Fadli Zon Kritisi Kebijakan Pemerintahan Jokowi yang Belum Turunkan Harga BBM: Pertama Dalam Sejarah
Hingga saat ini harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tampak masih belum ada penurunan kendati berbagai desakan pun terus muncul.
Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Fitriana Andriyani
TRIBUNAMBON.COM - Hingga saat ini harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tampak masih belum ada penurunan kendati berbagai desakan pun terus muncul.
Hal tersebut menyusul harga minyak mentah telah menyentuh angka di bawah US$ 30 per barel dalam beberapa waktu terakhir.
Adanya hal tersebut pun juga mengundang respon dari politikus sekaligus Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon.
Fadli Zon mengomentari soal kebijakan Pemerintah Indonesia soal BBM melalui cuitan di akun twitter pribadinya.
Dirinya menyebut soal keputusan pemerintah yang belum menurunkan harga BBM seiring dengan harga minyak dunia saat ini.
Cuitannya tersebut pun di arahkan langsung ke twitter resmi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pertama dlm sejarah, ketika harga minyak dunia dibawah nol dolar, pemerintah
@jokowi blm juga turunkan harga BBM," tulis Fadli Zon.
Bahkan Fadli juga sempat memberikan cuitan lainnya berbunyi: "HARGA BBM TETAP TINGGI IMBAS KEBIJAKAN AKAL-AKALAN. (A Thread)."
Penjelasan Dirut Pertamina
Sementara itu dilansir dari Kontan.co.id, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menuturkan wewenang penurunan harga ada pada Pemerintah Indonesia sendiri.
Pihaknya menjelaskan setiap bulan mengikuti formula yang ditetapkan Kementerian ESDM, lantaran hal tersebut berdasarkan regulasi.
"Hari ini memang belum penurunan, namun secara korporasi kami berikan diskon."
"Kami melakukan langkah yang secara korporasi boleh dilakukan," ujar Nicke dalam RDP Virtual dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (16/4).

Untuk itu, pihaknya hanya bisa melakukan sejumlah upaya seperti pemberian diskon harga BBM.
Hal ini disampaikan Nicke pasca Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade mempertanyakan alasan Pertamina belum mau menurunkan harga BBM tersebut.
"Kan hanya 3 bulan, masa Pertamina nggak mau rugi sedikit? Kalau kurang tinggal minta sama pemerintah, karena semua rakyat sekarang berteriak," ujar Andre.
Selain itu, Mantan Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini pada pekan lalu sempat mengeluarkan hitung-hitungan soal penyesuaian harga BBM yang harus dilakukan menyusul turunnya indikator pembentuk harga.
"Apalagi sekarang sudah harusnya turun sejak sebulan lalu, sehingga kewajiban menurunkan harga BBM sudah sangat mendesak,” ujar Rudi dalam keterangan resminya pekan lalu.
• Jelang Ramadan 2020, Aparat Gabungan di Ambon Bersihkan Masjid
• Ramadan 2020, Alfamart dan Indomaret Hadirkan Banyak Promo serta Diskon, Ada Beli Dua Gratis Satu
• BREAKING NEWS: Jumlah Pasien Positif Corona 7.418 Orang Per 22 April 2020, 635 Meninggal, 913 Sembuh
Rudi mengungkapkan, penyesuaian harga BBM jangan sampai mengeksploitasi masyarakat dengan harga yang tinggi serta jangan pula membebani pemerintah lewat subsidi dengan harga yang terlalu rendah.
Berdasarkan perhitungan yang ada, Rudi mengungkapkan Pertamina dapat menerapkan harga baru pada rentang Rp 5.500 hingga RP 6.000 per liter.
Rudi melanjutkan, negara-negara tetangga bahkan telah melakukan penyesuaian harga, sebut saja Malaysia. Sebagai perbandingan, saat ini, harga Ron 95 (Pertamax) Malaysia adalah 1,25 Ringgit atau setara dengan Rp 4.500 per liter.
Artikel ini sebagian telah tayang di Kontan.com dengan judul Ini alasan Pertamina belum turunkan harga bahan bakar minyak (BBM)
(TribunAmbon.com/Garudea Prabawati) (Kontan.com/Filemon Agung)