21 Bom Peninggalan Perang Dunia II Dimusnahkan Brimob Polda Maluku, Ini Bentuknya
Satuan Brimob Polda Maluku memusnahkan 21 bom bekas peninggalan perang dunia II.
Laporan Wartawan Tribunambon.com, Insany
TRIBUNAMBON.COM - Satuan Brimob Polda Maluku memusnahkan 21 bom bekas peninggalan perang dunia II.
Bom ini ditemukan di sejumlah lokasi, dan juga diserahkan warga yang menemukan.
Tim Subden II Jibom Detasemen Gegana, Satuan Brimob Polda Maluku yang dipimpin Wadansubden II Jibom Iptu WA Matulessy, melakukan pemusnahan pada Jumat (2/10/2020).
• Gempa 3.3 SR Guncang Ambon, Trauma Tahun Lalu di Tanggal yang Sama: 14 Kali Gempa
• Wakapolda Maluku: Gunakan Bahasa & Simbol Lokal dalam Sosialisasi Protokol Kesehatan Covid-19
Proses pemusnahan dilakukan berdasarkan Surat Nomor: Sprin/380/IX/OPS 1/2020 oleh Dansat Brimob Polda Maluku, Kombes M Guntur dan akan berlangsung selama dua hari dengan lokasi pemusnahan di hutan Gunung Malintang, Desa Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Dari 21 bom aktif, 6 di antaranya berukuran besar dengan panjang mencapai 155 cm berdiameter 30 cm.

Sementara 15 lainnya berukuran kecil dengan panjang 80 cm dan berdiameter 22 cm.
Proses pemusnahan tersebut disaksikan Kapolres SBB, AKBP Bayu Tarida Butar-Butar, Kabag Ops Polres SBB AKP Vitalis Goleng, Danki II Yon B Pelopor Piru, Iptu M Mesdila dan personil Detasemen Gegana Satbrimob Polda Maluku.
Komandan Satuan Brimob Polda Maluku KBP. M Guntur, kepada wartawan mengatakan pemusnahan dilakukan oleh tim yang dikirim dari Makosat Brimob.
“Pemusnahan sudah berlangsung sejak kemarin, dan personil yang melakukan pemusnahan ini dikirim dari Makosat Brimob Polda Maluku,” jelasnya.
KBP M Guntur menyebutkan seluruh bom tersebut merupakan peninggalan perang dunia II namun tidak diketahui pasti negara asal bom ini.
• Kunjungi Kampung Kristen, Kapolda Maluku & Pangdam Pattimura Salat di Rumah Warga Aboru
• Detasemen Gegana Brimob Polda Maluku Sterilkan Hotel Lokasi Karantina Pasien Covid-19
Kondisi bom ini dalam keadaan berkarat dan berbentuk rudal panjang, diduga merupakan jenis bom tanah tipe 98 milik Jepang.
Namun, Guntur enggan merinci lebih jauh.
Guntur menduga masih ada sisa bom yang masih perlu disisir keberadaannya agar tidak membahayakan masyarakat. (*)