Virus Corona
Beredar Kabar WNA China Positif Virus Corona Usai dari Bali, Ini Penjelasan Kemenkes
Kemenkes menjelaskan wisatawan asal Tiongkok, Jin yang berkunjung ke Bali 2 Januari lalu diperkirakan terinfeksi virus corona di Shanghai.
TRIBUNAMBON.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan wisatawan asal Tiongkok, Jin yang berkunjung ke Bali 2 Januari lalu diperkirakan terinfeksi virus corona di Shanghai, bukan di Bali.
Kemenkes telah mengkonfirmasi dua maskapai yakni Garuda dan Lion Air yang ditumpangi Jin.
Jin diperkirakan terjangkit virus corona saat pulang ke negaranya di Shanghai pada 28 Januari.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah kanal YouTube KompasTV, Kamis (14/2/2020).
Hal ini menindaklanjuti keterangan pusat pengendalian dan pencegahan penyakit CDC kota Hua-inan yang menyebut Jin terinfeksi virus corona sepulangnya dari Bali.
Sesditjen P2P Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto menyampaikan pihaknya sudah menindaklanjuti informasi ini dengan mengkonfirmasi maskapai penerbangan tersebut.
• Update: Korban Meninggal Akibat Virus Corona pada Jumat Pagi Capai 1.371 Orang, 60.404 Terinfeksi
“Kita mencoba melihat perhitungan waktu, kalau seandainya tanggal 5 Februari (WN China) confirm positif corona artinya dia melewati masa inkubasi."
"Kami melihat data dari China menjadi positif itu ternyata di hari ke-10," papar Yurianto.
"Artinya kalau kita hitung mundur dari tanggal 5 mundur 10 hari itu ketemunya sekitar tgl 27 atau 28,” jelasnya.
Sementara itu, Yurianto menjelaskan pada 27 Januari WN China tersebut berada di Indonesia.
Ia menyebut pihaknya mencoba melakukan kajian analisis data di Bali melalui spesimen.
Sehingga, pada 27 Januari ada 14 spesimen pemeriksaan virus dari Bali dimana 14 spesimen itu dari dua orang WNI dan 12 orang bukan WNI dan seluruhnya hasil negatif.
Bantah Hasil Peneliti Harvard Soal Virus Corona di Indonesia
Sebelumnya, Peneliti Harvard University Amerika Serikat sempat memberikan pernyataan yang menduga sebenarnya virus corona telah mewabah di Indonesia, tetapi tak terdeteksi.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menanggapi pernyataan peneliti Harvard tersebut.