Virus Corona
Cerita Petugas Pemakaman Jenazah Covid-19, Gelisah: Mau Berhenti Tapi Dapat Uang dari Mana
Wabah corona (covid-19) masih saja menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia, lantaran penyebarannya yang kian masif.
TRIBUNAMBON.COM - Wabah corona (covid-19) masih saja menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia, lantaran penyebarannya yang kian masif.
Terlebih bagi para petugas yang berada di baris depan membantu masyarakat dalam menghadapi covid-19.
Termasuk para dokter, petugas medis, hingga para petugas pemakaman.
Ada cerota menarik dari petugas pemakaman yang kaget saat mengetahui jenazah yang akan dikuburkannya merupakan jenazah pasien positif covid-19.
Dilansir dari Wartakotalive.com, kejadian tersebut terjadi di Bekasi, Jawa Barat.
Diketahui Pemerintah Kota Bekasi menetapkan TPU Padurenan di Kecamatan Mustikaja sebagai lokasi pemakaman jenazah Covid-19.
Ujang bukan nama sebenarnya, ia meminta namanya tidak disebutkan.
Ia mengaku ketika mendengar kabar itu cukup terkejut dan sempat ragu untuk menjalankan pekerjaannya.
Rasa gelisah pun dirasakannya, tak hanya dirinya juga rekan satu pekerjaan lainnya.
Ujang sempat ingin mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Hal itu dikarenakan khawatir ikut terpapar Covid-19. Apalagi ia tengah memiliki anak balita.
"Istri sempat larang juga, karena kan ngeri ya itu kena Corona. Tapi saya pikir kalau berhenti mau dapat uang dari mana lagi," tutur saat berbincang dengan Wartakota, pada Senin (6/4/2020).
Akhirnya dirinya memutuskan untuk tetap bekerja sebagai petugas makam di TPU Padurenan yang menjadi lokasi untuk pemakaman jenazah Covid-19.
Saat kedatangan jenazah pertama Covid-19, keraguan dan ketakutannya muncul kembali.
Akan tetapi setelah mendengar ucapan motivasi dari pimpinan membuat keraguan dan ketakutan itu sirna.
Kata-kata yang paling diingatnya dari pimpinan ialah 'Ini merupakan tugas mulai, selain tenaga medis, kalian (petugas makam) juga. Insya Allah pekerjaan ini mendapatkan ganjaran pahala besar dari Allah'.
Dirinya ingat betul, jenazah pertama yang dimakamkan ialah seorang dokter.
Liang lahat telah lebih dahulu disiapkan sebelum kedatangan jenazah Covid-19.
Para petugas makam langsung bersiap menggunakan alat pelindung diri (APD) beberapa saat sebelum kedatangan jenazah.
"Saya ingat itu jenazah pertama itu dokter, kita langsung siap-siap pakai APD lakukan pemakaman," tutur Ujang.
Tak sampai satu jam proses pemakaman selesai, hal itu dikarenakan tak banyak prosesi.
Proses pemakaman dilakukan dengan prosedur sesuai anjuran WHO, selain petugas makam menggunakan APD lengkap.
Cairan disinfektan selalu disemprotkan ke area pemakaman baik sebelum maupun sesudah proses pemakaman.
Pihak keluarga juga hanya boleh menyaksikan dari kejauhan berjarak sekitar 5 meter.
Usai pemakaman dokter itu, rasa cemas dan keraguan itu hilang seketika.
Hal itu dikarenakan ia berpandangan dokter saja yang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19 rela mempertaruhkan nyawanya.
Bahkan sampai rela hanya didatangi tiga orang keluarganya saja saat proses pemakaman.
"Itu jadi kekuatan saya buat tetap jalani ini, sekarang saya sama teman-teman sudah biasa dan tidak lagi jadi beban karena sudah tidak cemas lagi," imbuhnya.
Ia juga telah meyakinkan istrinya atas pekerjaan yang berisiko ini.
Dirinya bersyukur istri, keluarga bahkan tetangganya sudah memahami pekerjaannya.
Mereka dijelaskan meski beresiko terpapar Covid-19, akan tetap pekerjaanya dijalankan sesuai SOP yang ketat.
Proses pemakaman juga dilakukan berdasarkan protap dari lembaga kesehatan dunia WHO.
Sebelum itu juga jenazah sudah dilapisi plastik berlapis dan dimasukkan ke dalam peti.
"Kita juga pakai APD saat kuburin jenazah, selalu disemprot disinfektan juga.
"Selesai itu APD dibakar dan kita langsung mandi. Kita juga dikasih vitamin, pokoknya bener-benar diawasi ketat," katanya.
Hingga saat ini telah ada sebanyak 38 jenazah yang dimakamkan sesuai protap Covid-19. Tiap harinya, ada 2-3 jenazah Covid-19 yang dimakamkan.
Dirinya hanya berharap agar jenazah yang dimakamkan tidak terus bertambah dan berharap agar wabah Covid-19 segera berakhir.
"Semoga engga nambah-nambah terus, dam ini (Corona) cepat selesai dan engga ada lagi.
"Saya kasihan, mereka dimakamin cuman dihadiri 2-3 orang kelurganya malah ada yang engga datang sama sekali," tutup dia.
Sebelumnya, pada 30 Maret 2020, Pemerintah Kota Bekasi menetapkan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Padurenan sebagai lokasi pemakaman Covid-19.
Keputusan itu tertuang dalam Surat Edaran No 469 / 2320 / SETDA.TU tertanggal 30 Maret 2020 yang ditandatangi Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.
Kepala UPTD Pemakaman pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi, Yayan Sopian, mengatakan sebanyak 38 warga Kota Bekasi dimakamkan sesuai protap Covid-19 yang sudah dimakamkan TPU Padurenan.
"Ada 38-an per hari ini, itu data yang dimakamkan sesuai standar WHO ya protap Covid-19,"kata Yayan saat dihubungi, pada Selasa (7/4/2020).
Yayan menyebut tiap harinya ada 2 hingga 3 jenazah Covid-19 yang dimakamkan di TPU Padurenan.
Mereka dimakamkan terbagi pada dua blok, untuk yang beragama Islam di blok D1 petak 5 dan Kristen blok B2 petak 1.
"Saya tidak sebut itu positif ya, intinya dimakamkan sesuai protap pemakaman Covid-19. Itu tiap hari ada 2-3 yang dimakamkan," ucap dia.
Tiap harinya, kata Yayan, pihaknya menyiapkan lima lubang untuk pemakaman Covid-19 di TPU Padurenan.
Hal itu dilakukan agar lebih cepat ketika ada warga kasus Covid-19 yang hendak dimakamkan.
"Jadi begitu terisi, digali kembali. Begitu untuk persiapan saja agar tidak kewalahan nantinya," jelas dia.
Yayan menambahkan dalam proses pemakaman para petugas dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD).
Jenazah juga sudah dilakukan pembungkusan dan dimasukkan ke dalan peti sesuai standar WHO.
Sehingga terbilang aman terhadap para petugas tersebut.
"Insya Allah aman, karena kita lengkapi APD dan jalani prosedur sesuai standar WHO.
"APD itu sekali pakai dan wajib bersihkan diri usai proses pemakaman. Petugas pemakaman juga kita berikan vitamin," papar dia.
Sebelumnya diberitakan, kasus Covid-19 di Kota Bekasi terus mengalami peningkatan.
Per harinya rata-rata ada penambahan dua kasus positif Corona.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan bahwa peningkatan kasus Covid-19 cukup tinggi.
Kasus positif Covid-19 dari Minggu (5/4/2020) ada 54 bertambah dua menjadi 56 pada Senin (7/4/2020).
"Kan per 6 jam ini peningkatannya luar biasa. Sekarang ini sudah 700 lebih ODP dan PDP.
"Tadi malam naik lagi yang positif, tapi saya dapat kabar ada 13 yang dinyatakan positif sudah pulang, sembuh," kata Rahmat kepada awak media di Stadion Patriot Candrabaga, pada Senin (6/7/2020).
Sedangkan untuk yang meninggal terkonfirmasi positif Covid-19 ada sebanyak satu orang.
Sementara meninggal karena kasus khusus ada sebanyak 37. Semuanya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Padurenan.
"Semuanya di TPU Padurenan, tidak ada di tempat lain. Fokus di situ.
"Termasuk yang penyakit khusus, mereka kan terduga Covid-19," kata Rahmat.
Oleh karena itu, Rahmat meminta masyarakat mematuhi aturan pemerintah soal pembatasan aktivitas dan menjaga kesehatan.
Pihaknya bersama Polres dan Kodim bakal menindak tegas dengan mengamankan mereka yang masih nongkrong ke sebuah rumah singgah dekat TPU Padurenan.
"Itu penyakit, itu pandemik yang harus kita, tinggal masyarakat mematuhi, memaknai apa yang diimbau, apa yang diarahkan.
"Ya apa yang diminta oleh pemerintah itu harusnya ya diikuti," papar dia. (MAZ)
(Wartakotalive.com/Muhammad Azzam)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul KISAH Petugas Makam Jenazah Covid-19 di TPU Padurenan Bekasi Lawan Rasa Cemas dan Takut