Kabar Pembantaian KM Mina Sejati: 21 Masih Hilang, Diterjang Ombak 4 Meter, hingga Identitas

Kabar terkini tentang 21 korban pembantaian KM Mina Sejati, mnasih hilang misterius hingga diterpa ombak 4 meter

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha | Editor: Fitriana Andriyani
Kompas.com/Rahmat Rahman Patty
Kabar terkini tentang 21 korban pembantaian KM Mina Sejati, mnasih hilang misterius hingga diterpa ombak 4 meter 

Kapolres Kepulauan Aru AKBP Adolof Bormasa mengatakan, pesawat yang dikirim KKP untuk membantu operasi pencarian ABK KM Mina Sejati itu rencananya akan tiba di Tual hari ini, Rabu (28/8/2019).

“Saat ini kita lagi menunggu pesawat yang dikirim dari Kementrian Kelautan dan Perikanan, dari Ibu Susi. Hari ini sudah tiba di Tual,” kata Adolof saat dikonfirmasi Kompas.com via telepon selulernya, Rabu.

Adolof mengatakan, setibanya hari ini pesawat tersebut selanjutnya akan mulai bergerak untuk membantu proses pencarian lewat udara pada Kamis besok.

Menurutnya, pesawat itu akan mengangkut tim gabungan dalam misi pencarian lewat pemantauan udara.

“Besok, pukul 11.00 WIT pesawat sudah bergerak menyisir lokasi penacarian dari udara. Jadi besok itu semua tim SAR gabungan akan ikut,” katanya.

Dia menambahkan, operasi pencarian dengan pesawat melalui pantauan udara akan sangat efektif untuk membantu proses pencarian para korban.

“Pencarian dengan pesawat lewat pantauan udara tentu akan lebih baik dan sangat maksimal, sehingga kita harapkan upaya ini akan membuahkan hasil,” katanya.

Pengakuan Korban Selamat

Salah seorang anak buah kapal (ABK) KM Mina sejati yang selamat dari pembantaian mengisahkan perjuangannya untuk tetap hidup.

Slamet alias Pak De (55) tetap memilih melompat ke laut meski dicegat oleh Ferry Dwi Lesmana, salah satu pelaku pembantaian di atas KM Mina Sejati.

Kapolres Kepulauan Aru AKBP Adolof Bormasa kepada Kompas.com, Senin (26/8/2019), mengatakan Slamet tetap memilih terjun ke laut karena dia ingin tetap hidup dan menemui anak dan cucu-cucunya.

“Saya ingin tetap hidup, ada banyak anak dan cucu-cucu saya dan saya ingin menemui mereka,” kata Adolof meniru ucapan Slamet saat dicegar Ferry,

Adolof mengungkapkan, saat itu Ferry sempat menanyakan alasan mengapa Slamet  yang terakhir kali terjun ke laut itu memilih untuk tetap mengikuti 12 ABK lainnya yang sudah terlebih dahulu melompat ke laut.

Menurut Adolof karena tidak mampu mencegah Slamet, Ferry akhirnya memberikan pelampung dan juga sejumlah uang kepada ABK tersebut sebelum akhirnya dia menceburkan diri ke laut.

“Setelah menariknya, Ferry mengatakan ke Slamet, 'Kamu mau turun? Kamu punya bekal apa?, kamu punya uang? Lalu dijawab Slamet tidak punya tapi saya lompat saja tidak apa-apa siapa tahu ada yang lewat dan bisa membantu saya,” ungkap Adolof meniru percakapan Slamet dan Ferry.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved