Awkarin Disindir Budiman Sudjatmiko Berbuat Baik Demi Sensasi, Dian Sastro: Ayo Terus Kita Berjuang
Aktris Dian Sastrowardoyo memberi semangat kepada selebgram Karin Novilda alias Awkarin untuk terus melakukan aksi kemanusiaan.
Selain itu, setelah demo selesai Awkarin bersama dengan timnya membuat gerakan melalui twitter untuk membersihkan sampah yang berserakan di tempat demo.
Yang terbaru adalah Awkarin terlihat datang langsung ke Kalimantan untuk membantu korban asap.
Di Kalimantan Awkarin turun langsung memadamkan asap yang masih menjalar di hutan Kalimantan.
Selain itu, dirinya juga datang membawa donasi yang telah dikumpulkan bersama timnya lebih dari Rp 200 juta.

Namun, ternyata kegiatan Awkarin tersebut disebut seorang politikus sebagai kegiatan mencari sensasi belaka.
Budi Sudjatmiko melalui twitternya menyebut tentang kebaikan Awkarin dan membandingkannya dengan Tri Mumpuni.
"2 contoh kebaikan oleh 2 perempuan: 1. Awkarin & 2. Tri Mumpuni.. Yg pertama basisnya sensasi, yg ke 2 esensi," tulis Budiman Sudjatmiko dikutip TribunnewsWiki dari akun twitter @budimandjatmiko, pada Senin (14/10/2019).
Budiman Sudjatmiko menyebut bahwa kebaikan memang perlu sensasional namun lebih penting lagi harus esensial.
"Kebaikan harus sensasional tp yg lebih penting juga esensial. Tak cukup salah 1. Budaya kita lebih suka yg pertama, meski tubuh kita butuh yg ke 2..," lanjutnya.

Tri Mumpuni sendiri merupakan seorang perempuan asal Semarang, Jawa Tengah yang mampu memberdayakan listrik lebih dari 60 lokasi terpencil di Indonesia.
Tri Mumpuni pun diganjar penghargaan Ashden Awards 2012.
Budi Sudjatmiko membandingkannya dengan yang dilakukan oleh Awkarin sekarang ini yang lebih digembor-gemborkan di media sosial.
Budi Sudjatmiko kemudian menjelaskan tentang konsep kebaikan esensial yang dimaksud olehnya itu.
"Yg esensial mengubah nasib banyak orang dgn mendalam tp jumlah yg terdampak lebih sedikit drpd dampak tindakan kebaikan sensasional. Kebaikan sensasional menginspirasi jauh lebih banyak orang tp dangkal dampaknya," tulisnya lagi.
Budiman Sudjatmiko menyebut bahwa kebaikan yang sensansional semata itu seperti air menggenang dan dangkal.
"Yg esensial itu sumur, ia dalam tp tak lebar. Yg sensasional itu air menggenang, ia lebar tp dangkal. Cuma samudera yg esensial & sensasional. Ia kekal & dikenal karena dalam & sekaligus lebar. Peradaban manusia harus diarahkan ke keseimbangan ini agar adil," imbuhnya.