Cerita Sopir Ambulans di Tengah Pandemi Covid-19, Kerja Ekstra Keras karena Angka Kematian Meningkat
Angka kematian Covid-19 di Jakarta yang meningkat di bulan Agustus dan September membuat sopir ambulans harus bekerja dari pagi hingga pagi lagi.
TRIBUNPALU.COM - Pandemi virus corona Covid-19 membuat sejumlah pihak bekerja ekstra keras, seperti para dokter, perawat, cleaning service rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan lain, hingga sopir ambulans atau sopir mobil jenazah.
Meningkatnya angka kematian pasien Covid-19 di DKI Jakarta pada bulan Agustus dan September 2020 membuat petugas mobil jenazah harus kerja lebih keras lagi untuk memakamkan jenazah dengan protokol kesehatan.
Seorang sopir mobil jenazah pun baru-baru ini membagikan kisahnya kepada presenter Mata Najwa, Najwa Shihab.
Adalah Muhammad Nursyamsurya di DKI Jakarta yang menceritakan pengalamannya selama enam bulan masa pandemi ini.
Menurutnya, angka kematian akibat Covid-19 di Jakarta meningkat di bulan Agustus dan September dan membuatnya harus bekerja dari pagi hingga pagi lagi.
Meskipun begitu, ia telah belajar cara memakamkan jenazah Covid-19 dengan protokol kesehatan pada bulan Maret dan April, sehingga kini sudah terbiasa memakamkan dengan protokol kesehatan yang ada.
• Kisah Penggali Kubur: Bekerja 24 Jam, Makamkan 1.500 Jenazah sejak Awal Pandemi Covid-19
• Penggali Kubur Beri Pesan bagi Warga yang Langgar PSBB: Lahan Kosong Kami Siapkan untuk yang Bandel
• Curhat Dokter Penyintas Covid-19 Soal Banyak Warga yang Tak Takut Virus Corona dan Anggap Konspirasi
"Sebenarnya lebih berat dan lebih banyak. Karena pengalaman kami di bulan Maret dan April cara mengangani jenazah Covid-19 jadi lebih cepat lagi."
"Untuk jumlah lebih banyak. Kalau bulan Maret dan April 40 sampai 50 kalau bulan September melebihi 50 keatas sampai 60 an. Kerja dari subuh sampai subuh lagi," ujarnya dilansir YouTube Najwa Shihab, Kamis (17/9/2020).
• Bambang Soesatyo Harap Vaksin Covid-19 Bisa Didistribusikan Februari 2021, Target Produksi 340 Juta
Ia menjelaskan, dampak PSBB di bulan Maret dan April cukup bagus karena dapat menurunkan jumlah kematian di bulan Juli.
Namun, saat PSBB dilonggarkan dan new normal diterapkan, jumlah kematian meningkat.
Muhammad Nursyamsurya juga menceritakan pengalaman sedihnya selama memakamkan jenazah Covid-19 salah satunya harus memakamkan suami istri dalam rentang waktu berdekatan.
"Juli Alhamdulillah menurun sampai belasan dan 20 an setelah PSBB dilonggarkan memasuki new normal meningkatnya di bulan Agustus dan September."
"Yang paling sedih kalau jemput satu rumah sakit itu suami istri. Ada satu hari meninggal suami istri. Dokter dengan perawat ada," imbuhnya.
Ia menyesalkan masih banyak orang yang mengaggap remeh Covid-19.
Dengan nada keras ia menantang orang-orang yang meremehkan Covid-19 untuk bekerja dengannya ikut memakamkan jenazah Covid-19.
"Masih ada saya baca di medsos yang menganggap enteng PSBB menganggap enteng covid masih nongkrong-nongkrong."
"Sekarang saya tantang kalian yang menganggap enteng semua itu ikut saya kerja jadi kenek sehari aja. Gimana rasanya memakamkan orang dalam sehari bisa puluhan."
"Dalam surat kematian itu penyakit menular dan itu harus dilakukan protokol Covid. Ini masalah kemanusiaan, kita menyelamatkan nyawa orang bukan masalah yang lain-lain. Ini masalah kemanusiaan, nyawa manusia," ujarnya dengan nada tinggi.

• PPNI: Lebih dari 70 Perawat Meninggal akibat Terinfeksi Covid-19 di Indonesia
• Di Pertemuan ASEAN, Indonesia Sebut Sudah Gelontorkan Dana Rp 659,2 Triliun untuk Tangani Covid-19
Dikutip dari WartaKotalive.com, kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta kembali meroket.
Hingga Rabu (16/9/2020) hari ini, penambahannya menembus rekor sampai 1.505 orang.
Angka 1.505 orang itu, termasuk di antaranya 502 orang akumulasi data sebelumnya, Sabtu (12/9/2020), Minggu (13/9/2020) dan Senin (14/9/2020).
Sementara penambahan kasus yang terjadi hanya pada Kamis (10/9/2020) mencapai 1.003 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, tes polymerase chain reaction (PCR) sebayak 6.951 spesimen.
"Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 5.561 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 1.003 positif dan 4.558 negatif,” kata Dwi seperti dilansir dari siaran pers, Rabu (16/9/2020).
Menurutnya, jumlah kasus positif aktif di Jakarta saat ini mencapai 12.709 orang. Mereka ada yang masih dirawat dan menjalani isolasi mandiri.
Sedangkan, kasus Covid-19 secara total di Jakarta sampai sekarang mencapai 58.458 orang.
Rinciannya, total 44.251 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 75,7 persen dan 1.498 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 2,6 persen.
“Untuk rate test (rata-rata pengetesan) PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 73.665 orang, sedangkan jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir mencapai 59.572,” ujarnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (WartaKotalive.com/Fitriyandi Al Fajri)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Haru Sopir Ambulans yang Bekerja Ekstra karena Angka Kematian Akibat Covid-19 Meningkat