Kecelakaan Bus Sriwijaya
Fakta Kecelakaan Bus Sriwijaya Terjun ke Jurang, Sopir Bus Sempat Bersitegang dengan Pengendara Lain
Bus Sriwijaya tujuan Bengkulu-Palembang mengalami kecelakaan terjun ke jurang di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kota Pagaralam
Penulis: sinatrya tyas puspita | Editor: Fitriana Andriyani
TRIBUNNEWS.COM - Bus Sriwijaya tujuan Bengkulu-Palembang mengalami kecelakaan terjun ke jurang di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Selasa (24/12/2019).
Sebanyak 26 dilaporkan meninggal dunia, sementara 13 orang dilaporkan mengalami luka-luka.
"Dari informasi yang kami dapatkan, korban selamat sebanyak 13 orang, sementara yang tewas 26 orang," kata Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Kota Pagaralam, Erwin di layar kaca TVOne.
Berikut Fakta kecelakaan Bus Sriwijaya yang masuk ke jurang, Tribunnews.com himpun dari beberapa sumber.
1. Banyak Penumpang yang Tidur
Kecelakaan tersebut terjadi saat malam hari sekitar pukul 00.30 WIB ketika penumpang banyak yang sedang tertidur.
Pihak kepolisian menjelasakan, dari beberapa korban selamat yang dimintai keterangan, mengaku tidak begitu mengetahui kronologi kecelakaan tersebut.
"Sayangnya beberapa penumpang yang saya tanyai, rata-rata mereka tertidur," terang Dolly, saat berbicara di Kompas Tv.
Dolly menjelaskan, penumpang bus tersebut awalnya sebanyak 27 orang, namun ditengah jalan diduga bus mengangkut penumpang lain hingga berjumlah 37 penumpang.
Bus Sriwijaya bernopol BD 6031AU dari Bengkulu menuju Palembang diperkirakan berangkat sekira pukul 16.00 WIB dan sampai di Pagaralam sekira pukul 23.15 WIB.
2. Jalur Ekstrem
Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Kota Pagaralam, Erwin saat berbicara di Tv One mengatakan jalan dari Bengkulu ke Pagaralam memang berliku.
"Memang jalan dari Bengkulu ke Pagaralam berliku-liku," katanya.
Erwin juga menjelaskan, lokasi kejadian memang terjal dan curam dengan tikungan tajam.
Namun demikian, pihaknya menyebut telah memasang rambu-rambu di sekitar lokasi termasuk lampu jalan.
"Untuk rambu-rambu sekitar lokasi, kami sudah lengkapi termasuk tikungan, lampu jalan," ungkapnya.
Meski telah dipasangi rambu lalu lintas, namun diakui Erwin lokasi tersebut memang rawan kecelakaan.
"Sebenarnya pembatas jalan cukup tinggi, sekitar 1 meter. Mungkin karena beban yang berat sehingga bus masuk ke jurang," jelasnya.
3. Evakuasi
Hingga Selasa siang, proses evakuasi kecelakaan terus berlanjut.
Badan bus tersebut terbalik dan setengahnya berada di aliran sungai Lematang.
Arus sungai tersebut cukup deras dan memiliki ketinggian air sekitar pinggang orang dewasa.
"Kalau arus memang agak cukup deras dan kedalaman sepinggang orang dewasa, ini masih bisa kita lewati dengan menggunakan tali," terang Kapolres Pagaralam.
Adapun ketinggian jurang tersebut kurang lebih mencapai sekitar 80 meter.
Medan yang curam membuat petugas kesulitan untuk mengangkat korban dari dasar jurang.
• Pengakuan Penumpang Selamat Kecelakaan Bus Sriwijaya Masuk Jurang: Kami Berpegangan dengan Batang
4. Insiden sebelum Kecelakaan
Dilansir Sripoku.com, Hasana, penumpang yang selamat dari kecelakaan tersebut menjelaskan Bus yang ia tumpangi sempat mengalami beberapa kejadian sebelum kecelakaan.
Bus Sriwijaya tersebut sempat ditabrak oleh sebuah minibus dan menyebabkan sopir Bus Sriwijaya dan minibus bersitegang.
Namun akhirnya keduanya berdamai sebelum akhirnya penumpang diturunkan di sebuah rumah makan.
"Di ujung Pendopo (Kabupaten Empat Lawang), bus kami masuk siring (selokan) dan hampir terbalik. Kami turun semua," katanya saat ditemui RSUD Besemah Pagaralam.
Tak hanya itu, bus yang ia tumpangi sempat masuk ke selokan dan hampir terbalik.

Namun akhirnya bus tersebut ditolong oleh pengendara lain yang lewat hingga akhirnya kembali melakukan perjalanan.
Namun saat kembali melakukan perjalanan tersebut, ia tahu-tahu sudah ada di dalam air.
"Dia ngebut dan tiba-tiba nabrak kencang. Tahu-tahu kami sudah sudah ada di dalam air," ungkapnya.
• Detik-detik Bus Trans Jogja Tabrak Motor, Lihat reaksi Sopir, Ibu Gendong Anak, dan Penumpang Panik
5. Identitas Penumpang Selamat
Terdapat 13 orang selamat dari kecelakaan tersebut, adapun identitasnya seperti dilaporkan Sripoku.com yakni sebagai berikut.
1). Nama Basarudin, 43 tahun, Dagang, Ds. Semarang Kec. Tanjung Serut Kota Bengkulu.
2). Nama Hepriadi, 31 tahun, Kuli Bangunan, alamat Ds. Salak Tiga Kec. Panorama Kota Bengkulu.
3). Nama Hasanah, 52 tahun, IRT, Ds. Tanjung Suko Kec. Indralaya Kab. OI.
4). Nama Sukiyem, 43 Tahun, Tani, Ds. Lubuk Selandak Kec. Terambang Jaya Kota Prabumulih.
5). Nama Aisyah Awaliah Putri, 9 Tahun, Pelajar, Jl. Salak Kota Bengkulu.
6). Nama Ariri, 14 Tahun, Pelajar, Ds. Perajin Kab. Banyuasin.
7). Nama Lukman, 43 Tahun, Swasta, Jl. Budi Utomo Kel. Sungai Hitam Kec. Muara Bangka Hulu Kota Bengkulu.
8). Nama Aldi, 18 Tahun, Pelajar, Ds. Jejawi Kab. OKI.
9). Nama Riduan, 44 tahun, Tukang Jahit, Ds. Kinono Sari Kel. Banjar Sari Kab. Enggano Bengkulu Utara.
10). Nama Darusalam, 35 Tahun, Pandai Besi, Ds. Sakatiga Kab. OI.
11). Nama Riki, 25 Tahun, Ds. Kemang Kec. Tebing Tinggi Kab. Empat Lawang.
12). Nama Haris Krisyanto, 19 tahun, TOT, Ds. Alas Bangun Kec. Pinang Raya Bengkulu Utara.
13). Nama Khadijah, 68 tahun, IRT, Perumnas Baru Blok A2 Kab. Bengkulu
• Janda Muda Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Kebun Jagung, Dikenal Pemandu Lagu
6. Diduga Rem Blong
Melansir Sripoku.com, dugaan sementara kecelakaan ini disebabkan Bus Sriwijaya yang banyak penumpang tersebut mengalami rem blong.
"Dugaan sementara bus ini Remnya Blong sehingga menyebabkan kecelakaan," kata Kasat Lantas Iptu Rizky Mozam.
Ia mengatakan, sebelum jatuh ke jurang bus ini terlebih dahulu menabrak tembok penahan Liku Lematang dan jatuh ke bawah aliran Sungai Lematang dengan ketinggian kurang lebih 80 meter.
Iptu Rizky menyampaikan, evakuasi bus sulit dilakukan karena separuh bus masuk ke dalam sungai.
"Evakuasi sedikit sulit karena separuh badan bus berada dalam aliran sungai. Jadi petugas harus menyelam untuk bisa mengambil korban," jelasnya.

7. Respon Menteri Perhubungan
Tanggapi kecelakaan Bus Sriwijaya yang terjun ke jurang, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi ingatkan pentingnya keamanan dalam berkendara.
Menhub Budi Karya Sumadi turut berduka cita atas peristiwa kecelakaan yang melibatkan bus Sriwijaya yang menewaskan kurang lebih 26 penumpang tersebut.
"Saya prihatin tentang kejadian itu dan turut berbelasungkawa atas kejadian itu," tutur Budi karya, dilansir pemberitaan KompasTV.
Menurutnya, aspek keselamatan harus menjadi prioritas utama bagi masyarakat ketika memilih bus.
"Ya inilah pentingnya yang namanya safety. Kalau safety kita abaikan itu yang terjadi," ujar Budi Karya.
Menhub mengatakan kecelakaan tersebut menjadi catatan penting bagi pihak operator bus serta pengemudi agar tetap berhati-hati dan mengutamakan keselamatan.
"Tapi ini justru menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat, khususnya operator dan pengemudi untuk berhati-hati,"tuturnya.
Budi menyebut saat ini banyak operator bus yang ingin dapat penumpang yang banyak dengan waktu cepat, namun kurang mempertimbangkan aspek keselamatan.
"Karena pada masa sekarang ini ada yang pengen penumpangnya banyak, waktunya cepat, tetepi semua itu tidak concern dengan safety," tuturnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan bus-bus yang layak jalan dan telah melalui pengecekan.
"Nah oleh karenanya sebelum saya mengevaluasi bus itu seperti apa dan pengemudi bus itu seperti apa, gunakan bis-bis yang sudah direm cek dan layak jalan," jelasnya.
Budi juga meminta kepada pengelola terminal, agar melakukan pengecekan kesehatan sopir seperti tekanan darah hingga kadar gula darah.
"Dan saya minta di terminal-terminal itu, seperti kami lakukan di Kampung Rambutan, itu sopirnya itu diperiksa, darah tingginya diperiksa, gulanay diperiksa, minum alkohol apa tidak" tambahnya.
Namun demikian, peristiwa kecelakaan tersebut telah terjadi, dan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan polisi untuk mencari tahu peneyebab kecelakaan tersebut.
"Tapi ini sudah terjadi, tentunya kami bersama kepolisian akan mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi, apakah ini kesalahan manusia, atau kesalahan yang lain," ucap Menhub.
(TribunAmbon.com/Sinatrya(Tribunnews.com/Tio) (SriwijayaPost.com/Rizka Pratiwi/Welly)