Idul Fitri 1441 Hijriah
Apakah Puasa Syawal Harus Dilakukan 6 Hari Berturut-turut? Bolehkah Ada Jeda? Ini Jawaban Buya Yahya
Berkenaan jumlahnya yang 6 hari, apakah puasa Syawal harus dilakukan secara berturut-turut? Bolehkah ada jeda?
Penulis: Fitriana Andriyani | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
TRIBUNAMBON.COM - Idul Fitri menandakan berakhirnya bulan Ramadan, berganti bulan Syawal.
Dengan demikian berakhirnya Ramadan, umat Islam tak lagi menunaikan ibadah puasa wajib, termasuk tak lagi mendapatkan keutamaannya.
Namun di bulan Syawal ini, umat Islam bisa menunaikan puasa Syawal selama 6 hari yang bersifat sunnah.
Puasa Syawal memiliki keutamaan yang luar biasa, yakni setara dengan puasa setahun penuh.
Keutamaan puasa Syawal disebutkan dalam hadits Abu Ayyub Al-Anshari r.a., Nabi Saw.,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).
Berkenaan jumlahnya yang 6 hari, apakah puasa Syawal harus dilakukan secara berturut-turut?
Bolehkah ada jeda hari dari satu puasa dengan puasa selanjutnya?
• Puasa Syawal atau Bayar Utang Puasa Ramadan Terlebih Dahulu? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Buya Yahya dalam ceramah yang diunggah di kanal Youtube Al-Bahjah TV menjawab pertanyaan serupa dari jamaah.
Buya Yahya mengatakan, puasa Syawal lebih baik dikerjakan secara berurutan karena melakukan kebaikan hendaknya memang disegerakan.
Sebab apabila seorang muslim menunda puasa Syawal, dikhawatirkan ia akan menggampangkan dan terus menunda-nunda hingga bulan Syawal habis.
"Makanya kalau cepat beres, alhamdulillah Sunnah," kata Buya Yahya dikutip TribunAmbon.com dari Youtube Al-Bahjah TV.
Keutamaan menyegerakan amal baik tertuang dalam firman Allah dalam QS. Ali Imran: 133.
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)
Menyegerakan amal baik juga dapat mendatangkan ridha Allah, sebagaimana dikatakan Nabi Musa dalam QS. Thaha: 84.
وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَى
“Dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku).” (QS. Thaha: 84)
Namun, Buya Yahya mengatakan bahwa keberturutan tersebut sifatnya tidak wajib, sebab bisa jadi seorang muslim berhalangan untuk bisa melakukannya secara berturut-turut dalam 6 hari.
"Cuma kalau Anda mulai tanggal 12 Syawal sampai nanti, satu puasa, besok tidak, satu puasa, besok tidak, Anda tetap mendapatkan pahala puasa Syawal," jelasnya.
Namun, memang lebih diutamakan melakukannya secara berturut-turut.
Sebab jika amalan baik ini ditunda, dikhawatirkan tak ada lagi kesempatan.
"Kenapa menunda amal baik? Takut nanti tidak ada kesempatan lagi. Selagi Anda sehat, Anda puasa!" ujarnya.
Buya Yahya juga memberikan contoh keadaan yang memungkinkan seorang Muslim berhalangan sehingga tak akan menjadi masalah jika melakukan puasa Syawal secara tidak berturut.
Yakni ketika seorang Muslim berkunjung ke rumah orang tuanya yang mengajaknya makan bersama, akan lebih baik jika tak perlu berpuasa di hari tersebut demi menyenangkan orang tua.
Niat dan keutamaan menunaikan puasa Syawal
Meski termasuk amalan sunnah, puasa Syawal selama 6 hari memiliki keutamaan yang luar biasa yaitu setara dengan berpuasa selama setahun penuh.
Hal itu disebutkan dalam hadits Abu Ayyub Al-Anshari r.a., Nabi Saw.,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).
Ustaz Abdul Somad dalam cerama yang diunggah di kanal Youtube Mutiara Islam memberikan keutamaan lain puasa Syawal.
" Ada apa dengan puasa 6 hari? Merasakan kembali nimatnya doa munajat ketika berbuka," ujar ustaz Abdul Somad dalam tayangan tersebut.
Adapun niat puasa Syawal adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin an ada'i sunnatis Syawwali lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT"
Namun, jika seorang Muslim belum meniatkan puasanya di malam sebelum puasa dan mendadak ingin berpuasa hari itu juga, berikut niat yang bisa diucapkan di siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an ada'i sunnatis Syawwali lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT".
(TribunAmbon.com/Fitriana Andriyani)