Virus Corona

Bahagianya Dokter di RSD Wisma Atlet saat Pasien Sembuh: Kita Melepasnya dengan Bahagia dan Puas

"Hal terbaiknya adalah saat mereka sudah selesai menjalani perawatan, kita yang melepasnya dengan perasaan bahagia dan puas," tutur Tommy.

Editor: Fitriana Andriyani
freepik
ilustrasi tenaga medis COVID-19 

TRIBUNAMBON.COM, JAKARTA- Hampir satu bulan Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran beroperasi.

Ada kisah di balik dokter yang merawat total 1.038 pasien terkait corona.

Koordinator Dokter Umum di RS Darurat Wisma Atlet, Letda Laut Kesehatan Tommy Antariksa, 29 tahun, harus rela tak bertemu keluarga sudah hampir 30 hari.

BREAKING NEWS: Jumlah Pasien Positif Corona 7.135 Orang Per 21 April 2020, 616 Meninggal, 842 Sembuh

18 Public Figure Dunia yang Meninggal karena COVID-19, Musisi Alan Merrill hingga Chef Floyd Cardoz

Selama merawat pasien, Tommy menginap di lingkungan wisma atlet. Tommy tak merasa terbebani merawat pasien.

Baginya, ini merupakan pengabdian kepada negara. Bisa membantu sesama dan bisa berkontribusi untuk negara.

Sekaligus mengimplementasikan ilmu dan profesinya di bidang medis dan militer. Hal ini yang membuat Tommy senang.

"Senang bisa bermanfaat bagi sesama, mengobati dan merawat orang yang suspect COVID-19 maupun yang sudah positif," kata Tommy kepada Tribun, Senin (20/4).

Kemarin, tercatat 28 orang pasien positif COVID-19 yang dirawat di RSD Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, dinyatakan sembuh.

Tommy terus memantau situasi itu. Hari demi hari, pasien yang dinyatakan sembuh terus bertambah.

"Hal terbaiknya adalah saat mereka sudah selesai menjalani perawatan dan masa observasi di RSD Wisma Atlet dan akhirnya mereka di nyatakan sembuh dan bisa kembali ke masyarakat, kita yang melepasnya dengan perasaan bahagia dan puas," tutur Tommy.

Tommy mengaku, selama bertugas, belum bisa berkumpul bersama keluarga.

Sebab, seluruh dokter dan perawat di RSD Wisma Atlet tak diperkenankan untuk pulang atau ke luar dari lingkungan Wisma Atlet.

"Bagi tenaga medis yang mau mengakhiri masa penugasan pun harus menjalani masa karantina dahulu selama 2 Minggu sebelum benar benar kembali ke masyarakat," ujar Tommy.

Ia menyiasati kerinduan dengan melakukan komunikasi melalui dunia maya. "Bisa dengan telepon, chat via Whatsapp atau bisa juga video call," tutur Tommy.

Pengalaman yang tidak terlupakan selama merawat pasien, kata Tommy, adalah menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), yang menutup seluruh tubuh sekitar 8 jam.

"Ditambah dengan aktivitas padat. Aktivitas di balik baju hazmat minimal 8 jam," ucapnya.

Menurut Tommy, tenaga kesehatan di sana juga wajib memakai kacamata pelindung, sarung tangan dan sepatu khusus untuk melindungi diri dari virus.

Selama memakai APD, Tommy harus menahan rasa haus. Dan tak bisa ke toilet selama masih bertugas menjaga para pasien.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun, pasien yang dirawat di RSD Wisma Atlet per Senin (20/4/2020) berjumlah 633 orang pasien.

Jumlah pasien positif COVID-19 di RSD Wisma Atlet berjumlah 536 orang. Kriteria pasien yang dapat berobat atau dilayani yang berada di kategori ringan hingga sedang.

RSD Wisma Atlet tersebut akan menerima pasien dengan usia di atas 15 tahun.

Bagi yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP), yang akan diterima ialah orang dengan usia lebih dari 60 tahun, penyakit penyertanya terkontrol, dan dapat menangani diri sendiri.

Sementara Pasien Dalam Pengawasan yang akan diterima untuk dirawat di RS darurat itu ialah pasien dengan keluhan ringan, sesak ringan hingga sedang, dan usianya lebih dari 15 tahun.

(Tribunnews.com/Dennis Destryawan)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Dokter Muda Tangani 1.038 Pasien Corona: Hal Terbaik Melihat Pasien Sembuh.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved