Terkini Soal Rusuh Papua: Keprihatinan Ma'ruf Amin, Suryantara Pelaku Baru
Berita terkini soal rusuh Papua: keprihatinan Ma'ruf Amin, Suryantara disebut sebagai pelaku baru
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha | Editor: Fitriana Andriyani
TRIBUNAMBON.COM - Kabar rusuh di Papua masih menjadi perbincangan hangat publik.
Kendati kerusuhan yang terjadi di sejumlah daerah di Papua berangsur meredam, berbagai pihak mencuat memberikan tanggapan.
Seperti halnya yang diungkapkan Wakil Presiden terpilih 2019-2024, KH Ma'ruf Amin yang mengaku prihatin.
• Acara TV Hari Ini Jumat 9 September 2019, Ini Baru Empat Mata di Trans 7 dan Kick Andy di Metro TV
Hingga sosok baru yang juga disebut sebagai pelaku kerusuhan.
Inilah fakta-fakta baru rusuh di Papua yang dirangkum TribunAmbon.com dari berbagai sumber.
Ma'ruf Amin Prihatin

Dikutip dari Tribunnews.com, Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin menerima dengan tangan terbuka perwakilan tokoh agama dan pendeta dari Papua dan Papua Barat, Kamis (5/9/2019) di Kediaman Ma'ruf amin, Jl Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat.
Rombongan pendeta yang diterima yakni Pendeta Richard Tonjau, Pendeta Julkifli, Pendeta Wimpi Ambiri, Pendeta Fransiskus Warbal, Pendeta Kaim Imbiri, dan Pendeta Salmon Reba.
Sementara itu, pengurus Gerakan Nasionalis Religius (Genius) yang mendampingi yakni Bobby S Hendrawan, Euis Setiasih, Dano Jamaludin dan Pendeta Agustinus Bongga.
"Tadi ketemu pendeta-pendeta dari Papua dan Papua Barat diantar oleh Genius. Mereka menyampaikan keprihatinan terutama peristiwa yang di Papua," ucap Ma'ruf Amin usai pertemuan.
"Beliau semua menginginkan agar pertemuan tokoh-tokoh agama, para agamawan mengambil peran dalam rangka menjaga keutuhan kembali di Papua," ujar Ma'ruf Amin lagi.
Dia melanjutkan Indonesia bukan hanya terdiri dari Jawa tapi juga Papua, Sumatera dan lainnya. Sehingga Ma'ruf Amin berpesan agar seluruh elemen bangsa saling mencintai dan menyayangi tanpa merendahkan satu sama lain dan tidak ada diskriminasi.
Menurutnya, peristiwa di Papua merupakan suatu keprihatinan. Atas dasar itu, perlu ketegasan bersama untuk menjaga dan melakukan upaya memperkokoh persatuan.
"Harus dilakukan upaya pendekatan yang lebih soft, lebih bersifat budaya dengan masyarakat Papua. Tentu kami juga melakukan upaya konsolidasi secara bersama," tambahnya.
Bantuan Datang
• Akui Pernyataan Perang Hanya Main-main, Murad Ismail: Kita Orang Maluku Tidak Benci Ibu Susi