Viral Seorang Ibu Jambak dan Tampar Penumpang di KRL, Endang Mariani: Ada Banyak Faktor
Aksi seorang perempuan menjambak hingga menampar perempuan lain di gerbong kereta rel listrik (KRL) commuterline, viral di Twitter Minggu (23/2/2020).
Berkaitan dengan kejadian ini, pengamat sosial budaya Endang Mariani angkat bicara.
Dia menyampaikan, dalam analisis Psikologi Sosial dan Budaya, fenomena tersebut dapat dijelaskan dengan teori Frustrasi-Agresi.
Umumnya, orang akan merasa frustrasi ketika tindakan atau keinginannya dicegah atau dihambat atau terhambat.
Ekspresi tindakan bermacam-macam, salah satunya dapat berupa tindakan agresif seperti "penyerangan".
"Konsep Frustrasi-Agresi ini harus dilihat dalam konteks analisis teoretis ya."
"Tidak berarti bahwa si ibu akan mengakui bahwa dia "frustrasi" seperti yang dikenal awam," kata Endang kepada Kompas.com, Senin (24/2/2020).
Doktor Psikologi Sosial lulusan UI itu melihat, ada dua kemungkinan yang tampak dari kejadian tersebut.
Frustrasi bisa bersumber dari faktor eksternal maupun internal yang bersifat personal.
• Diduga Langgar Hak Cipta, Keluarga Gen Halilintar Hadiri Sidang Siang Ini
Faktor eksternal
Pertama yang jelas terlihat adalah dari faktor eksternal (dari luar individu), yaitu saat petugas keamanan menegur ibu itu di depan umum.
Sebaik dan sesopan apapun teguran itu diberikan, si ibu merasa "dipermalukan".
Perasaan dipermalukan itu yang kemudian secara spontan menimbulkan rasa tidak terima, rasa tidak nyaman, dan merasa kepentingannya terganggu.
Kepentingannya terganggu, dalam hal ini adalah menaruh barang bawaan di tempat duduk yang seharusnya berfungsi sebagai tempat untuk duduk, bukan untuk barang.
Seperti kita tahu KRL sudah menyediakan tempat khusus rak untuk barang atau bagasi di bagian atas.
Faktor internal