Wisatawan Korea Selatan Kejang-kejang di Bandara Ngurah Rai, Orang di Sekitar Khawatir Corona
Beredar video seorang WNA terjatuh dan terlihat seperti kejang-kejang di area publik terminal kedatangan internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
TRIBUNAMBON.COM - Beredar sebuah video seorang WNA terjatuh dan terlihat seperti kejang-kejang di area publik terminal kedatangan internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
Pada video itu ditulis “Seorang wisatawan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tiba-tiba jatuh pingsan, Selasa (11/2/2020) malam. Kondisi wisatawan tersebut membuat orang disekitarnya merasa was-was karena takut wisatawan tersebut virus corona.”
Dikonfirmasi Communication and Legal Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Arie Ahsanurrohim, Rabu (12/2/2020) membenarkan perihal kejadian tersebut.
• Waspada Virus Corona, Warga Singapura Pakai Kondom untuk Lindungi Jari saat Pencet Tombol Lift
• Update: Korban Meninggal Akibat Virus Corona pada Kamis Pagi Capai 1.362 Orang, 60.060 Terinfeksi
Ia menambahkan kejadiannya terjadi di publik area kedatangan Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
“Kejadiannya begitu cepat dan yang bersangkutan yang merupakan WN Korea Selatan sudah ditangani oleh salah satu provider travel services di Bali dan langsung di bawa ke RS Siloam,” ungkap Arie.
WHO Khawatirkan Kondisi Indonesia yang Masih Nihil Wabah Virus Corona
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut segera menyiapkan penyesuaian terhadap kebijakan penurunan stunting.
Penyesuaian dilakukan, kata Muhadjir, karena anggaran yang digunakan pemerintah untuk menekan angka stunting dan kemiskinan dianggap belum maksimal serta cenderung tidak tepat sasaran.
"Kesimpulannya kita harus melakukan evaluasi secara menyeluruh, lalu membuat policy adjustment. Jadi penyusunan kebijakan terhadap berbagai masalah itu, termasuk belum terlalu tepat sasarannya target yang menjadi arah dari penanganan masalah penanggulangan kemiskinan dan stunting itu," tutur Menko Muhadjir di Gedung Grand Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Muhadjir menambahkan permasalahan data masih menjadi sebab belum tepat sasarannya anggaran yang disiapkan pemerintah.
• WHO Telah Resmikan Nama Virus Corona Wuhan Menjadi COVID-19
• Update: Korban Meninggal Akibat Virus Corona pada Rabu Pagi Capai 1.112 Orang, 44.789 Terinfeksi
Maka itu, pemerintah menyepakati untuk segera mempercepat pembangunan satu data Indonesia sesuai dengan Perpres No 39 tahun 2019.
"Leading sektor adalah bapak Kepala Bappenas. Ini nanti adalah satu data Indonesia itu terutama data kemiskinan, stunting itu bisa jadi satu, maka kita akan bisa menyelesaikan masalah lebih sistemik, targetnya juga lebih terukur dan seterusnya," ucap Muhadjir.
Sistem data tunggal, ditambahkan Muhadjir, diperbaharui secara berkala oleh kementerian lembaga terkait, sehingga tak ada lagi tumpang tindih data baik soal kemiskinan maupun stunting, serta penanganannya dapat lebih tepat sasaran.
"Pemutakhiran data tetap dari BPS, kemudian data kemiskinan kan di Kemensos, sehingga nanti Kemensoslah yang harus selalu mengupdate, memutakhirkan data, dan itu memang harus terus menerus," ungkap Muhadjir.
Sifat data dari Badan Pusat Statistik (BPS), dikatakan Muhadjir generik dan itu musti dibreakdown menjadi lebih detail.