Apakah Permintaan Maaf Indira Kalistha Tulus? Ini Jawaban Menurut Pakar Mikro Ekspresi
Pakar Mikro Ekspresi Joice Manurung, mengomentari permintaan maaf beauty vlogger, Indira Kalistha terkait ujaran kontroversialnya soal Virus Corona.
TRIBUNAMBON.COM - Pakar Mikro Ekspresi Joice Manurung, mengomentari permintaan maaf beauty vlogger, Indira Kalistha terkait ujaran kontroversialnya soal virus corona.
Seperti diketahui, pernyataan Indira Kalistha dalam kanal YouTube Gritte Agatha menggemparkan publik karena dinilai bertentangan dan cenderung menyinggung upaya penanganan virus corona.
Karena mendapat kecaman dari banyak pihak, video tersebut kemudian telah dihapus dan kedua belah pihak baik Indira Kalistha maupun Gritte Agatha telah meminta maaf.

Dari permintaan maaf Indira yang dramatis, Joice tak menampik bahwa memang ada unsur alamiah yakni setidaknya Indira tampak telah mmenyadari kesalahannya.
"Dari cara dia meminta maaf tadi, tangisan yang diperlihatkan dan beberpa kali itu muncul saya melihat memang ada unsur alamiah, paling tidak dia menyadari kesalahannya," kata Joice.
Joice juga melihat, Indira telah mempunyai kesadaran untuk mau meperbaiki kesalahannya.
Meskipun, ada proses panjang dan perlu dilihat konsistensi sikap ke depannya.
Poin lainnya yang di soroti Joice adalah, telah muncul pengendalian diri pada Indira Kalistha saat meminta maaf.
Joice sebelumnya mengatakan, Indira merupakan sosok yang implusif, yakni mudah bereaksi tanpa pertimbangan.

Namun, di video permintaan maafnya Indira sudah tampak terkendali dan menggunakan pemilihan kata yang baik.
"Dan yang ketiga, sudah ada kematangan emosional yang dimunculkan melalui pengendalian diri," tutur Joice.
"Cara ngomongnya sudah tidak sama dengan video sebelumnya, sudah terkendali, menata dan memilih kata-kata yang baik dan benar untuk meminta maaf," tegasnya.
Apa permintaan maafnya tulus?
Joice menyampaikan ketulusan yang sering digandengkan dengan kejujuran itu merupakan sebuah nilai, nilai hidup.
Nilai hidup itu hanya bisa dilihat dari konsistensi perilaku seseorang, bagaimana dia bertinak, kata-kata yang keluar, bahasa tubuh, dan ini terpelihara dalam rentang waktu yang cukup panjang.
Karenanya, nilai hidup itu sendiri masih merupakan wacana yang perlu diukur.