Antisipasi Corona, Ma'ruf Amin Minta Maaf Kalau Tak Bisa Salami Semua Orang

Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta maaf kepada peserta pembukaan Musyawarah Nasional V Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI) di Mataram

Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Wakil Presiden terpilih Maruf Amin di Kantor MUI pusat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2019). 

TRIBUNAMBON.COM - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta maaf kepada peserta pembukaan Musyawarah Nasional V Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI) di Mataram, Lombok Nusa Tenggara Barat, Rabu (11/3/2020).

Permintaan maaf itu terkait ia yang tidak dapat menyalami satu per satu pengurus ADEKSI demi mengantisipasi penyebaran virus corona ( Covid-19).

Ia pun hanya mengatupkan tangan di dada kepada para peserta acara.

Wapres Ma'ruf Amin menyebut salam tersebut adalah 'salaman corona'.

"Saya minta maaf kalau terpaksa salamannya pakai 'salaman corona'," ujar Wapres Ma'ruf Amin, sebagaimana dikutip Antara.

Pernyataan Wapres Ma'ruf Amin langsung disambut tawa riuh dan tepuk tangan peserta acara.

Ia sendiri mengaku agak kurang nyaman dengan salaman seperti itu.

Biasanya, siapapun bisa bersalaman dengan dirinya tanpa dihalang-halangi.

Bahkan, sampai ada yang mencium tangan Ma'ruf yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) nonaktif itu.

"Biasanya banyak yang ketemu saya dan ada yang cium tangan. Kali ini, terpaksa salamannya tidak cium tangan untuk menangkal corona," ujar Wapres.

Salah satu agenda Munas V ADEKSI itu sendiri membahas tentang dukungan DPRD kota terhadap Omnibus Law RUU Cipta Kerja yang dinilai akan menyelesaikan persoalan tumpang tindihnya peraturan di pusat dan daerah.

Selain itu Munas V ADEKSI juga mengagendakan pemilihan pengurus baru periode 2020 2025.

Acara Munas itu diselenggarakan dengan antisipasi penuh atas penyebaran virus corona.

Peserta Munas yang hendak masuk ke dalam ruangan acara harus melalui pemeriksaan suhu tubuh dan mensterilkan tangan lebih dulu.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah yang hadir dalam acara sempat melontarkan kiat warga NTB menangkal penyakit Covid-19.

Warga NTB disebut memperkuat imunitas tubuh dengan mengonsumsi susu kuda liar yang adalah produk khas NTB.

Wapres Ma'ruf Amin pun setuju dengan pernyataan Zulkieflimansyah.

Ia merespons pernyataan itu disertai dengan kelakar.

"Ternyata di sini ada yang bisa menangkal corona, seperti yang ditawarkan Pak Gubernur, yaitu susu kuda liar. Tapi kita juga harus berhati-hati, harus bisa menangkal dampak dari susu kuda liar itu," ujar Wapres Ma'ruf yang disambut tawa peserta acara.

Live Streaming Mata Najwa, Tema: Gara-Gara Corona, Malam Ini Rabu 11 Maret 2020 Pukul 20.00 WIB

Menteri Kesehatan Inggris Tertular Virus Corona, Dinas Kesehatan Lakukan Pelacakan

Pasien Corona Meninggal

Terpisah,  Juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto mengatakan, satu pasien positof virus corona (Covid-19) meninggal dunia.

Pasien tersebut merupakan perempuan berusia 53 tahun Warga Negara Asing (WNA) dengan identitas kasus nomor 25.

"Tadi malam pukul 2 lewat sedikit, pasien dengan identitas nomor 25 meninggal dunia," kata Achmad Yurianto di Kantor Presiden, Kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/3/2020).

Yurianto menjelaskan, pasien nomor kasus 25 ini memang sudah dalam keadaan sakit saat masuk ke rumah sakit.

"Karena memang ada faktor penyakit yang mendahulinya diantaranya diabetes, hipertensi, hiperteroit dan penyakit paru obstruksi menahun. Yang sudah cukup lama diderita," jelas Yurianto.

Ia menyebutkan, pasien nomor kasus 25 meninggal dunia bukan disebabkan karena virus corona.

Namun, virus Covid-19, kata Yurianto, semakin memperburuk kondisi pasien.

"Jadi bukan karena corona penyebab utama, tapi virus corona memperburuk kondisinya," tambahnya.

Ia menambahkan, pasien meninggal tersebut sudah dalam proses pengiriman jenazah menunju negata asalnya.

"Selama perawatan didampingi oleh suaminya,"katanya.

Menurut Yurianto, pasien positif virus corona yakni perempuan (53) Warga Negara Asing (WNA) ini mengalami komplikasi dari penyakit sebelumnya.

"Karena memang ada faktor penyakit yang mendahulinya diantaranya diabetes, hipertensi, hiperteroit dan penyakit paru obstruksi menahun. Yang sudah cukup lama diderita," kata Achmad.

Yuri menambahkan, pasien nomor kasus 25 meninggal dunia bukan disebabkan virus corona (Covid-19).

Namun, virus corona memperburuk kondisi kesehatan pasien sehingga penyakitnya yang sebelumnya ada semakin bereaksi.

"Jadi bukan karena virus corona penyebab utama, tapi virus corona memperburuk kondisinya," jelasnya.

Ia menambahkan, pasien meninggal tersebut sudah dalam proses pengiriman jenazah menunju negara asalnya.

"Selama perawatan didampingi oleh suaminya," tutupnya.

Sumber: Kompas.com/Tribunnews.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved