Bukti Serda Rikson Gugur Jaga Gudang Senjata Rusuh di Papua, Perusuh Incar Senjata dan Aparat Lagi?

Berita terkini rusuh Papua kembali terjadi hari ini Kamis (29/8/2019), apakah warga Papua incar senjata? bukti Serda Ricson tewas jaga kendaraan ini.

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha | Editor: Fitriana Andriyani
FACEBOOK.COM/TWITTER @Puspen_TNI
Sosok Serda Rikson, Anggota TNI yang Gugur dalam Bentrok di Deiyai Papua 

Belakangan, polisi kemudian menegaskan bahwa warga sipil yang menjadi korban meninggal dunia sebanyak dua orang.

Satu korban meninggal karena luka tembak, sementara seorang lainnya terkena anak panah.

"Satu orang massa kena tembakan di kaki dan meninggal dunia di RS Enarotali. Satu orang massa meninggal dunia kena panah di perut di halaman Kantor Bupati Deiyai," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo melalui keterangan tertulis, Rabu, (28/8/2019).

Jokowi Pilih Kaltim Ibu Kota Baru karena Ada Lahan Prabowo? Rumor Deal Politik dan Kongkalikong

Awal Arzum Bali dan Bambang, Wanita Mancung Austria Ngebet Nikahi Sang Petugas PPSU Pondok Labu

2. Enam aparat TNI-Polri ikut menjadi korban

Sosok Serda Rikson, Anggota TNI yang Gugur dalam Bentrok di Deiyai Papua
Sosok Serda Rikson, Anggota TNI yang Gugur dalam Bentrok di Deiyai Papua (FACEBOOK.COM/TWITTER @Puspen_TNI)

Tak hanya warga sipil, aparat TNI-Polri turut menjadi korban.

Tercatat sebanyak 2 anggota TNI dan 4 personel Polri ikut terdampak.

Dedi mengungkapkan, satu di antara personel TNI tersebut, yang bernama Serda Rikson, meninggal dunia.

Kemudian, lima anggota lainnya mengalami luka akibat terkena anak panah.

"1 personel TNI meninggal dunia, 1 personel TNI terkena panah, 1 personel Brimob kena panah, 3 personel Samapta Polres Paniai kena panah," tutur Dedi.

Selanjutnya, jenazah Serda Rikson segera dievakuasi ke Nabire melalui jalur darat.

Seluruh korban sudah dilarikan ke Rumah Sakit Enarotali untuk mendapat perawatan.

3. Diduga rampas senjata api milik TNI

Senjata Api Jenis SS1 V2
Senjata Api Jenis SS1 V2 (Pindad.com)

Menurut keterangan polisi, massa yang menyerang juga melakukan penembakan ke arah aparat.

Kapolda Papua Irjen Pol Rudolph A. Rodja mengungkapkan, massa telah merampas senjata api milik TNI dalam aksi itu.

"Massa merampas sekitar 10 pucuk senpi sambil melakukan penembakan ke arah petugas TNI dan Polri yang sedang melakukan pengamanan unjuk rasa yang pada awalnya damai," kata Rudolph.

4. Penyerang diduga KKB

Polisi, kata Dedi, menduga bahwa pihak yang tiba-tiba menyusup merupakan kelompok kriminal bersenjata (KKB).

"Penyerangnya diduga terindikasi kelompok KKB," ungkap Dedi.

5. Situasi sudah kondusif

Hingga Rabu malam waktu setempat, polisi mengatakan bahwa situasi sudah kondusif.

Namun, aparat TNI-Polri bersama pemda terkait terus berkomunikasi dengan masyarakat setempat agar kejadian anarkis tidak terulang kembali.

"Saat ini situasi di Kabupaten Deiyai sudah aman dan kondusif, Bupati dan Forkopimda Deiyai, sedang melaksanakan rapat untuk mengimbau massa agar tidak melakukan aksi anarkis pasca unjuk rasa," kata Dedi.

6. Tanggapan Staf Kepresidenan

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Seno Tri Sulistiyono/Tribunnews.com)

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, menyebut ada dua kelompok yang menjadi provokator kerusuhan di Papua, termasuk di Deiyai.

Moeldoko mengatakan, dua kelompok tersebut sengaja memprovokasi warga Papua agar TNI dan Polri terpancing.

Hal ini disampaikan oleh Moeldoko saat ditemui Tribunnews di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (28/8/2019).

Menurut Moeldoko, provokator masuk saat massa menggelar demonstrasi di Deiyai Rabu silam.

"Ya memang ada (provokator). Jadi sering saya katakan memang poros gerakan politiknya sedang masif, sekarang betul-betul sedang masif," ujar mantan Panglima TNI tersebut di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.

Moeldoko menjelaskan, terjadinya gejolak di Papua yang berlangsung hingga saat ini tidak terlepas dari peran dua kelompok di Papua.

Dua kelompok tersebut yaitu poros politik dan poros bersenjata yang melakukan pergerakan.

Kepala Staf Kepresidenan itu menganggap, dua kelompok itu sekarang sudah sulit menghasut masyarakat Papua setelah pemerintah membangun berbagai infrastrutur.

"Pembangunan yang masif di Papua itu maka kecemasan yang dihadapi oleh mereka (dua poros) adalah dia tidak bisa lagi membohongi rakyat," ujar Moeldoko.

"Dia tidak bisa lagi membohongi dunia luar bahwa Papua itu begini, begini," lanjutnya.

POPULER Paman Gergaji Kepala dan Tangan Keponakan yang Tertidur Pulas, Saksi Mata Lari Terbirit

Ramalan Zodiak Hari Ini Kamis 29 Agustus 2019, Harinya Leo, Kepekaan Cinta Taurus

Dia menambahkan, penanganan aparat kepolisian dan TNI akan dilakukan secara terukur dan tidak secara emosional.

Hal ini akan menghindari munculnya tindakan atau perilaku yang tidak terkontrol.

"Karena kalau kita ikut larut dalam emosi, maka langkah tindakan menjadi tidak terkontrol," terang Moeldoko.

Moeldoko menyebut, warga Papua sengaja diprovokasi agar TNI dan Polri terpancing.

"Memang sengaja diprovokasi untuk itu, tujuannya apa, agar kami melakukan tindakan," kata Moeldoko.

"Apalagi angkatan bersenjata seperti TNI atau Polri itu sangat diharapkan. Ada korban baru digulirkan," imbuhnya.

(TribunAmbon.com/Chrysnha)(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Kompas.com)

Sumber: Tribun Ambon
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Mengendalikan Harga Daging Ayam

 

Harumnya Hilirisasi Kemenyan

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved