Virus Corona

Cerita Relawan Vaksin Covid-19: Merasa Sangat Mengantuk, Badan Lebih Segar

Relawan yang sudah disuntik vaksin Covid 19 pada Selasa (11/8/2020) di RS Pendidikan Universitas Padjadjaran sudah melewati waktu 24 jam, ini kisahnya

europeanpharmaceuticalreview.com
ILUSTRASI vaksin Covid-19- Cerita Relawan Vaksin Covid-19:5 Jam Setelah Disuntik Merasa Sangat Mengantuk,Lalu Badan Lebih Segar 

"Sudah, tadi 19 sesuai dengan swab kemarin, kemarin kan 21 diswab, tapi yang datang 19, mungkin yang tadi satu kurang sehat," ujar Kusnandi, saat ditemui di RSP, Unpad, Selasa (11/9/2020).

Setelah mendapat suntikan pertama kata dia, 14 hari kemudian 19 relawan itu harus kembali datang ke RSP untuk mendapat suntikan kedua.

Setelah dua kali disuntik, kata dia, baru enam bulan kemudian dicek lagi.

"Jadi habis dua kali suntik diambil darah, terus akhirnya diperiksa lagi darahnya," katanya.

Dalam uji vaksin tahap ketiga ini, kata dia, ada dua efek samping yang akan dirasakan oleh relawan yakni lokal dan sistemik.

"Kalau lokal bengkak, berapa besar bengkaknya, nanti kita lihat, kalau sistemik, panas, berapa panasnya, jadi gitu, mereka semua lapor," ucapnya.

Kusnandi memastikan tidak ada istilah gagal dalam uji vaksin ini.

Sebab, kata dia, ini merupakan uji klinis tahap ketiga.

"Diduga selama ini enggak ada efek sampingnya, kan ini yang ketiga, kalau banyak efek sampingnya dari dulu sudah tidak bisa lagi, sekarang ketiga," katanya.

Selain di Indonesia, kata dia, ada sejumlah negara lain seperti India, Brazil, Bangladesh, dan Turki yang sama-sama mengembangkan vaksin Covid-19 ini.

Lagi pula, kata dia yang menentukan gagal atau tidaknya vaksin itu WHO.

"Tidak ada orang yang bisa ngomong ini gagal, yang bisa cuma WHO, karena kalau vaksin itu komitmen global, karena akan diberikan kepada semua orang, jadi yang bertanggung jawab adalah WHO, makanya di beberapa tempat," ucapnya.

 Jokowi Yakin Vaksin Segera Diproduksi Bio Farma

Masyarakat di Indonesia bakal menjadi prioritas penyaluran vaksin Covid-19 yang tengah dikembangkan oleh PT Bio Farma.

Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, saat ini vaksin tersebut masih dilakukan uji klinis dan menunggu izin produksi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

"Prioritas untuk dalam negeri dulu," ujar Honesti Basyir, saat ditemui di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Padjadjaran, Jalan Eyckman, Kota Bandung, Selasa (11/9/2020).

Diperkirakan, kata dia, nantinya bakal ada sekitar 160 juta masyarakat Indonesia yang diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin.

Setiap orangnya, kata dia, membutuhkan dua dosis untuk vaksinasi.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Mengendalikan Harga Daging Ayam

 

Harumnya Hilirisasi Kemenyan

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved