanjutnya digunakan oleh firaun Ay dan Tutankhamun, yang makamnya ditemukan di Lembah Para Raja oleh arkeolog Inggris Howard Carter pada 1922.

"Kota hilang ini merupakan penemuan arkeologi terpenting setelah makam Tutankhamun," kata Betsy Brian, profesor ilmu Sejarah Mesir di Universitas John Hopkins Baltimore, AS.

Bagi dia, kota itu akan "memberi kita gambaran yang langka tentang kehidupan orang Mesir kuno" pada saat kekaisaran itu berada di masa kejayaan.

Kota ini diyakini dibangun pada masa Firaun Amenhotep III,
Kota ini diyakini dibangun pada masa Firaun Amenhotep III, ((FACEBOOK DR ZAHI HAWASS via BBC INDONESIA))

Penggalian itu mengungkap banyak penemuan arkeologi berharga, seperti perhiasan, tembikar berwarna, jimat kumbang, dan batu bata lumpur bersegel Amenhotep III.

Dr Hawass, saat melihat peti Tutankhamun.
Dr Hawass, saat melihat peti Tutankhamun. ((GETTY IMAGES via BBC INDONESIA))

Tim arkeolog memulai penggalian di tepi barat Luxor dekat Lembah Para Raja, sejauh 500 kilometer dari sebelah selatan Ibu Kota Kairo.

"Dalam hitungan pekan, yang sangat mengejutkan tim, formasi batu bata lumpur mulai tampak di segala penjuru," kata Hawass.

"Apa yang mereka gali adalah situs suatu kota besar dalam kondisi masih terawat baik, tembok-temboknya nyaris lengkap, dengan ruangan-ruangan yang dipenuhi alat-alat pekerjaan sehari-hari."

Kini, tujuh bulan setelah dimulainya penggalian, beberapa wilayah atau lingkungan telah digali, termasuk tempat pembuatan roti, kompleks pemerintahan, wilayah hunian.

"Banyak delegasi-delegasi asing mencari kota ini dan gagal menemukannya," kata Hawass, yang juga mantan menteri urusan peninggalan purbakala Mesir.

Dia mengungkapkan bahwa proyek arkeologi di lokasi itu masih terus berlangsung dan timnya "berharap dapat menemukan makam-makam berisi harta peninggalan."

Mesir tengah mempromosikan peninggalan purbakala demi membangkitkan lagi sektor pariwisatanya, yang redup akibat krisis politik bertahun-tahun dan pandemi virus corona dalam setahun terakhir.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved