Wisata Religi

Bukit Masbait, Wisata Religi di Maluku Tenggara

Salah satu yang paling sering dikunjungi wisatawan baik lokal maupun domestik adalah Bukit Masbait.

Penulis: Rahmat Tutupoho | Editor: Adjeng Hatalea
zoom-inlihat foto Bukit Masbait, Wisata Religi di Maluku Tenggara
TribunAmbon.com/Henrik
MALUKU: Bukit Masbait ini merupakan bukit tertinggi di pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara.

Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Henrik Toatubun

LANGGUR, TRIBUNAMBON.COM - Berkunjung ke suatu daerah, tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi lokasi wisata yang ada di daerah itu.

Maluku Tenggara adalah salah satu daerah di Kepulauan Kei, Provinsi Maluku yang kaya akan potensi wisata.

Kepulauan Kei terkenal dengan potensi wisatanya yang beragam.

Terutama wisata pantai, seperti Pantai Sarnadan Ohoililir, Gowa Hawang, Pulau Tanimbar Kei, Ngurtavur, hingga pantai dengan pasir terhalus di dunia yakni Pantai Ngurbloat, serta masih banyak lagi.

Di samping itu, wisata religi juga bisa dijumpai di tanah berjuluk ‘Nuhu Evav’ itu.

Salah satu yang paling sering dikunjungi wisatawan baik lokal maupun domestik adalah Bukit Masbait.

Bukit Masbait ini merupakan bukit tertinggi di pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara.

Dengan ketinggian 300 meter di atas permukaan laut (mdpl), pengunjung bisa menikmati keindahan laut dengan pemandangan sebagian besar wilayah Kei Kecil dan Kota Tual, serta pulau-pulai kecil di kawasan tersebut.

Untuk mencapai puncak bukit ini, diperlukan tracking ringan selama kurang lebih 15 menit.

Dalam perjalanan, pengunjung akang dibuat terkesima dengan beberapa diorama dan pesan rohani mengenai Yesus Kristus.

Beberapa desa penyangga bukit tersebut, di antaranya Desa Letman, Ohoi Dertafun, Ohoi Kelanit, Ohoi Dunwahan, dan Desa Singohoi.

Keberadaan Bukit Masbait di Desa Kelanit yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. Dahulu kala bukit tersebut seringkali dijadikan sebagai bukit doa oleh penduduknya dan sering dilakukan ritual Jalan Salib umat Katolik.

MALUKU: Salah satu yang paling sering dikunjungi wisatawan baik lokal maupun domestik adalah Bukit Masbait.
MALUKU: Salah satu yang paling sering dikunjungi wisatawan baik lokal maupun domestik adalah Bukit Masbait. (TribunAmbon.com/Henrik)

Namun, karena makna religi yang tinggi dan keindahannya, maka bukit doa itu disulap jadi bukit wisata yang menyimpan sejumlah hal-hal unik bernuansa keagamaan.

Untuk sampai ke sana, harus menempuh perjalanan selama kurang lebih 30 menit dari pusat Kota Langgur.

Di bukit wisata ini terdapat 14 titik doa atau dikenal dengan istilah tempat perhentian Yesus saat menuju penyaliban bagi umat Katolik.

Titik doa yang pertama berada di bawah bukit dan  titik doa keempat belas di atas puncak Bukit Masbait.

Di atas puncak juga dibuat kubur Yesus dan beberapa patung yang dibuat indah untuk menceritakan kisah penyaliban Yesus dalam kepercayaan Kristen.

Bukit ini menjadi sangat penting bagi kehidupan umat Katolik di pulau Kei, sehingga setiap kali Hari Raya Paskah tiba, umat Katolik akan menjadikan bukit ini sebagai tempat untuk merayakan momen Paskah seperti ibadah jalan salib.

"Hari ini saya sedang doa pribadi yah. Saya sedang membawa doa-doa saya menyusuri perhentian-perhentian ini," ujar Nia (28) salah satu pendoa saat berada di perhentian ketiga.

Ia menyampaikan, dalam perjalanan doa, dirinya turut merasakan pengorbanan dan penderitaan Yesus bagi umat-Nya, sehingga membuatnya kuat melewati persoalan hidup.

Ia juga menyampaikan, menjelang Hari Raya Paskah ini, akan ada banyak orang yang datang berdoa di bukit tersebut.

Di atas bukit itu juga terdapat sebuah tugu yang diatasnya terdapat patung Yesus memberkati.

Tugu ini sendiri dianggap bersejarah karena merupakan hadiah dari Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2000.

Patung Yesus Memberkati ini merupakan patung yang sebelumnya berada di salah satu ruangan di Basilika, Roma.

Dilansir dari Bisnis.com, ketika kedatangannya, patung  tersebut sempat diarak keliling daerah di Maluku Tenggara.

Patung tersebut begitu menarik perhatian pengunjung, bukan saja yang beragama Kristen namun juga pengunjung beragama lain.

Karena berada di ketinggian, para pengunjung dapat melihat pemandangan alam di bawah bukit yang begitu indah.

Untuk masuk ke lokasi wisata ini, pengunjung tidak dikenakan karcis.

Namun, di puncak bukit terdapat tempat derma bagi siapa saja yang memberi setelah selesai berdoa dan juga berwisata.

Meski identik dengan kekristenan, Bukit Masbait ini sendiri justru dijaga oleh masyarakat setempat yang beragama Kristen dan juga Muslim.

Tak kalah uniknya, bukit ini sendiri dikelilingi oleh tiga desa dari agama yang berbeda-beda. Yaitu Desa Kelanit yang dihuni oleh umat Katolik, Desa Ohoi Dertavun oleh umat Protestan dan Desa Letman, Dunwahan dan Singohoi oleh umat Muslim.

Pengunjung yang berwisata bukan hanya beragama Kristen tapi juga pengunjung beragama lain.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved